13. New Life

87 3 0
                                    

      Sementara itu, di bagian yang lain seorang wanita sudah mulai bisa menyembuhkan hatinya meskipun butuh waktu yang lama untuk menghilangkan luka itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, di bagian yang lain seorang wanita sudah mulai bisa menyembuhkan hatinya meskipun butuh waktu yang lama untuk menghilangkan luka itu. Luka di hatinya yang kini mulai mengering dan meskipun dia tahu luka yang lama sembuhnya itu pasti meninggalkan bekas.
Dia berjuang sendiri, seperti yang sudah - sudah. Dia jatuh cinta sendiri, sakit sendiri, maka sembuhpun sendiri. Paginya lebih menyenangkan sudah seminggu ini. Dia menemukan hidup barunya, meskipun terkadang dia ragu apakah ending dari ceritanya yang baru ini akan berakhir sama?
Karena pria itu dia harus meninggalkan rumahnya, rumah yang penuh kenangan. Rumah yang sangat bersejarah karena ia lahir, tumbuh, juga kenangan bersama ayah dan kakaknya juga ada disana. Sudah setahun lebih dia belum kembali ke rumah itu. Rasa rindu yang teramat dalam untuk kembali menghabiskan malam disana terkalahkan oleh bayang - bayang lukanya. Sampai detik ini pun dia belum benar - benar sembuh dari trauma masa lalunya.
Wanita itu bangkit dari tempat tidurnya, dengan kemeja putih panjang selutut ia melangkah malas membuka jendela kamarnya. Membiarkan sinar matahari menembus kaca jendela dan membias ke wajahnya.
Delila menyesap aroma cokelat panas di hadapannya. Menghirup aroma belgian chocolate yang begitu lezat.
Drrtt... Drtt... Handphonenya bergetar. Sebuah pesan masuk.
"Selamat pagi Delila. Hari ini jangan lupa ke kantor ya, ada yang harus kamu tanda tangani" Jeremiah Owen
"Oke. Setengah jam lagi saya akan tiba di kantor bapak" Delila Wilson

Delila meraih sebuah handbag berwarna beige. Senada dengan semi boots yang dia kenakan, wanita itu terlihat lebih anggun dengan kemeja dress keluaran polo berwarna biru muda. Delila menata rambut ikalnya, menyemprotkan parfume beraroma Paradise sensation ke lehernya.
Butuh waktu tempuh dua puluh menit untuk sampai ke kantor penerbit. Seperti kantor pada umumnya, Delila harus menemui resepsionis terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Jeremiah Owen. Jeremiah Owen atau yang lebih sering di sebut Owen adalah president director dari Owen Company, kantor penerbit yang akan menerbitkan novel hasil karya Delila.
"Hi. Apa kabar? Kamu sehat? Silahkan duduk" Owen mempersilahkan Delila untuk duduk di hadapannya.
"Terimakasih."
"Ini adalah kontrak kerja yang harus kamu tanda tangani, disana tertulis detail termasuk keuntungan yang kamu dapatkan dari perusahaan. Lebih baik kamu baca dulu sebelum kamu tanda tangan, jika ada point yang tidak berkenan bagi kamu kamu boleh kok bilang ke saya, nanti saya bisa revisi kontrak kamu" Jelas Owen perlahan.
Delila mengangguk. Dia membaca kontraknya seksama sebelum menandatangani kontrak tersebut diatas materai.
"Senang bekerja sama denganmu, Delila" Owen menjabat tangan Delila.
"Senang juga bekerja sama dengan bapak. Terimakasih sudah mempercayai tulisan saya untuk diangkat menjadi sebuah novel, pak" ujar Delila.
Pria dua puluh lima tahun itu tersenyum hangat menunjukkan deretan giginya yang sangat rapi dan putih.

I Love You, Just The Way You Are. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang