Chapter 2

223 108 31
                                    

Vote dulu sebelum baca.

Mobil Dhista memasuki pelataran parkiran EJIS. Ia merapikan penampilannya di dalam mobil dan mengambil kotak makan dan tasnya yang berada di bangku belakang. Dhista turun dari mobilnya dan berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai tiga. Saat berada di koridor kelas XI, Dhista berjalan dengan menunduk untuk mengecek beberapa notif yang ada di poselnya. Dhista terlalu fokus dengan ponselnya sampai-sampai ia tidak menghiraukan yang ada di depannya. Tanpa di sadari perempuan itu menabrak seseorang yang ada dihadapannya dan menyebabkan mereka sama-sama terjatuh.

"Kak?"

"D?" Ucap mereka bersamaan.

Darren berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Dhista. Dhista menerima uluran tersebut. "Makasih," Dhista mengatakan dengan setulus hatinya dan tersenyum pada Darren.

Belum jauh Dhista melangkahkan kakinya, ia merasa ada tangan yang mencengkal pergelangan tangannya. Ia berbalik dan melihat Darren sedang tersenyum padanya. "Nama kakak siapa?" tanya Darren.

"Dhista Putri." Jawab Dhista singkat dan pergi meninggalkan Darren yang masih berdiri di tempatnya. Setelah Dhista menghilang dari pengamatannya Darren berjalan menuju kelasnya.

Dhista memasuki kelasnya dan duduk di sebelah Nestha. Nestha yang melihat perilaku Dhista pagi ini hanya diam saja. Nestha mengirimkan pesan pada Vira untuk bertemu waktu istirahat.

Bel pelajaran pertama dimulai, Dhista masih diam dan Nestha juga tidak berniat untuk membuka pembicaraan karena ia tahu perempuan yang disampingnya tidak suka diganggu saat moodnya sedang tidak baik. Guru mata pelajaran sejarah memasuki kelas. Dengan singkat suasana kelas yang ramai, gaduh berubah menjadi sepi, tidak ada satupun murid yang berani mengeluarkan suaranya.

"Selamat pagi," Sapa guru yang ada di depan kelas.

"Pagi bu," Jawab murid XII Social 3 dengan kompak.

"Hari ini kita akan melanjutkan materi minggu lalu. Siapa yang tidak masuk pada hari ini?" tanya guru sejarah yang bernama Bu Maria.

"Tidak ada, bu. Semua masuk pada hari ini," jawab Ketua kelas XII Social 3.

Pelajaran berlangsung lama membuat Dhista merasa bosan berada di dalam kelas. Dhista memutuskan untuk meminta ijin keluar kelas sebentar. Dhista berjalan melewati koridor kelas XII menuruni tangga dan melewati koridor kelas XI. Dhista memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah.

Sesampainya di taman belakang matanya melihat seseorang yang sedang duduk di bangku taman bawah pohon yang rindang. Dhista selalu mengamati setiap pergerakannya. Laki-laki itu menunduk. Tanpa ia duga laki-laki tersebut berdiri memasukkan tangannya di saku celana dan membalikan badannya. Mata mereka bertemu membuat Dhista mempalingkan wajahnya ke arah mana pun. Ia meremas tangannya untuk menghilangkan rasa gelisahnya. Perempuan itu mendengar langkah kaki yang mulai mendekat ke arahnya. Dhista memejamkan matanya.

"Kak Dhista?" panggilnya pelan.

Dhista membuka pelan matanya. "D? D-Darren?" Dhista terkejut ternyata orang yang di amatinya tadi adalah Darren.

Darren hanya tersenyum tipis melihat wajah terkejutnya. "Ehem..." Dhista berdeham untuk menghilangkan kegugupannya.

"Kenapa kakak di sini?Gak pelajaran?" tanya Darren.

"Pelajaran. Pengen aja di sini nyari angin, bosen di kelas," jawab Dhista sambil melangkahkan kakinya menuju bangku taman. Darren mengikuti langkah Dhista.

"Kenapa?" Dhista menoleh ke arah Darren. Ia tidak paham pertanyaan apa yang sedang Darren lontarkan. Dhista menautkan kedua alisnya. Darren yang menyadari ketidak pahaman Dhista akhirnya bertanya kembali. "Kenapa bosen?" Dhista hanya mengangkat bahunya dan mencari posisi duduk yang nyaman.

Feeling Fall of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang