"Tuhan pasti punya alasan saat dia mempertemukan aku dengan dirimu"
Ujian semester telah berakhir, dan itu artinya libur akan tiba. Reyna tak punya rencana seperti teman-temannya yg melakukan travelling untuk mengisi hari libur, Yumi memang mengajaknya, untuk liburan ke Tokyo. Ketempat ayahnya, tapi dengan halus di tolaknya ajakan dari Yumi, atau ia tak punya rencana untuk mengunjungi sanak saudara yang ada di kampung. Memang Reyna bukanlah orang Bandung asli.
Ia merupakan orang Padang, Sumatera Barat.
Bukan karna ia tak punya saudara, hanya saja ia malas. Masih berbekas di ingatannya. Tepatnya saat ia masih kelas 6 SD.Salah satu alasan kuat ia dan ibunya pergi dari kampung karna adik dari ibunya yang paling bungsu, selalu saja mencari masalah dengan Yunda ibunya.
Terakhir Retna adik ibunya, menuduh Yunda sebagai wanita malam. Padahal ia tahu betul, ibunya tak pernah keluar malam. Ibunya selalu bekerja dari pagi hingga sore di toko kue kecil yang mereka sewa selama ini, untuk menyambung hidup.Reyna dan Ibunya memang tinggal dirumah sang nenek. Dan Retna juga tinggal di sana. Di sana pun Yunda hanya mendapatkan 1 kamar. Yunda tak pernah mempermasalahkan itu, 1 kamar itu di gunakannya berdua dengan Reyna. Karna mengingat Ayah Reyna telah lama tiada.
Yunda begitu pasrah, dan itu yang membuat Retna adiknya merasa menang, dan selalu menginjak harga diri kakaknya. Padahal mereka murni sama-sama lahir dari rahim orang yang sama. Tapi lihatlah betapa teganya dia melakukan itu semua, demi mendapatkan semua harta warisan yang tak seberapa itu. Reyna pernah di tuduh bukan anak kandung Yunda. Dan itu yang membuat Reyna tak tahan, dan mengajak sang ibu untuk segera pergi dari rumah itu. Satu bidang tanah peninggalan sang Suami itulah yang di jual oleh Yunda untuk memulai hidup baru di Bandung.
Tiga tahun berlalu usaha Yunda membuat berbagai kue bolu, menuai hasil. Setidaknya mereka bisa menyewa salah satu toko yang berada di dekat mall.
Reyna selalu membantu sang ibu. Walau tak bisa berlama-lama. Ia selalu menyempatkan waktu untuk ibunya. Mungkin, sekedar menjaga toko/melayani para pembeli. Karna mengingat sejak SMA ia disibukkan dengan tugas-tugas sekolahnya. Dan Yunda sang ibu memahami itu semua.Karna tak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada. Jadilah sekarang Reyna mengisi waktu yang kosong dengan menemani dan membantu Yunda berjualan seperti saat ini.
Reyna mengambilkan potongan-potongan cake, serta cupcake yang diinginkan oleh pembeli. Dengan diiringi senyuman Reyna mengucapkan terimakasih kepada pembeli yang telah berkunjung. Cukup bagus, dan cocok di sebut sebagai penjual yang ramah. Tapi Reyna tetaplah Reyna, ia tak banyak bicara. Dia terlalu suka dengan kebisuannya.
Setidaknya ibu pernah mengingatkan agar bersikap yang baiklah kepada para pembeli/ calon pembeli. Karna jika kita menampilkan wajah yang masam, mungkin mereka enggan membeli,jangankan membeli. Menghampiripun mereka tak berselera."Reyna, tolong antarkan cake ini pada meja yang di ujung itu" suara Yunda menginstrupsi Reyna yang tengah asik dengan sebuah novel di tangannya.
"Ya bu, apa laki-laki dan perempuan itu yang ibu maksud?"
"Iya Rey, segera antarkan ya"
"Baik bu"
Dengan semangat ia antarkan cake itu di meja paling ujung, tampak dua orang itu sedang asik membaca majalah.
Dengan hati-hati ia meletakkan cake di atas meja.
"Permisi, ini cake dan jus strawberrynya. Silahkan menikmati. " dengan memberikan sebuah senyuman Reyna bergegas meninggalkan meja itu.
"Tunggu" itu suara perempuan
"Ya, ada yang bisa saya bantu nona?"
"Tentu, mungkin memberikan sebuah pelukan untukku" ucap sang wanita sambil menurunkan majalah yang sedari tadi menutupi wajahnya.
Kaget! Itu yang di rasakan oleh Reyna. Malah sangking kagetnya dia membekap mulutnya yang terbuka.
"Tika!!"
"Yes baby, I'm here!"
Masih dengan tampang tak percaya, Reyna bertahan dengan posisinya.
"Kamu nggak mau meluk aku gitu Rey?" Reyna tersadar dari keterkejutannya. Segera dia berhamburan kepelukan Tika, Tika pun menyambut dengan hangatnya.
"Yaampun ka, aku kangen banget sama kamu." Masih dengan posisi berpelukan.
"Aku juga Rey, kamu nggak tau sih betapa tersiksanya aku tanpa kamu"
Reyna melepaskan pelukan secara tiba-tiba.
"Kenapa bisa?"
Tika memukul bahu Reyna.
"Bodoh!, tentu saja bisa, kamu dan Fahri pergi tanpa memberi kabar padaku. Di tambah lagi, aku hanya punya dua sahabat, yaitu Fahri dan KAMU! Alhasil aku tak punya teman"Reyna merasa bersalah dengan Tika, ya Tika adalah sahabatnya di Padang. Mereka sangat dekat, sama halnya dengan Fahri, mereka bertiga telah bersahabat dari kecil. Beda hal dengan Fahri, Reyna tidak memberitau pada Tika. Mengapa Reyna dan Ibunya pindah jauh-jauh ke Bandung? Karna keluarga Fahri lah yang menawarkan pada Yunda untuk tinggal di Bandung saja, mengingat rumah keluarga Fahri ada di bandung. Dan di putuskanlah keluarga Fahri dan Keluarga Reyna pindah ke Bandung.
"Maaf ya ka, aku nggak maksud begitu,,.."
"Aku tau kok Rey alasan kamu pindah, dia itu memang benar-benar seperti iblis, ah.. rasanya mau aku pukul wajahnya itu!!"
Tika ini orangnya sangat tomboy, suka sekali adu jotos dengan orang-orang yang bertindak semaunya. Tak pandang laki-laki atau perempuan,semua dia hajar sampai tuntas."Ekhem..!!"
Sepertinya mereka melupakan seseorang yang dari tadi memperhatikan mereka berdua, mungkin karna terlalu asik.
Tersadar akan seseorang, mereka berdua menoleh ke sumber suara.
"Ups,, maaf.. hehehe, Rey kenalkan ini abang sepupuku yang di Bandung"
Sumpah!! Reyna kaget lagi dibuatnya. Antara yakin dan tidak, tapi dia yakin ini orang yang sama.
"Hallo nona, kita bertemu lagi"
Fix, dia orang yang sama. Ingin rasanya Reyna hilang dari tempat ini. Kalian tidak tau saja,betapa tersiksanya dia tiap malam memikirkan orang ini. Membuat tidurnya tak pernah nyenyak.
"Rey,,,,"
"Reyna?! Kamu masih di sinikan"
Suara melengking Tika menarik dia dari alam bawah sadarnya.
"Ya, mnnn... kita bertemu lagi," gumamnya. Tapi belum membalasa uluran tangan dari lelaki itu. Mungkin kalian bertanya, siapa laki-laki ini, sedikit diingatkan.
Dia laki-laki yang menabrak Reyna di mall beberapa bulan yang lalu. Dan berhasil membuat Reyna jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dengan kesal Tika menyikut pinggang Reyna.Segera ia sambut uluran tangan yang ia anggurkan tadi.
"Dava, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu lagi" ucap dava sambil mengerlingkan matanya. Sial!! Reyna begitu terhipnotis dengan pria ini.
"Reyna, aku juga begitu" dengan perlahan ia atur degup jantungnya yang seketika berdegup kencang.
Mereka berdua saling menatap. Seolah-olah pandangan mereka hanya terkunci untuk berdua saja. Tika kembali dibuat kesal. Mereka mengabaikan Tika.
"Udah kali tatap-tatapannya, tu tangan lengket banget kayak ada lemnya" berhasil!! Sindiran Tika membuat mereka malu, tapi lebih tepatnya Reyna yang sangat malu.
"Maaf, ka aku kebelakang dulu, mau bantu ibu"
"Yahh,,,, cepet banget. Aku minta no hp kamu dong Rey."
"Sini, mana ponsel kamu biar aku ketikin"
Segera Reyna mengetik no nya dan mengembalikan ponsel Tika.
"Yaudah Rey,nanti aku kabarin kamu lagi ya" Reyna mengangguk.
Dava, pria itu masih menatap Reyna hingga Reyna hilang dari pandangannya.
"Cieee,kayaknya ada yang falling in love nih,, "
Dava menatap Tika tajam.
"Apa?emang bener kan?"Dava mendengus kesal mendengar ucapan adik sepupunya yang sangat menyebalkan. Padahal ini hari libur,dan bisa-bisanya dia merayu mama Dava untuk meminta Dava menemaninya jalan-jalan. Tau sajalah, Dava anak yang berbakti pada mama. Catat, hanya pada mama. Tapi, setidaknya karna Tika juga dia bisa bertemu dengan gadis yang selalu menari-nari di fikirannya selama beberapa bulan terakhir.
"Aku bisa loh,nyomblangin bang Dava sama Reyna. Dari gelagatnya Reyna juga ada rasa tuh" masih gencar Tika merayu abang sepupunya ini. Ia sangat suka membuat Dava kesal.
"Sudahlah, cepat habiskan cake nya. Abang hari ini sedang ingin istirahat"
"Huh,,, kan tadi janjinya mau nemenin Tika jalan-jalan. Gimana sih?" Kemana pergi Tika yang tomboy? Lihatlah, dia seperti seorang anak kecil yang merengek.
"Abang lelah Tika, kamu ini kenapa jadi seperti anak kecil?"
"Yasudah. Kita pulang SEKARANG." Dengan penuh penekanan mengucapkan kata 'sekarang' menandakan Tika enggan berdebat dengan kakak sepupunya yang aneh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Sahabatku
RomanceProlog Cinta adalah sebuah keajaiban, banyak sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kasus-kasus yang berhubungan dengan cinta. Banyak yang mengatakan cinta itu buta & tuli. Cinta itu sebuah kekuatan, penyemangat, bahgia, sal...