Ucapan Bibi Ebony kemarin tentang keinginan Sang Ratu agar Sunny bersekolah lagi ternyata tidak main-main. Pagi ini Sunny cukup direpotkan dengan buku-buku pelajaran yang akan disiapkan untuk siang hari nanti.
Ya, jadwal sekolah di Istana memang dimulai siang hari dan berakhir pada sore hari. Sampai-sampai kurcaci yang akan bercerita pagi ini diliburkan secara mendadak oleh Bibi Ebony.
Tapi daripada Fey dan yang lainnya mengeluh saja, Bibi Ebony menyarankan mereka agar membantu Sunny mengambil buku-buku pelajaran di perpustakaan istana.
"Kau perlu ini, ini, dan ini juga," kata Fey, menumpukkan buku-buku dihadapan Sunny.
"Benarkah sebanyak ini?" tanya Sunny tercengang, kedua kakinya tidak kuat berdiri saat kedua tangan menahan beratnya tumpukan buku.
"Padahal dulu tidak segini banyaknya," keluhnya hingga kepala Sunny bak tenggelam oleh buku-buku itu.
"Kau dua tahun sudah ketinggalan pelajaran, dan sekarang kau harus menghafal semuanya. Ini kan salahmu juga," Komentar Fey sambil mencarikan berbagai jenis buku di rak-rak perpustakaan istana tanpa sekalipun memandang Sunny.
Di ruang perpustakaan itu, banyak sekali berjajar rapi buku-buku diatas rak. Fey menggiring Sunny melangkahi setiap sudut perpustakaan. Melewati rak buku dalam kategori Kesehatan hanya untuk mencari buku berjudul: 1001 Ramuan Penyembuhan.
Kemudian berjalan jauh-jauh ke rak buku kategori Geografi untuk mengambil buku Peta Dunia Penghubung.
Dan setelah mendapatkannya, Fey baru tersadar kalau ia lupa mengambil buku Mengenal Belalang Nork: Si Penyembuh Ulung pada rak kategori Kesehatan.Sunny benar-benar kewalahan saat ini, dirinya merasa seperti sedang dipermainkan oleh Fey. "Huh! Andai saja aku punya empat tangan dan tujuh kaki, pasti tak akan se-lelah ini," celotehnya.
Tak kurang dari selusin buku ada di pangkuan tangan Sunny, sampai-sampai ia sempoyongan membawanya menuju ke kamarnya. Di satu sisi Sunny harus menyeimbangkan tumpukan bukunya, namun di sisi lain ia juga harus meniti tangga yang menurun.
Tapi beruntung ia dengan senantiasa dibantu oleh Rayah meski hanya membawakan empat buku milik Sunny, dan satu buku dibawa Yippy. Sementara Jieba yang ditemani oleh kurcaci Pinemal menunggu di kamar Sunny sambil mencatat beberapa jadwal pelajaran untuk kelas tiga.
Bruuuk...!
Buku-buku dijatuhkannya dihadapan Jieba. Sunny sangat lelah sekali setelah membawa buku-buku itu selama lebih dari sepuluh menit.
"Tenang saja Sunny, kau hanya perlu membawa tiga buku setiap hari," kata Jieba, "Oh ya, apa kau punya tas?".
"Tas? Dulu aku punya satu, tapi mungkin terlalu kecil," Sunny melihat kiri dan kanan, jemarinya menggaruk dagu berkali-kali. Bingung dimana terakhir kalinya ia meletakkan tas ransel kecilnya.
Diatas lemari yang tinggi itu, Fey menunjukkan dengan pena bulu saat pertama kali melihatnya. Sunny baru ingat kalau dulu yang meletakkan ranselnya disana adalah Woopy. Maka dengan senang hati Yippy mengambilkannya lagi.
Ternyata berat sekali saat ekor Yippy menarik ranselnya, Sunny sendiri tidak tahu atau mungkin lupa dengan isi yang ada di dalamnya. Yippy bersusah payah untuk menariknya, dan dalam hitungan ke tiga kucing itu terpental jatuh bersama tas ransel tersebut.
Gubrak...!
Yippy terjungkal, dan kemudian diikuti oleh suara ransel merah jambu yang berdebam keras berkali-kali, yang akhirnya mengeluarkan sebuah peti perak dari logam yang dirasa sangat berat itu.
"Yippy, kau tidak apa-apa?" tanya Sunny cemas, menarik kucing itu dan memeluknya.
Yippy terkulai lemas, mungkin kepalanya pusing karena jatuh secara terbalik. Tapi beruntung ransel itu tidak menindihnya.
"Kotak apa ini?" tanya Fey mendekat, memberi perhatian.
Rayah, Jieba dan Pinemal ikut mendekatinya. Tapi mereka tidak tahu apa isinya karena kotak itu terkunci."Sunny, aku tanya kotak apa ini?" kata Fey penasaran.
Namun setelah diingat-ingat, Sunny yakin kalau bukan dia yang menaruhnya. Tahu tentang kotak itu saja tidak sama sekali, apa lagi isinya.
"Itu bukan milikku," kata Sunny mendekat, masih dengan mengelus-elus kepala Yippy yang kesakitan. "Mungkin ini perbuatan si tupai itu," kata Sunny menuduh.
"Tupai? Maksudmu Woopy?" tanya Fey melirik Sunny, lalu ia mengamati di sekitar kotak perak itu. Ingin sekali Fey menyentuhnya, namun tiba-tiba tangannya dihentikan oleh genggaman tangan Sunny.
"Jangan! Kita tidak tahu apa yang ada di dalamnya," kata Sunny menghardik.
"Ya, kau benar. Maka kita harus membukanya,".
Tapi sebelum Fey berhasil menyentuhnya, tiba-tiba kotak misterius itu melayang diambil Jieba.
"Eh, ternyata ini tidak terlalu berat. Tapi kok... sulit dibuka ya?".
"Kunci... mungkin kita perlu kunci," pikir Fey lalu tanpa berpikir lagi ia langsung melihat ransel milik Sunny itu.
Rayah menyambar ranselnya dan melihat-lihat keadaannya. Ia heran kenapa talinya masih terikat dengan rapat, tapi tak lama kemudian Rayah mengerti juga.
"Mungkin tadi tas ini tersangkut paku atau sesuatu, dan saat ditarik oleh Yippy, tasnya jadi robek seperti ini," kata Rayah menyimpulkan.
"Lalu bagaimana dengan kuncinya?" tanya Fey penasaran.
"Tidak ada..." kata Rayah sambil memutar-mutar tasnya, "Mungkin terjatuh di sekitar sini,".
Selagi mereka mempedulikan tentang kunci dan kotak misterius itu, Sunny malah diam saja. Tampaknya ia malah merasa tidak dihiraukan lagi, buku-bukunya dibiarkan tergeletak begitu saja, maka melihat itu Sunny tidak terima.
"Kalian ini bagaimana sih? Katanya mau membantuku menyiapkan buku pelajaran, kenapa sekarang malah mencari kunci yang tidak jelas itu?!" keluhnya, menatap gusar pada teman-temannya itu.
"Eh, ada surat!" pekik Rayah nyaris memotong ucapan Sunny. Sepertinya mereka tidak mendengar apa yang dikatakan Sunny tadi.
"Apa - apa? aku mau lihat," kata Fey bersemangat. Ia dan Jieba mendekati Rayah dengan antusias, dan lagi-lagi Sunny di campakkan begitu saja.
"Kenapa sih kalian ini?!" kata Sunny kesal. Dan ia baru tahu kalau dirinya benar-benar tidak dihiraukan lagi.
"Surat apa ini? Tulisannya aneh," kata Jieba heran. Fey dan Rayah membenarkan ucapannya, membuat kurcaci Pinemal jadi penasaran.
"Oh... itu tulisan yang dibuat oleh hewan untuk berkirim pesan," seru Pinemal dari celah kepala mereka bertiga. Sampai-sampai mengejutkan Rayah dan yang lainnya.
Fey merasa aneh mengetahui bahwa hewan bisa berkirim pesan, tapi kurcaci Pinemal menjelaskan kalau mereka hanya baru mengetahuinya saja.
"Maksudnya?" tanya Jieba bingung.
"Maksudnya begini. Kalian pernah lihat goresan bekas cakar pada batang pohon? Itu adalah cara binatang untuk menandai daerah kekuasaannya. Dan bisa juga sebagai tanda kalau tempat itu berbahaya..."
"...Dan yang lebih rumitnya lagi, bisa sebagai pesan yang memberitahu bahwa: "Siang hari berkumpul di dekat pohon jambu karena Kera Putih sedang mengadakan acara pesta" seperti itu,".
"Benarkah? Lalu apa arti pesan ini?" tanya Fey antusias. Maka dengan cermat kurcaci Pinemal membacakannya.
"Kuncinya tersimpan di gudang penyimpanan bawah tanah. Nomor dua puluh satu, blok sembilan, tepat dibawah menara ke tiga,".
Dan seketika pintu kamar berdebam keras sekali. pintu itu menutup, dan tahu-tahu Sunny telah menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Historica Sunny
פנטזיהDua tahun yang lalu, seorang putri dari istana Chalcedon diculik oleh para monster yang menyebut diri mereka dengan sebutan Mangklie. Meskipun ia telah diselamatkan oleh para Ksatria, namun dirinya tak dapat menghindari rasa trauma. Dan hingga sam...