Part 21 : Luka yang Tersimpan

147 19 0
                                    

Darel mulai lelah dengan pemandangan saat ini. Sudah sering hingga membuatnya bosan untuk dilihat. Melihat Rezki yang terus menerus memukuli samsak yang ada di rumah Darel. Membuat Darel risih melihatnya.

"Udah deh Ki, udah 3 jam lo mukulin ni samsak. Lo ga kesian apa dia kesakitan." ucap Darel membuat orang yang mendengar nya merasa jijik.

Tidak ada respon dari Rezki. Ia terus memukuli samsak yang ada dihadapannya saat ini. Samsak itu bagaikan musuh yang ada di depan mata. Inilah cara Rezki melampiaskan kemarahannya. Dengan pergi ke rumah Darel cuma buat mukulin samsak. Masih untung samsaknya bukan orangnya.

"Ki, lo budek apa bolot?! Gue lagi ngomong, jawab ke!" ucap Darel.

"Dua-duanya!! " ucap Rezki.

"Pantes! "

Rezki masih memukuli samsaknya. Ia tak menghiraukan perkataan Darel yang entah sudah berapa kata dan kalimat yang sudah ia katakan.

"Udah ah, males gue disini! " ucap Darel.

Langkahnya pun terhenti ketika Rezki memangilnya.

"Mau kemana? " tanya Rezki.

"Mau makan! " ucapnya memperjelas kata 'MAKAN'.

Rezki pun berhenti memukuli samsak. Dan terdiam sebentar.

"Apaan sih lo Ki, gaje bener! Udah ah gue laper nih! Bye! " ucap Darel.

"Tunggu..! " teriak Rezki.

"Apalagi sih Ki... " ucap Darel yang terkejut melihat Rezki yang sudah ada di hadapannya kini.

"Mau"

"Mau apa? "

"Mau makanlah! Gue juga laper kali. "

"Gue kira lo udah kenyang mukulin samsak "

"Lo kira gue makan samsak! Gile aje lo! "

Darel langsung berjalan ke ruang makan. Namun belum ada makanan apapun di atas meja. Ia pun langsung memanggil bi Tuti, pembantunya.

"Bi..?! " teriak Darel.

"Iya den, kunaon atuh? " ucap bi Tuti yang berlari menuju ke ruang makan. Bi Tuti ini memang dari Sukabumi dan sudah biasa berbicara dengan bahasa sunda. Jadi nada berbicaranya pun sedikit berbeda. Yaa seperti orang sunda. Kadang bi Tuti juga suka menggabungkan kedua bahasa itu, Indonesia dan Sunda.

"Bibi belum masak? "

"Punten den, bibi belum masak. Da kerjaan di dapur numpuk pisan. Sakedap nya den, bibi masak dulu. Aden sama den Rezki tunggu dulu sakedap" ucap bi Tuti.

"Ohh yaudah jangan lama ya bi. " ucap Darel.

"Muhun den." bi Tuti langsung meluncur ke dapur. Menyiapkan makanan untuk Darel dan Rezki.

Suasana hening sekejap. Mereka berdua sedang beradu dipikiran masing-masing. Hingga satu pertanyaan dari Darel memecahkan keheningan itu.

"Lo kenapa? Kalo lo ke rumah gue buat mukulin samsak ampe tiga jam gitu, gue yakin lo lagi ada masalah" ucap Darel.

"Apaan sih, ga ada. Pengen mukulin samsak aja. Udah lama juga gue ga latihan " ucap Rezki.

"Gue ga percaya oneng! "

"Serah lo dah"

"Gue serius Rezkiiii!! "

"Ada mama di rumah"

Diary Resi For Rezki [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang