* Aduuh... udah hampir satu bulan baru bisa update ceritaku satu-satunya ini. Pembaca pasti sudah hampir lupa dengan ceritanya ya? Maaf yah... yang mau dilanjut baca silakan, Penulis enggak maksa lho... :D
***
Setelah sekian lama si penulis cerita ini tidak update -_-! Untuk yang kedua kalinya, Historica Sunny terbaring di tempat tidur ruang perawatan, tidak jauh dari kurcaci Siral yang masih telentang kaku dan hanya mengedip-ngedipkan matanya saja. Luka di tangannya masih tampak melepuh bercak putih dan gatal karena sengatan ubur-ubur langit. Akan tetapi, Tuan Altar selaku ketua Physician menyarankan agar Sunny tidak menggaruknya.
Pergelangan tangan kirinya sekarang telah diperban dengan dilumuri cairan hijau berbau menyengat seperti nasi yang gosong. Sunny dianjurkan untuk meminum ramuan yang berwarna hijau dengan asap mengepul, tapi ia menolak karena alasan rasanya bagai menjilati kayu yang baru saja dipelitur.
Sampai pagi ini Sunny masih meringkuk di ruang kesehatan, tangannya yang terluka juga masih terasa nyeri di beberapa bagian. Ia tidak tahu kenapa kurcaci tak datang untuk berbagi cerita seperti biasanya, dan Sunny sedikit kesal karena tiga sahabatnya itu belum berkunjung datang.
Bibi Ebony baru saja datang membawa nampan berisi makanan untuk sarapan pagi Sunny. Tapi kenapa yang dihidangkan hanya bubur ayam, roti tawar dan susu. Sunny menolaknya dengan alasan ia tidak sedang sakit demam, tapi hanya luka yang menurutnya tidak terlalu parah pada pergelangan tangan.
"Pokoknya aku mau makan sup jamur tiram!" rengeknya.
"Tidak bisa sayang... Tuan Altar bilang, itu akan membuat lukamu malah bertambah parah," kata Bibi Ebony, lalu menghela napas berat.
"Bagaimana kalau nasi goreng?" tanya Sunny berharap.
"Tidak boleh," jawabnya.
"Um... kalau telur dadar."
"Itu juga tidak boleh."
"Bagaimana dengan kentang goreng?"
"Tidak boleh Sunny, kau harus menghindari makanan yang digoreng sampai lukamu benar-benar sembuh." Mendengar itu maka Sunny merasa tidak lagi bernafsu makan.
"Bagaimana kalau minta yang lain saja," kata Bibi Ebony, "Asalkan tidak digoreng."
"Baiklah," kata Sunny tanpa menatap wajah bibinya, "Sebenarnya, aku hanya mau ibu," gumamnya sedikit melirik Bibi Ebony.
"Apa maksudmu nak?" Bibi Ebony merasa belum paham.
"Seharusnya ibu ada di sini saat aku sakit, paling tidak satu menit saja. Waktu itu ibu datang, tapi kenapa sekarang tidak. Seberapa banyaknya sih pekerjaan seorang raja dan ratu, sampai-sampai anaknya sakit begini tetap tidak ada yang perhatian," gerutunya.
Lagi-lagi Bibi Ebony menghela nafas, "Sunny... tidak baik bicara seperti itu nak. Bibi yakin, ibumu sangat perhatian padamu, tapi dengan cara yang berbeda."
Bibi Ebony mencoba mengusap kepala Sunny, namun Sunny cepat-cepat menutupnya dengan selimut. Sepertinya anak ini marah. Dan ketika Sunny meracau dengan sedikit keras, yang didengar oleh Bibi Ebony hanya gumaman yang tidak jelas.
***
Pada suatu sore yang cerah, Sunny harus meringkuk miring ke kanan selama hampir satu jam karena tidak jauh di belakangnya ada seorang anak laki-laki yang berumur tiga tahun sedang melangsungkan operasi pencabutan gigi akibat banyak makan permen.
Sunny selalu merinding saat anak itu menjerit kesakitan untuk kesekian kalinya. Sunny sendiri juga pasti ketakutan jika menerima hal buruk semacam itu. Daripada mendengarkan teriakan manja anak kecil itu, lebih baik ia membayangkan teman-teman sekelasnya yang mungkin sekarang masih belajar di sekolah. Dan ketika ia teringat akan Fey, teman yang pernah meninggalkannya sendirian di lorong yang gelap, ia tidak ingin membahasnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Historica Sunny
FantasyDua tahun yang lalu, seorang putri dari istana Chalcedon diculik oleh para monster yang menyebut diri mereka dengan sebutan Mangklie. Meskipun ia telah diselamatkan oleh para Ksatria, namun dirinya tak dapat menghindari rasa trauma. Dan hingga sam...