Part 23 : Penghibur Sejati

106 18 0
                                    

"Resi tunggu!! " teriak Rezki yang berlari mengejar Resi.

Resi masih terus berlari, tidak menghiraukan Rezki yang sedari tadi memanggilnya. Hingga sebuah tangan berhasil menahan tangan Resi dan membuatnya berhenti berlari.

"Res, gue minta maaf! " lirih Rezki dengan nada parau.

Untuk pertama kalinya kata 'maaf' terucap dari mulut Rezki.

Tidak ada respon dari Resi. Ia masih membelakangi Rezki dan tidak mau melihat ke arahnya.

"Res, please liat gue! " ucap Rezki memohon.

Resi masih pada tempatnya, hingga tangan Rezki membalikkan tubuh mungil Resi agar berhadapan dengannya.

"Gue minta maaf atas kejadian tadi" ucap Rezki.

Resi hanya diam. Masih seperti tadi.

"Res, gue bener-bener minta maaf, gue ga tau kalo semuanya bakal kayak gini! " Ucap Rezki lagi dan lagi.

"Gue ga nyangka bakal kayak gini. Dan lo tau untuk pertama kalinya gue ditampar tanpa alasan yang jelas! Sakit Ki!! " ucap Resi penuh penekanan di setiap kata.

"Gue minta maaf Res, "

"Gue salah apa Ki? Kenapa harus gue yang kena tamparan itu? " ucap Resi yang sudah tidak bisa membendung air matanya.

"Res, lo ga salah. Yang salah itu gue! Dan gue minta maaf banget atas kejadian tadi! "

"Udah, lo ga usah minta maaf. Karena gue udah muak sama semuanya! Lo ga usah ngejar gue lagi, karena gue lagi pengen sendiri!! " ucap Resi berlalu meninggalkan Rezki yang diam terpaku.

Kini Resi sedang menatap wajahnya yang sangat-sangat tidak kobe di wastafel toilet. Mata yang sembab dan pipi yang merah membuatnya malas untuk balik ke kelas.

"Kenapa harus gue orangnya, kenapa? " lirihnya.

Ia langsung merogoh saku rok nya. Ia mengambil sebuah masker untuk menutupi pipi merahnya. Untung saja ia membawa masker di sakunya. Jadi bisa menutupi wajahnya yang sedang tidak kobe hari itu. Ia berjalan ke luar menuju kelasnya.

Kelas sudah ramai kembali. Siswa-siswi yang dari kantin pun sudah ada di kelas. Sebagian ada yang belajar untuk ulangan nanti, sebagian lagi ngerumpi tentang ibu kantin yang kepeleset waktu lagi nganter makanan. Parah, sumpah. Bukannya ditolongin, ini malah diliatin. Bahkan ada yang menertawakannya.
Resi berjalan menuju kursinya. Sebentar ia melirik ke arah kursi Rezki. Dan Rezki sudah ada di kursinya dengan posisi menenggelamkan wajahnya. Ia langsung mengalihkan pandangannya pada Sita yang kini sedang menikmati batagor yang ia beli di kantin.

"Lo kenapa Res? " tanya Sita membuat Rezki terbangun dan tersadar akan kehadiran Resi.

"Nggak, ga kenapa-napa" ucapnya datar.

"Terus kenapa lo pake masker? perasaan tadi lo ga pake deh" tanya Sita heran.

"Gue tiba-tiba flu, dari tadi bersin mulu, jadi pake masker deh" ucapnya mengeles.

"Ohh gitu, " ucap Sita percaya.

Resi tidak sadar bahwa sedari tadi Rezki menatapnya dengan tatapan penuh arti. Sita yang melihatnya langsung menyenggol pundak Resi tanda memberi isyarat.

"Res, si Rezki ngeliatin mulu noh! " bisik Sita.

"Bodo ah. Males gue liat mukanya! " ucapnya malas.

"Ada apaan lagi sih! Lo harus cerita ke gue! " ucap Sita memaksa.

"Iya nanti gue cerita"

KBM sudah di mulai. Bu Yuni pun sudah datang sejak 15 menit yang lalu. Kini para siswa sedang beradu otak untuk mengisi soal-soal tersulit bagi yang tidak belajar. Lain dengan Resi, ia masih bisa fokus mengisi semua soal dengan rumus-rumus walaupun perasaannya kini sangat tidak keruan. Sesekali ia melirik ke arah samping; kursi Rezki, ia melihat ada kesulitan dalam wajahnya. Ia langsung mengalihkan pandangannya pada Sita, terlihat sekali wajah Sita yang begitu serius dalam mengerjakan soal ulangan itu. Kalau lagi serius kayak gitu sih wajahnya lucu banget.

Kini Resi berada di parkiran, menunggu Radit yang akan menjemputnya. Sambil menunggu ia merogoh saku rok nya untuk mengambil handphone nya. Ia pun sibuk memainkan handphone nya. Hingga suara berat itu membuatnya mendongak dan menatapnya dengan tatapan tajam.

Diary Resi For Rezki [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang