I Love My Works

6K 263 21
                                    

A lot of time has passed
Hoping that memories of yesterday will be forgotten tomorrow
And stepping forward no matter how hard it is

(Remember That --- BTOB)

___ Sooyoung POV___

Aku membuka mataku dan menggeliat sebentar. Aku tertidur dalam posisi terduduk di atas kursi kayu di tengah meja UGD. Jam di depanku menunjukkan pukul 5 pagi. Aku menatap sekelilingku, tampak brangkar kosong berjejer rapi dengan tirai terbuka. Hatiku senang, pasien terakhir dengan nyeri perut yang aku duga appendisitis akut (radang usus buntu) sudah dikirim ke ruangan pukul 3 pagi tadi untuk diobservasi. Aku senang karena biasanya aku sama sekali tak dapat duduk apalagi tertidur saat jaga malam seperti ini. Hari ini syukurnya aku bisa tidur selama tiga jam. 

Namaku Park Sooyoung. Aku 27 tahun. Aku seorang dokter bagian emergency (UGD) di Rumah Sakit Pusat Seoul. Aku sudah bekerja di sini selama tiga tahun. Orang tuaku tinggal di Jeju, memiliki usaha perkebunan. Aku nekat meninggalkan orang tuaku dan pergi kuliah kedokteran di Seoul karena aku tak suka dikekang dan dipaksa menikah di usia muda. Orang tuaku masih sedikit kolot.

"Perawat Kang, aku ke kamar ya", Aku membangunkan perawat Kang Seulgi yang masih tertidur di kursi sebelahnya. Setengah melek, perawat Kang mengiyakan perkataanku yang sudah tergopoh gopoh berlari membawa tasku. Aku ingin segera mandi dan follow up pasien di bangsal, lalu pulang ke rumah untuk tidur cantik. 

Lorong bangsal rumah sakit bagiku ibarat panggung catwalk. Aku memakai  setelan blouse putih dengan kerah sedikit terbuka dan rok hitam pensil selutut. Aku juga memakai wedges hitam dengan heel setinggi 5 cm. Aku ingin terlihat tetap cantik di depan pasien-pasienku, aku memakai riasan tipis di wajahku setidaknya supaya aku tak terlihat lesu selepas jaga malam. 

 Di belakangku para perawat bangsal membawa rekam medis pasien yang akan aku kunjungi. Keluarga pasien yang berada di kanan kiri lorong menyapaku sembari membungkuk. Aku tersenyum dan juga membungkukkan badanku. Sesungguhnya aku sangat menyukai pekerjaan ini. 

Ada 20 pasien yang harus aku visite pagi itu. Kewajiban dokter jaga UGD  adalah memfollow up dan memvisite pasien baru rawat inap yang diterima saat bertugas . "Perawat Jung, jangan lupa tolong tanyakan laboratorium kenapa hasil darah Tuan Lee belum selesai, jika hasilnya sudah selesai segera laporkan kepada dokter Kim Jungmyeon spesialis bedah, Aku khawatir dia perlu segera dioperasi", ujarku sembari menyelesaikan laporanku yang terakhir. 

"Oke, sudah selesai kan. Aku pulang ya". Ketika akan kembali ke kamar jaga, perawat Kang dari UGD menelponku. 

"Dokter, ada pasien mencarimu di UGD".

"Pasien apa, bukannya shift dr. Park Chanyeol pagi ini, ke mana dia?! Kenapa mencariku, aku sudah mau pulang". Aku menggerutu kesal dalam hatiku. Ini sudah waktuku pulang kenapa ada saja pasien yang mencariku

"Dia bilang dia hanya mau bertemu dan bicara denganmu, dokter". Seulgi berbicara hati-hati karena tahu moodku suka jelek setelah jaga malam. 

"Okelah, aku segera ke sana".

Aku berjalan ke UGD dan aku melihat seorang nyonya berumur sekitar 50 tahunan duduk di kursi dekat meja dokter bukan di atas brangkar. Pasien ini tampak baik-baik saja dan sehat. Dalam hatiku mulai kesal, seharusnya dia datang ke poliklinik bukan ke UGD, tapi aku mencoba tersenyum karena bagi kami para dokter, pasien adalah raja. 

Aku mengambil lembar kedatangan pasien yang data identitasnya sudah ditulis Seulgi. "Nyonya Yook, umur 52 tahun", begitu identitas pasien itu.  Aku membaca keluhan pasien tersebut, "kontrol gula darah", aku melirik ke arah Seulgi, apa-apaan dia tidak memberitahu penyebab pasien ini datang tadi adalah hanya untuk kontrol gula darah. Jika aku tahu pasien ini bukan pasien emergency, aku lebih memilih pulang. Perawat Seulgi mengatupkan kedua tangannya menandakan permohonan maaf.

"Ahh aku menelpon rumah sakit, dan aku dengar anda baru saja selesai shift malam, jadi aku cepat-cepat kemari sebelum anda pulang. Anda ingat kan aku pernah masuk rumah sakit ini dan dirawat karena gula darahku tinggi. Waktu itu anda yang memeriksaku di sini", Nyonya Yook langsung bercerita kenapa dia datang, sepertinya dia melihat ada gurat kekesalan di mataku. 

"ahh,,, aku ingat anda Nyonya Yook. tetapi seharusnya anda datang ke dokter penyakit dalam yang merawat anda, sewaktu di ruangan anda dirawat dokter spesialis kan. Kondisi anda baik-baik saja kan, anda sadar baik, bisa bicara dan berjalan seharusnya anda datang ke poliklinik, unit gawat darurat hanya untuk pasien emergency", aku mencoba sabar dan memberinya penjelasan.

"Aku khawatir gula darahku naik. Anak laki-lakiku yang baru saja selesai wajib militer belum mau menikah karena masih asik dengan grup musiknya. Aku sudah bilang padanya kalau aku punya gula darah tinggi dan tiga hari lalu dokter penyakit dalam itu, ahh dr. Shin mengatakan aku juga punya tensi tinggi. Sebelum aku mati, dia harus segera menikah. Kemarin aku bertengkar dengannya karena masalah ini", Nyonya Yook tiba-tiba terisak dan menangis. 

Aku menyodorkan tissue di atas meja kepada Nyonya Yook. Kepalaku sakit mendengarnya, aku hanya tidur tiga jam semalam. 

"Tetapi ibu, gula darah anda dan tensi anda saat ini cukup baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, anda bisa melanjutkan obat yang diberikan dr.Shin", ujarku menatap Nyonya Yook yang mengusap air matanya. 

"Aku tak bisa tidur semalaman. Putraku bahkan belum punya kekasih. Aku mencarikan beberapa gadis yang cocok untuknya, tetapi dia menolak, dia bilang dia masih ingin fokus pada karier musiknya. Padahal suamiku sudah menyiapkan posisi yang baik untuknya di perusahaan keluarga kami".

Aku mulai bosan mendengar cerita wanita di hadapanku ini. Dia terus menangis, bahkan sambil memegang kedua tanganku. 

"Ahh anda bicarakan saja ini dengan anak anda, Nyonya. Saya tidak bisa mencampuri. Anak laki-laki anda sudah besar, dia bisa memutuskan masalahnya sendiri. Anda jaga diri anda saja jangan sampai sakit memikirkan anak anda yang sibuk dengan urusannya sendiri". Aku memberikan senyum terbaikku dan berdoa semoga pasien ini segera pulang. 

Nyonya Yook mengangguk dan menyetujui apa yang aku katakan. Ia minta maaf sudah menggangguku. Ia bilang sesungguhnya hanya butuh teman bicara. Suaminya terlalu sibuk dan putri sulungnya sudah menikah. Ia hanya mengkhwatirkan putra bungsunya.

Begitu Nyonya Yook pulang, aku segera beranjak untuk pergi dari UGD. Tiba-tiba dr. Park Chanyeol menghadangku dengan tubuh tingginya. Aku sangat akrab dengannya karena berasal dari univertas yang sama. 

"Yai, kenapa kau cepat-cepat pulang? Bagaimana kalau temani aku sarapan dulu?!"

"Aku lelah Oppa, aku mau pulang, jangan halangi aku. Lagipula pasien tadi kenapa bukan kau yang tangani sih".

"Dia datang mencarimu". Chanyeol mencibir sambil merangkul pundakku, "Oh ya, nanti malam kau jadi datang ke klub kan, ulang tahun dr Oh, kepala rumah sakit kita, ayo kita menari sampai puas".

"Aku malas, aku mau tidur di rumah saja, aku ingin tidur dengan normal mumpung hari ini aku libur setelah jaga malam". Aku melepaskan rangkulan tangannya di pundakku.

"Ahh kau bisa dipecat nanti jika kau tak datang, kau mau di mutasi ke rumah sakit perifer di tengah hutan jika berani tak datang".

Aku menghela nafas dan berpikir. Aku tak suka klub, tak suka pesta, dan aku tak suka dr. Oh, dia mata keranjang.

"Lihat saja nanti", kataku sembari pergi meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri di lorong UGD.

***

Ini cerita pertamaku, aku akui tidak mahir. 

Aku sudah lama ingin menulis kisah ini tetapi baru bisa aku tulis sekarang

Mungkin ceritanya sedikit membingungkan dan membosankan

di sini yang muncul baru karakter Park Sooyoung dan Park Chanyeol

Chapter berikutnya karakter Yook Sungjae akan muncul

Aku nulis cerita ini sambil denger lagunya BTOB yang remember that. Lagu ini yang buat aku suka sama BTOB. 


Malam tanpa batasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang