Part 32 : Pengakuan

79 15 0
                                    

"Mau sampai kapan lo kayak gini? " tanya Darel sambil bersedekap dada. Entah sudah keberapa kali pertanyaan itu ia lontarkan. Namun yang ditanya hanya diam dan terus memukuli samsak yang jadi sasarannya saat ini.

"Males deh gue kalo lo udah kayak gini. " ketus Darel. Namun Rezki masih Setia dengan samsaknya.

"Krik.. Krik.. Kacang garing! " lanjut Darel sambil memutar kedua bola matanya. Malas.

"Kenapa sih? Nyokap lo? " tebak Darel. Dan pertanyaan itu membuat Rezki berhenti seketika.

"Bukan, " jawabnya singkat.

"Terus? " tanya Darel penasaran. Karna jika Rezki datang ke rumah Darel hanya untuk memukuli samsak sebagai pelampiasan berarti itu ada hubungannya dengan Mamahnya.

"Papah, " ucapnya dengan nada pelan. Sangat pelan. Bahkan seperti berbisik.

Darel yang mendengarnya langsung membulatkan kedua matanya. Tak percaya atas apa yang tadi sahabatnya ucapkan.

"Serius? " tanyanya lagi. Yang ditanya hanya mengangguk. Ya, Darel sudah mengetahui tentang Papahnya Darel. Rezki yang bercerita. Ia sangat terbuka pada sahabatnya yang satu ini. Ops, sahabat satu-satunya ini yang lebih tepatnya.

"Terus? "

"Dia minta maaf ke gue, " jelas Rezki sambil berjalan menuju dapur dan mengambil air dingin di dalam kulkas. Darel? Dia mengikuti Rezki dari belakang, karna sangat penasaran atas apa yang telah terjadi.

"Lo maafin? " tanyanya lagi. Namun dijawab gelengan kepala oleh Rezki.

"Gue belum bilang kalo gue maafin dia.. " lirih Rezki setelah meneguk air dinginnya hingga habis tak ada sisa.

"Kenapa emang? " tanya Darel.

"Karna gue masih belum bisa nerima orang yang udah buat hidup gue dan Mamah hancur! " jelas Rezki.

Darel diam. Ia tau kalau sahabatnya itu saat ini sedang rapuh. Sangat rapuh. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karna itu permasalahan keluarga. Dan itu sangat privasi. Saat ini Darel hanya bisa membuat sahabatnya itu tenang. Walaupun sebenarnya hal itu tidak akan terjadi sebelum semuanya baik-baik saja, kembali seperti semula.

"Ko jadi diem gini sih.. " ucap Darel memecahkan keheningan.

"Yaudah gue baru beli PS yang baru noh di kamar, mending kita fight.. Yang kalah harus nurutin apa kata yang menang, deal? " lanjut Darel.

"Oke, deal! " ucap Rezki.

-----

"Res jangan lupa besok latihan! " ingat Sita.

"Latihan apaan? " tanya Resi sambil memakan camilannya.

"Latihan bandlah, gimana sih lo! Pensi udah deket nih.. " ucap Sita sambil memainkan gitar.

"Gue males Ta, kalo harus duet sama si Rezki.. " ucap Resi.

"Emang lo sama si Rezki kenapa sih? Bukannya lo sama dia udah deket yaa? " goda Sita.

"Idih.. Deket sama tuh anak? Ya nggaklah. " ucap Resi.

"Ga usah ngeles deh lo, gue juga tau kalii, kalo lo itu banyak ngabisin waktu sama dia. " ujar Sita.

"Yee sok tau lo. Udah ah males gue ngomongin dia.. "

"Yahh, sekarang males eh nanti mah demen lo sama dia. " ucap Sita sambil mengambil camilan.

"Nggaklah. Dia bukan tipe gue. Cowo rese kayak dia. Ih males gue. " ucap Resi walaupun pada kenyataan sangat berbanding terbalik.

"Awas lo ya kalo nanti gue dengar berita kalo lo sama dia jadian.. " ucap Sita.

"Iya, ga bakal ada berita kayak gitu! " jawab Resi walau sebenarnya sangat sakit ketika mengucapkan kalimat itu.

'Kenapa rasanya sakit ya pas gue bilang kalau ga bakal ada berita jadian gue sama tuh anak? '

-----

"Hahaaa.. Yeeeyy gue menang!! " teriak Darel kesenangan.

"Ahh lo curang Rel" ucap Rezki.

"Wess bro. Terima aja kekalahan lo.. " ucap Darel sambil menepuk bahu Rezki.

"Terus mau lo apa? " tanya Rezki to the point.

"Hmm, apa yaa.. " Darel seperti mikir-mikir .

"Ga usah yang aneh-aneh lo! " ketus Rezki.

"Nggak. Tenang aja kalii" jawab Darel dengan kekehan kecil.

"Ya, okey. Terus apa? " tanyanya lagi.

"Gue pengen lo jemput Resi buat latihan besok! " ucap Darel. Rezki membulatkan kedua matanya. Dan mencoba menolak namun..

"Eiittss.. Ga ada penolakan! Inget perjanjian bro.. " ucap Darel sambil tersenyum jahil.

"Kenapa harus Resi sih?! " ucap Rezki malas.

"Emang kenapa? Gue maunya Resi.. " ucap Darel dengan kekehan kecil. Rezki hanya memutar kedua bola matanya. Malas. Kesal. Darel yang melihat sahabatnya begitu tenang karna sahabatnya itu tidak lagi memikirkan masalahnya, yaa walaupun hanya sementara namun itu membuat Darel merasa berhasil dan berguna sebagai sahabatnya. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba Rezki memecahkan keheningan dengan pernyataan yang sulit Darel duga, bahkan dirinya sendiri pun masih tidak percaya akan hal itu.

"Rel? " panggil Rezki.

"Hmm" gumam Darel yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya.

"Emm, gue.. gue.. " gugup Rezki.

"Lo kenapa sih! Gue, gue.. Gue apaan? " tanya Darel yang kesal dengan Rezki. Dan kini perhatiannya hanya tertuju pada Rezki.

"Gu gue u udah ketemu anin. " ucap Rezki pada akhirnya. Seketika mata Darel membulat penuh dengan ekspresi wajah yang tak kalah terkejutnya.

"Serius? " tanya Darel masih tak percaya yang dibalas anggukan oleh Rezki.

"Terus sekarang dia dimana? " tanya Darel kembali.

"Dia ada di kota ini dan.. " gantung Rezki.

"Dan apa? " tanya Darel penasaran.

"Dan dia satu sekolah sama kita, " ucap Rezki.

"Serius lo? Siapa? "

Rezki masih tidak yakin untuk memberitahu Darel saat ini. Tapi ia kenal Darel sudah lama, ia yakin bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahunya. Mungkin dia akan membantunya agar ia bisa dekat lagi dengan Resi. Dan membantunya untuk memperbaiki hubungannya dengan Resi.

"Resi" jawab Rezki pada akhirnya. Sontak hal itu membuat mata Darel membulat penuh.

"Bro, gue serius! " tegas Darel masih tidak percaya.

"Iya gue juga serius! Gue juga masih ga percaya kalo Anin itu Resi.. " ucap Rezki dengan nada yang begitu pelan.

"Dunia bener-bener sempit! " ujar Darel.

"Terus lo udah bilang ke dia? " lanjut Darel yang dibalas gelengan kepala oleh Rezki.

"Kenapa? "

"Gue juga ga tau, tapi intinya gue takut dia ngejauh dari gue.. " jelas Rezki.

"Lo takut dia ngejauh? Bro, lo sadar ga sih, kalo beberapa hari ini elo yang ngejauh dari dia, dan hal itu membuat banyak pertanyaan bagi si Resi.. " ucap Darel. Ya, memang benar apa yang Darel katakan, tapi apalagi yang harus ia lakukan.

"Iya gue sadar. Gue tau Rel, tapi memang ini yang harus gue lakuin.. "

"Dengan alasan apa lo lakuin ini? Hah? " tanya Darel.

"Karna gue ga mau nyakitin orang yang gue sayang.. "

*****

Uluuhhh.. Ternyata oh ternyata Rezki sayang sama Resi (Anin) 😄😍

Mau tau kelanjutannya? Baca terus ya temen-temen.. Aku harap sih kalian ga bakal bosen yaa 😉 jangan lupa vote dan komennya yaa😊😉😁

Diary Resi For Rezki [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang