"Aku ingin menikmati semua proses yang aku lalui saat bersamamu"
Semenjak Reyna duduk di bangku SMA, tak henti-hentinya ia bersyukur. Banyak pengalaman yang ia dapatkan, mungkin benar kata orang-orang. Masa-masa yang paling indah adalah masa-masa di SMA. Bukan berarti kata-kata "indah" ini merujuk pada kisah kasih saja.
Jika di ingat-ingat, Reyna yang awalnya hanya punya satu teman saat pertama masuk SMA. Sekarang dia sudah punya banyak teman. Ya walaupun tidak seakrab dia dengan Yumi.
Reyna anaknya cukup pendiam, tapi jika dia bersama Sahabatnya. Reyna yang di kenal, adalah sosok yang ceria, polos-polos gimana gitu. Orangnya cukup asik jika kita berteman dengannya. Jika bersahabat Reyna selalu memprioritaskan kenyamanan para sahabatnya. Pasalnya, ia tak mau kehilangan sahabat yang ia sayangi. Sahabat segalanya bagi Reyna. Apapun akan ia lakukan untuk mempertahankan persahabatan yang ia miliki.
Reyna saat ini tengah senyum-senyum sendiri membaca sebuah novel. Reyna suka sekali membaca novel, itu salah satu alasan yang membuat ia mampu mengeluarkan kata-kata bersayap yg ia miliki.
Jika ia merasa gundah gulana, maka ia akan mengeluarkan serangkaian kata-kata yang mampu membuat orang merasa terkagum-kagum. Biasanya ia akan menulis kata-kata itu pada buku diarynya. Tapi tidak lagi, semenjak ia punya akun twetter. Ia memposting kata-kata itu di akun pribadinya.
Rupanya, kegiatan Reyna yang tengah membaca novel ini, tak luput dari pandangan seseorang. Ya, bisa di katakan dia mengagumi Reyna. Tapi, Reyna tampak begitu asik dan tak sadar akan hal itu.
"Baaa!!"
"Astaghfirullah!! Yaampun Yumi, kamu ngagetin aku aja." Gerutu Reyna yang kaget oleh tingkah Yumi. Yumi pun cekikikan.
"Maaf deh, habis kamu serius banget baca novelnya." Jawab Yumi.
"Huh, untung aku nggak jantungan"
"Heheh, maaf ya.. "
Reyna pun mengangguk, dan melanjutkan aksi membacanya lagi. "Rey,"
"Hmmmnn.."
"Itu, si Bimo kayaknya merhatiin kamu deh" ucap Yumi pada reyna.
"Bimo? Yang mana?" Tanya Reyna.
"Tuh, yang lagi nyender dekat tiang," tunjuk Yumi. Tapi langsung di tepis oleh Reyna.
"Aduh.. apaan sih Rey"
"Jangan nunjuk-nunjuk orang, nggak sopan tau."
"Lah? Trus gimana? Orang kamu nanya yang mana" jawab yumi.
"Ishh.. di bilangin. Eh masak sih ngeliatin aku? Kamu kali yang di liatin, orang aku nggak kenal"
"Kok aku? Yakali, orang dari tadi dia ngeliatin ke arah sini pas kamu sendiri, sebelum aku datang"
"Nggak tau deh, biarin aja, diakan punya mata makanya ngeliat." Ucap Reyna.
Yumi pun manggut-manggut.
"Eh, Rey.. nanti ke Mall yuk,ajak Fahri juga" ajak Yumi, ya Yumi dan Fahri sudah saling kenal, malah sudah sering bertemu.
"Ngapain?"
"Refreshing aja, aku lagi bosan dirumah, mama sama papaku lagi keluar kota"
"Liat nanti dulu deh Yum, soalnya ujian semester udah hampir dekat."
"Hmnnn iya juga yah, tapi aku pengen ke mall, bentaran doang deh" rayu Yumi.
Tampak Reyna sedang mempertimbangkannya.
"Yaudah deh, apa sih yang nggak buat sahabat aku ini" ucap Reyna.
"Uhh.. makasih Rey, aku tersanjung"
"Hahahaha"
Tettt.. teet.. tett bunyi bel tanda waktu istirahat telah berakhir. Reyna dan Yumi pun berdiri, dan melangkah kan kakinya untuk masuk menuju kelas mereka.
Bimo, orang yang di sebutkan oleh Yumi tadi pun, beranjak masuk kedalam kelasnya. Sepertinya ia punya hobby baru pada saat jam istirahat. Apalagi kalau bukan, memandangi Reyna dari jarak jauh. Yah, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa Reyna akan segera tau terhadap aksinya tersebut. Toh, malahan lebih bagus jika Reyna sadar, ia tak perlu repot-repot cari perhatian sana sini.
Kalian boleh beranggapan ia pengecut, karna tak bisa mengungkapkan perasaannya secara langsung. Tapi, pasti dia punya alasan dibalik itu semua.-------------------------------------------
Jam pelajaran hari ini telah berakhir, tampak Reyna sedang membereskan buku-bukunya. Begitupun dengan Yumi.
"Rey, udah jadi nelfon Fahri belum?" Tanya Yumi.
"Eh,, belum, ya ampun aku lupa." Jawab Yumi. Dan segera merogoh ponsel yang ada di sakunya. Dan meng-aktifkan ponsel tersebut.
Ia pun men-dial no Fahri.
"Assallamualaikum Rey, ada apa? Mau aku jemput?"
"Waalaikumsalam, eh, nggak... bukan itu, Yumi ngajak aku sama kamu pergi ke Mall sekarang. Kamu bisa ikut nggak?"
"Oooh,, kirain. Boleh-boleh aku mau ikut. Sekalian nge-refresh otak"
"Oke deh aku tunggu di mall langsung aja, atau kamu ke sekolah aku terus kita pergi bareng?"
" kamu langsung aja. Nanti aku nyusul"
"Siip, hati-hati ya"
"Iya rey, kamu juga.. assallamualaikum"
"Waalaikumsalam""Gimana Rey? Fahri ikutkan?"
"Iya dia ikut, kita langsung ke mall aja, nanti dia nyusul."
"Oke deh, yuk cabut. "Yumi dan Reyna berlalu meninggalkan sekolah tercinta mereka.
---------------------------------
10 menit setelah Yumi dan Reyna sampai, mereka menunggu Fahri yang akhirnya terlihat batang hidungnya.
"Sorry telat guys, nggak kelamaan kan?" Ucap fahri sambil cengengesan.
"Huh,,, udah lumutan tau nggak" sembur Yumi.
"Iya deh,, maaf ya Yum, tadi ada urusan dikit" jelas Fahri.
Reyna pun tertawa melihat kedua sahabatnya ini.
"Udah,.. udah... kalo berantem dulu, kapan masuknya?" Ucap Reyna menengahi.
"Yaudah yuk. Tapi kita makan dulu ya Rey, laper nih.
Dan yang traktir harus Fahri,!karna kamu telat" ucap Yumi sambil menjulurkan lidahnya pada Fahri.
"Yah, jangan gitu dong Yumi, kasian Fahrinya."
"Nggak apa-apa kok Rey, demi nyenangin hati nenek lampir nih" jawab Fahri. Yumi yang mendengarkan ucapan Fahri, membulatkan matanya tanda tak terima.
"Apa kamu bilang??!! Nenek lampir?! Hello, kalo aku nenek lampir kamu apa? Heh?! Kakek lampir?!"
"Hahaha, udah Yumi, Fahri kamu jangan isengin Yumi terus. Ntar kalian berdua jodoh lo" Reyna menggoda sahabatnya ini. Lihatlah, wajah mereka berdua memerah malu.
"Males, kalau aku jodoh sama nenek lampir Rey, mendingan sama kamu aja" jawab Fahri sambil mengerlingkan matanya.
"Yee... itu mah kamu yang ngarep, nggak usah mau sama Fahri Rey, ngeselin gitu orangnya" ucap Yumi.
Sepertinya tak ada yang mau mengalah antara Fahri dan Yumi. Tidak sampai di situ, saat makan pun tak luput dari aksi debat mereka berdua. Reyna pun tampak kewalahan menengahi mereka. Pasalnya mereka berdua sama-sama keras kepala. Tapi, hanya sebatas itu saja, jika ditanya mengapa mereka bertingkah layaknya anak kecil yang sedang merebutkan permen. Mereka menjawab itu hanya untuk seru-seruan saja, atau kata Yumi biar mereka terlihat unyu. Unyu darimana? Malah bikin orang yang dengar menjadi greget sendiri. Hal sepele pun mereka debatkan juga. Sepertinya mereka cocok dijadikan perwakilan dari sekolah untuk lomba debat.----------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Sahabatku
RomanceProlog Cinta adalah sebuah keajaiban, banyak sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kasus-kasus yang berhubungan dengan cinta. Banyak yang mengatakan cinta itu buta & tuli. Cinta itu sebuah kekuatan, penyemangat, bahgia, sal...