part 9

15.9K 612 42
                                    

"Kita sarapan dulu."

"Tidak. Katakan, siapa wanita yang mengandungku?" tanyanya cepat. Dia tak ingin membuang-buang waktu.

James menatapnya dalam, lalu menoleh pada Nitasha.

"Naina," jawab James singkat.

"Naina?" Rayan mengerutkan alis. "Naina, si penjual samosa?" tanyanya meyakinkan lagi.

James mengangguk, lalu mendekat pada Rayan. Menepuk pundak putranya dengan senyuman yang hangat. Membuat Rayan menatapnya tanpa sepatah kata pun.

"Kau ingin tahu bagaimana kisahnya?" tanya James lembut. Rayan mengangguk.

"Tapi kita sarapan dulu," bujuk James. Rayan menurut dan segera duduk, namun tetap dia tampak tak lahap menikmati sarapannya. Bahkan dia hanya menghabiskan setengah dari sandwich yang disiapkan untuknya.

James paham, dan dia segera meneguk jus wortel di sampingnya. Lalu tangannya meraih tangan putranya yang tengah melamun.

Akhirnya James menceritakan kronologisnya dari awal kecelakaan yang dialami Nitasha, hingga akhirnya bertemu Naina. Lalu mereka sepakat bekerja sama. Naina mendapatkan uang dengan cara menyewakan rahimnya.

"Begitulah, dan aku sangat terkejut saat melihat dia ternyata dekat denganmu. Saat itu aku berniat memintanya menjauhimu, tapi kuurungkan. Karena mungkin kalian memiliki keterikatan yang tidak biasa," ujar James menutup ceritanya. "Dia sering sekali mengajakmu bicara selama di perutnya, seperti pada temannya. Dan ternyata, kalian dipertemukan kembali, juga sebagai teman. Ini benar-benar diluar dugaanku," tambah James dengan senyuman mengembang.

"Jadi, itu alasan ibu tidak pernah bisa menyayangiku?" tanya Rayan tajam.

"Rayan?" Nitasha terkejut mendengar pertanyaan putranya.

"Rayan, Ayah menceritakan ini bukan untuk menghakimi ibumu." James mencoba menengahi.

"Faktanya, Ibu tidak pernah bisa dekat denganku. Mungkin karena aku tidak pernah ada dalam rahimmu. Tapi kuharap ibu bisa dekat denganku, karena ibu adalah cikal bakal dari daging, tulang dan organ yang kumiliki ini." Rayan tertunduk lesu.

James menarik napas berat. Haruskah dia katakan saat ini juga bahwa Rayan adalah anak dari Naina, dan bukan Nitasha? James tampak berpikir dan hanya bisa diam.

"Aku sibuk karena selama ini merasa kesepian. Suamiku bekerja di kantor hingga larut malam, dan putraku sudah mulai sekolah, bahkan lebih senang dengan kamera. Aku mencari kesibukan. Dan tidak kusangka bahwa aku menikmati semua ini. Tapi aku tetap menyayangi kalian." Nitasha menatap Rayan dengan lembut. James tersenyum dan meraih tangan Rayan.

"Aku akan menemui Naina," katanya singkat.

"Bagaimana kalau kita makan siang berempat? Kita undang dia makan siang disini, atau di restoran favoritmu, Nak." James tersenyum sumringah.

"Terserah Ayah saja."

"Maaf, aku tidak bisa. Maksudku, hari ini aku sudah janji menghadiri peluncuran koleksi terbaru temanku yang seorang designer. Dan aku, akan memakai salah satu koleksinya." Nitasha memandang kedua ayah dan anak dengan rasa bersalah.

"Maksudmu kau akan kembali ke catwalk?" tanya James kaget.

"Hm, begini. Aku hanya semacam bintang tamu. Aku tidak enak menolak, James. Dia teman dekatku selama ini." Nitasha tampak memelas.

James menarik napas dalam. Dia tampak frustrasi dengan hubungannya dengan sang istri.

"Tidak apa, Bu. Aku ada ibu yang lain, kan." Rayan langsung melangkahkan kaki keluar dari rumah dan menaikki motor sportnya.

A Lovely Surrogate Mother (International Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang