Touch the Star

2.9K 205 29
                                    

  It would have been great now if things had gone this way
Standing in the shadows, you heal your weary heart
"All things precious were right beside you"
— If only this was told to those going faraway

(Cho Young Pil-I Hope it would be that way)

____  

Sooyoung POV

Sudah sekitar seminggu, ketika media mengumumkan hubunganku dengan Yook Sungjae. Ada sebuah kisah lebai yang dikarang di sana, sepertinya seorang penulis naskah yang disewa oleh manajemen Sungjae. Jadi ceritanya kami sudah lama saling kenal, sungjae pernah dirawat olehku, lalu kemudian kami bertukaran nomor telepon dan saling berhubungan. 

Aku sampai terbatuk batuk membaca artikel di salah satu majalah. Sejak kapan ada dokter yang berpacaran dengan pasiennya. Awal berita itu diumumkan oleh manajemen, beberapa wartawan sempat berkeliaran di rumah sakit, namun oleh pihak keamanan sama sekali dilarang masuk untuk melakukan interview, hingga akhirnya mereka lelah dan menghilang. 

Lalu bagaimana dengan Sungjae? Sejak beberapa hari yang lalu Sungjae bersama grupnya bertolak ke Jepang untuk konser di sana, aku mengetahui hal tersebut dari manajernya. Semenjak terakhir dia mengantarku pulang dan pergi di malam hari, kami tak pernah bertemu lagi. Dia bahkan tak menghubungiku sama sekali, aku pun juga merasa gengsi untuk sekedar bertanya kabar. 

Aku membuka dan menutup layar ponselku berharap akan ada sebuah pesan di sana, tapi nihil. Aku mulai menggerutu dan kesal. 

"Darrr.... nunggu pesan dari siapa tuhh??? cie yang uda ga jomblo", Seulgi mengagetkanku dari belakang. 

"Ichh, mana ada....,"jawabku sambil tertawa dan bangun dari kursiku sambil meregangkan otot-otot badanku, "baru 3 jam aku berjaga sudah ada satu pasien DOA(death on arrival) dan dua pasien RJP (resusitasi jantung paru), apa aku kuat sampai besok pagi, mama!!!"

"Anda jaga 24 jam dok, wah... ada apa gerangan? mau kencan ya",Seulgi meledekku.

Aku menutup mulut Seulgi dengan telapak tanganku. "Ehh, denger ya dia lagi di Jepang, jangan bilang pacaran terus, susah payah dapat tukaran kalau cuma karena pacaran, mereka sangka aku apa nanti", aku mendengus kesal dan kembali duduk. 

Seulgi mengatupkan tangannya seraya memohon maaf. Kemudian pasien mulai berdatangan, aku pusing, kenapa aku mengundang pasien hari ini, cepat taruh sapu pengusir pasien depan pintu (mitos mengusir pasien). 

Aku baru dapat duduk di kursi beberapa menit, saat telpon UGD berdering, sepertinya telpon dari ruangan. Dalam hati aku berpikir pasti ada pasien gawat ya, panggilan blue code?! Hari ini sesungguhnya tanggal merah, jadi tidak semua staf rumah sakit bekerja. Satu dokter mengcover UGD dan ruangan, sisanya perawat staff rumah sakit diatur sesuai shift.

"Dokter, Kim Jung Eum, pasien anak-anak yang rencana kemo hari ini hilang dari kamarnya", ujar seulgi masih memegang ganggang telpon. Aku yang sedang memijat mijat kakiku segera terbangun dari kursi dan berlari ke ruang anak. 

Pasien Kim Jung Eum ini tidak punya keluarga, dia anak dari panti asuhan yang akan menjalani kemoterapi hari ini. Dia sudah berada di rumah sakit dari kemarin tapi masih dibujuk untuk diinfus dan dilakukan kemoterapi. 

"Sudah coba kau telpon keamanan untuk mencari?"tanyaku pada perawat Jung yang bertugas di ruangan. 

"Tadi sedang ada pembagian bingkisan dari yayasan peduli kanker, jadi anak-anak berkumpul dan bermain tapi tidak lewat dari area bermain anak, jadi kami tidak terlalu memperhatikan", jawabnya.

Aku berkacak pinggang. Aku ingat terakhir kali aku kejar-kejaran dengan pasien gangguan jiwa yang mencoba kabur dari rumah sakit. Sebenarnya pasien kabur dari rumah sakit itu tanggung jawab siapa?!

Malam tanpa batasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang