Bagian Pertama

7K 607 26
                                    

"Hmmmmmmm" terdengar suara tangisan anak perempuan. Aku(Bedjo) melangkah penuh keraguan mencari sumber suara tangisan perempuan tersebut. Melangkah..... diselimuti kegelapan. Tiba-tiba terdengar suara tembakan, tetapi sama sekali tidak terlihat. Suara tangisan perempuan dan tembakan terus terdengar. Akupun melangkah mengikuti arah suara itu. Ternyata suara itu berasal dari dalam sebuah lemari besar. Aku pun membuka lemari besar itu dan ternyata....
.
.
.
Aku hanya mimpi
Aku terbangun dari tidurku, wajahku dipenuhi keringat. Aku melihat jam yang menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit (setengah tujuh). Karena melihat jam tersebut, aku langsung lompat dari ranjang tempatku tidur.
"Oh....demi Uttaraan"teriakku ketakutan. Aku langsung mengenakan seragam sekolah dan langsung menyusun matapelajaran yang akan dihadapi. Semua sudah siap, aku pun berangkat ke sekolah  dengan mobil publik (Angkot). Aku pun duduk di bangku yang tersedia di angkot tersebut. Tiba-tiba ada seorang nenek melihatku dan berkata dengan keras "Nak... kamu ada uang seribu?"
Aku pun bingung dan menjawab dengan polos "Maaf nek... belum ada, selidik punya selidik uangnya untuk apa nek ?"
Nenek tersebut menjawab dengan lebih keras "Kamu tahu kan, kelakuan sopir angkot sekarang!!! Kalau tidak dikasih uang pas, ditelannya kembalian itu"
Wuww, ternyata sang nenek sudah susun strategi, aku pun melaksanakan bagianku. Aku pun merespon sang nenek dengan teriak
"Ah.. masa gitu nek ??"
Nenek tersebut menjawab "Kamu masa ga tau nak..? Sopir angkot itu, cuma uang dua ribu aja ditelapnya. Nanti nenek kasih uang warna pink ini pasti dilarikannya. Memang sopir angkot *sensor* semua."
Sekolahku sudah dekat dan aku hanya membalas senyuman dari perkataan nenek itu melambangkan 'rencana kita berhasil'
Mendengar perkataan nenek tersebut, sopir angkot yang kami tumpangi tidak tahan lagi dan berkata "Cukup...! Cukup semua hinaanmu tentangku, turun saja dari angkot ini"
Kami semua pun keluar dari angkot. Aku berkata pada sopir angkot "Makasih y bang... gratis pastinya kan ?"
Sopir angkot yang kami tumpangi hanya melihatku dengan tatapan kesal tanpa menjawab pertanyaanku.
Aku pun masuk ke sekolah..... tetapi terlambat.

. . .
Saya harap saudara bisa meninggalkan jejak berupa suara ataupun komentar

Kapan PR BerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang