Kisah Rio

329 7 16
                                    

Rio hanya duduk memandangi buku diari milik mantannya. Beberapa bulan yang lalu ia memutuskan wanita yang ia cintai. Tidak ada keberanian Rio untuk membaca diari itu, ia takut membuka lukanya dan membuat ia tambah menyesal telah mensia-siakan Kesya. Rio memutuskan Kesya hanya masalah sepele, Kesya menghilangkan kucing kesayangannya. Kalau dipikir menggunakan akal sehat, alasan itu sangat tidak masuk akal, tapi sayangnya bagi Rio ketika itu masuk akalnya dan membuat ia frustasi sekarang.

Seminggu lalu Rio baru menyadari keputusan ia untuk mengakhiri hubungan dengan Kesya, dengan alasan tersebut tidak dimasuk akal dan ia masih tahu dan merasakan cintanya pada Kesya lebih besar dibandingkan kepada seekor kucing.

Rio pergi ke rumah Kesya meminta balikkan dan mengakui keputusannya hanya karena terbawa emosi ketika itu. Entah, Kesya akan menerimanya kembali atau mencampakkan ia. Rio menatap dirinya di cermin yang menampilkan wajahnya yang tampan dibalut kemeja dan diraihnya kotak berwarna merah. Senyum terukir di wajah Rio ketika membuka kotak perhiasan di tangannya. Sebelum ia keluar kamar, Rio menyemprotan parfum pemberian Kesya, saat ulang tahunnya. Kesya pernah bilang padanya, "Sayang, kadar ganteng kamu makin bertambah kalau pakai parfum ini, dipakai terus ya..." ujar Kesya tersenyum ketika kencan kala itu.

"Iya, Kesya sayang kamu benar, aku akan tambah ganteng dengan parfum pemberianmu." gumam Rio dalam hati. Apa senyum itu bisa menjadi milik Rio lagi. Rio berharap ia bisa kembali mendapatkan senyuman itu.

Mobil Rio bermanuver di jalanan ibu kota, suara dari radio mobil, bersendung lagu yang disukai oleh Rio dan Kesya. Rio sesekali memandangi kotak cincin yang ia letakkan di atas dasbor mobil, rasa deg-degan itulah yang dirasa Rio saat ini. Banyak skenario yang muncul di kepala Rio, itu membuat Rio semakin rumit dan takut akan ditolak meski ia telah siap dengan keputusan terburuk yang akan terjadi tapi tetap saja ia merasakan perih jika memikirkan kemungkinan tersebut. Ponsel Rio bergetar, lalu ia melihat Resya calling di layar ponselnya. Rio menepikan mobilnya sebelum menerima telepon dari kembaran Kesya.

"Iya, halo Res, kenapa?" tanya Rio langsung setelah menekan warna hijau di ponselnya. Tapi Resya yang menelepon tidak merespon. Rio hanya bisa mendengarkan isak tangis.

"Res, lu tenang. Cerita ke gue ada apa? Kalau lu nangis gue gak tahu harus gimana? Lu di mana?" ujar Rio menenangkan.

Hubungan Rio dan Resya sangat dekat, ya secara Resya kembaran mantannya. Setelah sedikit tenang Resya, akhirnya bisa berkata, "Rio... Kesya..." masih menangis, Resya tidak sanggup mengatakannya, "Kesya... sudah gak ada" ujar Kesya dan tangisnya kembali pecah.

"Lu dimana?" tanya Rio tidak sabaran, ia tidak mungkin berbicara di ponsel dan ia juga tidak mengerti maksud dari Resya. Kesya tidak untuk Rio lagi atau apa?

"Di Rumah Sakir Perlita." kata Resya. Rio masih membeku ketika mendengar kalau Resya di rumah sakit. Itu menandakan hubungan yang dikatakan Resya sebelumnya. Tidak ada skenario ini tadi yang ia pikir, ini bukan kemungkin terburuk, ini musibah. Dengan menekan pedal, Rio mengendarai mobilnya menuju rumah sakit bersusah payah ketika air matanya menghalangi penglihatannya. Beruntung ia bisa selamat sampai di tempat tujuan.

***

Pergi meninggalkan untuk kembali lagi, tapi Kesya pergi dan tidak pernah kembali lagi. Tidak ada lagi senyuman hangat, tawa renyah dan tatapan indah mata Kesya. Setelah pertengkaran hebat dengan adik kembarnya, Kesya pergi meninggalkan Resya di apartemennya. Tiga puluh menit kemudian Resya mendapat telepon dari Polisi. Polisi memberi tahu mobil yang digunakan oleh Kesya mengalami kecelakaan tunggal.

Tiga bulan yang lalu Kesya meminta menjaga kucing Rio dan juga memohon agar tidak memberi tahu Rio. Resya menerima saja karena sementara dan Kesya memberi tahu kalau ini semua hanya untuk kejutan buat Rio. Tapi tiga bulan bukan waktu sebentar untuk menitip seekor kucing, bukan Resya tidak ingin memelihara kucing atau mahal membayar makanan kucingnya. Makanan kucing tidaklah membuat ia bangkrut. Resya juga seeorang penyayang kucing walau ia tidak sefanatik Rio. Resya meminta Kesya ke apartemennya untuk mengambil kunci Rio dan menjelaskan semuanya, Resya tahu kalau Kesya putus, dari teman sekantornya yang merupakan teman SMA Rio.

Antologi KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang