Alone #3

878 38 0
                                    

"Sorry. Lo mau ambil buku ini?" Pria di sampingnya itu menyodorkan buku yang dipegangnya.

Hania masih diam. Bingung akan merespon seperti apa.

"Eeng... iya, gue mau ambil itu." Jawaban itulah yang akhirnya terlontar.

"Nih." Pria itu kembali menyodorkan bukunya.

Dengan tangan sedikit gemetar, Hania mengambil buku itu dengan pelan. "Makasih." Gumamnya.

Setelah itu, ia berbalik pergi meninggalkan pria yang masih berdiri menatap kearahnya.
Mengambil tasnya yang tergeletak di atas meja, lalu pergi ke meja Penjaga perpustakaan untuk meminjam buku yang dipegangnya.

Setelah semua selesai, Hania menoleh ke belakang sebentar, dimana pria itu masih berdiri menghadap kearahnya. Dengan cepat, gadis itu berlari keluar perpustakaan.

^*^*^*

Di dalam lift menuju kamar apartemennya, Hania terus memeluk buku dalam genggamannya. Matanya menerawang mengingat kejadian yang tadi dialaminya.

"Ares.." Tanpa sadar bibirnya memanggil nama pria itu.

Lift berdenting. Lamunannya buyar. Ia baru saja melangkah kearah pintu apartemennya untuk kemudian berhenti.

Pria bersetelan jas kantoran itu menoleh kearah lift. Lalu menghela nafas lega.

Apa yang dilakukan oleh pria tampan itu tak luput dari pandangan Hania. Gadis itu melangkah pelan menghampiri.

"Maaf, cari siapa ya?" Tanyanya heran.

"Saya mau bertemu kamu." Jawab pria tampan itu dengan senyum menawan.

"Ada perlu apa?" Hania semakin kebingungan.

"Saya Arkan." Pria itu malah mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

"Hania." Gadis itu menjabat tangan yang terulur kearahnya dengan wajah bingung.

"Ingat saya?" Pria bernama Arkan itu menatapnya penuh harap.

"Eh? Tunggu, aku ingat-ingat dulu." Meskipun bingung, Hania tampak berfikir keras, berusaha mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria tampan ini.

"Rava. Saya teman Rava." Arkan membantunya untuk mengingat.

"Ah! Iya aku ingat. Kita tetanggaan kan dulu?"

"Iya." Arkan tersenyum senang, "saya udah lama di sini. Mau nyapa, tapi takut kamu lupa. Ternyata bener lupa."

"Oh, maaf." Hania tersenyum canggung.

"Ini?" Tunjuk Arkan pada pintu di depannya.

"Iya." Jawabnya seakan mengerti maksud dari perkataan pria tampan itu.

"Saya tau, Rava di Bali."

Hania hanya berdiam mendengar pernyataan itu. Pria itu masih berkomunikasi dengan kakaknya.

"Mau masuk?" Tawar Hania. "Engga enak terus berdiri di luar."

"Boleh."

Hania membuka pintu dan membiarkan Arkan masuk setelahnya. "Duduk kak."

Arkan menoleh, lalu mengangguk. Setelah duduk, matanya kembali menatap ke sekeliling.

Hania berpamitan untuk pergi ke kamarnya untuk menyimpan tas sekolah dan menyempatkan diri untuk berganti baju terlebih dulu.

Saat keluar dari kamar, ia melihat Arkan tengah memainkan ponselnya. Setelah pria itu menyadari kehadirannya, pria itu langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Ini untuk kamu." Pria itu menunjuk bungkusan yang terletak di atas meja.

"Oh, iya, makasih. Harusnya engga perlu repot-repot." Ucapnya pelan, menatap ke atas meja sekilas.

"Kak Arkan tinggal di lantai berapa?"

"Di lantai empat belas." Pria itu kembali tersenyum.

Hania mengangguk. "Kak Arkan laper, gak?"

Pria itu sedikit terkejut dengan pertanyaan yang terlontar dari gadis di hadapannya.

"Enggak. Kamu lapar?" Tanya Arkan balik.

Hania hanya mengangguk malu.

Arkan berdiri dari duduknya. "Ayo!"

Hania menatap pria itu bingung. "Hah?"

"Kita makan di luar."

^*^*^*

Hania berjalan beriringan dengan Arkan, kini mereka tengah berada di sebuah rumah makan sederhana yang letaknya tidak jauh dari gedung apartemen mereka.

Arkan menarik lengannya menuju meja makan yang terletak di bagian pojok sebelah kiri.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Arkan setelah mereka sudah duduk berhadapan.

Pria itu membuka buku menu, tatapannya serius, seolah tengah membaca sesuatu hal yang penting.

Hal itu tidak luput dari pandangan Hania, tanpa sadar, gadis itu terus memandang pria tampan didepannya.

"Hania?"

Hania tersentak, "ya?"

"Mau pesan apa?"

Hania mengambil buku menu di depannya, kemudian memilih apa saja yang dia inginkan.

Saat tengah menunggu makanan, Hania menoleh ke samping saat merasakan tepukan di bahunya dan mendapati seseorang tersenyum miring kearahnya.

"Ketemu lagi kita.."

Repost 11-03-19

ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang