Bagian Dua

4.7K 499 31
                                    

Setelah turun dari Angkutan Kota (Angkot), akupun memasuki gerbang sekolah yang tengah terbuka. Langkah demi langkah aku berjalan sambil tersenyum sendiri teringat sopir angkot tadi. Aku pun telah mendekati ruangan kelasku dan tinggal 5 meter lagi aku sampai di kelas.
"Stoop!!! Mau ke mana kamu ?" Suara melengking yang bersumber dari belakangku. Dan ternyata itu adalah ibu Marni, berbadan kurus dan tinggi, berwajah seram dan mengenakan kacamata.
"Hmmm.... saya mau masuk kelas bu" jawabku
Ibu Marni menatapku dengan tajam dan berkata :"Jam berapa ini ? Kok mau masuk kelas kamu ?"
Aku pun menjawab dengan hati-hati :"Memang saya terlambat bu, tapi ibu pernah bilang  kalau menimba ilmu tidak kenal waktu"
Ibu Marni langsung menggaruk kepala dan menjawab :"Saya memang pernah bilang gitu, tapi bukan berarti kamu boleh terlambat"
Aku langsung bertanya:"Terus... maksud ibu itu apa ?"
Lagi-lagi ibu Marni menggaruk kepala dan berkata dengan keras :Sudah... tak usah banyak-banyak bertanya, sana masuk kelas !!!
Aku pun berjalan memasuki ruangan kelas sambil tertawa karena ibu Marni membolehkanku masuk kelas dengan mudah. Padahal, menurut informasi kalau kita terlambat dan ibu Marni mengetahuinya, masalahnya akan sampai ke ruangan kepala sekolah. Tapi syukur, aku bisa mengelabui ibu Marni, yaitu guru BK ku sendiri

. . .
SAYA HARAP SAUDARA BISA MENINGGALKAN JEJAK BERUPA SUARA ATAUPUN KOMENTAR

Kapan PR BerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang