Pemberi Luka (2)

143 2 5
                                    

Lanjutan dari Pemberi Luka.

Kirana menyebrotkan parfum ke pergelangan tangannya lalu menggosok-gosokkan dengan pergelangan tangan satu lagi sebelum ia olehkan ke lehernya. Semerbak wangi vanilla terendus oleh hidung mungil Kirana dan Kirana tersenyum melihat dirinya merasa puas dengan anugrah yang Tuhan berikan, tubuh yang atletis untuk ukuran wanita, bibir merah merana tanpa menggunakan lipstik, mata almon yang dinaungi alis yg tidak perlu disulam serta ramput gelombangnya. Siapapun yang melihat Kirana pasti merasa iri dengan kecantikannya dan membuat mata setiap pria betah menatap Kirana.

"Kirana, masih lama? Kalau masih lama, gue tinggal ya..." ketus Tessa yang dari tadi duduk di kasur queen milik Kirana.

Kirana merasa ia harus tampil lebih cantik dari sebelumnya, seperti ada dorongan dalam dirinya untuk menunjukkan kepada Fikri bahwa ia baik-baik saja setelah putus atau rasa ingin membuat Fikri meliriknya kembali. Entahlah yang paling ia tunjukkan bahwa ia tidak terpengaruh dengan keputusan yang mereka ambil. Ada sebagian orang mengatakan wanita lebih cantik ketika mereka putus. Teori tersebut jadi masuk akal bagi Tessa sekarang karena melihat sahabat di depannya ini.

"Udah, berangkat yuk." Ujar Kirana meraih tas sandangnya dan Tessa lebih dulu keluar dari kamar Kirana.

Kirana akhirnya memutuskan menemani Tessa pergi ke acara Femic meski Tessa tidak lagi memaksa Kirana malahan Tessa berniat tidak pergi jika Kirana tidak bisa menemaninya karena Tessa mengerti apa yang Kirana rasakan. Tapi karena Kirana menyetujui, kenapa tidak pergi.

Acara femic sudah dimulai dari pagi karena banyaknya pengisi acara yang tampil. Kirana dan Tessa memilih untuk hadir di malam saja lagian band yang ingin Tessa lihat juga dapat jadwal tampil di malam. Mereka sampai di gedung serba guna langsung disambut oleh panitia yang kemarin dilihat oleh Kirana, ia mempersilahkan Kirana dan Tessa masuk.

"Silahkan diisi buku tamunya dulu, kak." Ucap salah satu panitia yang bertugas memegang daftar buku tamu.

"Akhirya yang ditunggu sama Bang Fikri datang juga." ceplos seseorang panitia.

Muka Kirana memerah seperti udang rebus, berarti Fikri belum mengatakan bahwa mereka sudah putus tapi buat apa juga Fikri menunggunya, pikir Kirana. Ada rasa senang karena Fikri masih menunggunya.

"Kak, mau dipanggilin Bang Fikri" kata seorang yang menyambut mereka berdua.

"Gak usah, dia lagi sibuk, nanti gue temuin sendiri."

"Aduh beruntung banget ya bang Fikri dapat pacar yang pengertian"

Tessa yang menyaksikan itu bertanya-tanya apa maksud semua ini, bukankah Kirana sudah putus? Atau Kirana belum cerita kalau mereka udah balikkan. Karena kemarin ketika Tessa menjemput Kirana dan Kirana bersama Fikri kala itu. Kirana tidak ada cerita dan Tessa tidak menanyakan karena Tessa tau, Kirana akan menceritakan semua tanpa ia meminta walau terkadang Tessa harus memiliki trik-trik tertentu agar Kirana bisa cerita.

Dari meja penyambutan tamu hingga ke dalam Tessa mencoba memancing Kirana untuk menjelaskan semua itu.

"Apaan lagi sih, Tess. Entar gue ceritain"

"Jangan bilang lo balikan lagi sama Fikri" selidik Tessa.

"Enggak, tu band favorit lo tampil" ucap Kirana menunjuk ke stage.

Tessa langsung kegirangan dan mengikuti setiap lirik yang terlontar serta menari-nari. Setelah band favorit Tessa itu turun. Seseorang menepuk punggung Kirana. Kirana berbalik, membelalakan matanya, tidak percaya apa yang ia lihat. Kenapa ada mantannya di sini.

"Hai" sapa orang yang tadi menepuk punggung Kirana

"Hai" Kirana menatap dengan muka Kaget.

"Ternyata penglihatanku masih bagus, gak disangka ya, kita bisa ketemu lagi"

Antologi KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang