"Halo! Nama kamu siapa?"
"Aku Dianya Aulia."
"Aku (sedikit samar), senang berkenalan denganmu, aku ingin menjadi teman mu, Teman baikmu, yang selalu ada untukmu, menemanimu disampingmu, dan melindungimu selalu!"
"Aku juga!"Kedua anak kecil yang usianya belum cukup setengah dasawarsa yang baru saja bertemu saling mengikrar janji.
Pertemuan mereka dikarenakan orang tua dari pria kecil yang baru saja Dianya kecil kenal itu menempati rumah kontrakan yang posisinya bersebelahan dengan rumah Dianya.
Orang tua mereka pun sudah saling dekat menyambung tali silaturahmi, Ibu dari sang pria kecil itu selalu pergi mengunjungi rumah Dianya untuk bercengkrama dengan Ibu Dianya--Sasmitha yang merupakan single parent karena ayah dari Dianya adalah seorang prajurit yang gugur pada sebuah komflik diwilayah timur Indonesia.
Mereka berdua pun tumbuh bersama sampai masuk ke bangku SD yang sama. Hal yang paling Anya--nama panggilan akrab Dianya ingat ialah, ketika teman-teman semasa SD mengejeknya karena tak mempunyai ayah, dan bocah lelaki yang bertetangga dengan Anya tak senang melihat Anya menjadi bahan ejekan anak-anak yang lain sampai Anya terlihat meneteskan air matanya. Pertarungan pertama lelaki kecil itu dimulai dengan anak yang mengejek Anya sampai mereka berdua dipisahkan oleh teman temannya dan sang guru.
Selepas mereka dihukum oleh guru karena telah melakukan keributan dihari pertama sekolah, lelaki kecil menghampiri Anya sahabatnya itu untuk berkata sesuatu.
"Jangan menangis lagi, sudah tidak ada lagi yang bakalan ganggu kamu"
"Tapi kenapa kamu berkelahi hanya untuk membelaku?"
"Aku kan sudah berjanji sama kamu!"Akan tetapi, sebelum mereka menginjak kelas 2 SD, ayah sang lelaki kecil itu pindah tugas entah kemana yang menandakan mereka berdua tak akan dipertemukan lagi dalam satu ruangan kelas, satu taman bermain dan satu waktu bersama untuk bercerita dan berpetualang.
Itulah yang selalu Anya sekarang yang sudah dewasa selalu khayalkan. memaksanya menjadi wanita Introvert yang misterius karena kehilangan 2 sosok lelaki yang baginya merupakan tamengnya dan senyumnya. Sekarang tinggal sosok ibu yang dapat mengerti dan memberi sedikit semangat untuk Anya, sosok yang mampu merubah Anya yang pendiam menjadi anak kecil yang manja.
Sekarang hari pertama MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) di SMA 1 Abdi Negara, Hari dimana Anya sangat dibuat sangat malas karena akan menjalani hari dengan capek karena hal yang sia-sia seperti pas waktu masuk SMP. Ia turun dari angkot bersamaan dengan siswa-siswi baru yang penampilannya sama konyolnya dengan Anya, mengenakan mahkota daun, tas dari kantong kresek, dan kalung dari permen dan bawang merah. Anya memasuki gerbang sekolah dengan merunduk malu dengan mata yang melirik melihat situasi sekolah yang masih sepi.
Anya mulai berjalan menuju papan pengumuman untuk mengecek gugus berapa namanya tertera. Setelah mendapati namanya tertera pada gugus 11, ia bergegas untuk mencari ruangannya agar tak berada diluar terus dan kelihatan bodoh karena penampilannya yang memalukan. Setelah berkeliling, ia pun menemukan ruangan bertuliskan GUGUS 11 dan langsung memasukinya sekaligus beristirahat. Keadaan saat itu masih pagi, belum banyak orang yang yang datang kesekolah, termasuk digugus 11 tempat Anya sekarang berada, hanya ada seorang lelaki yang sedang menyantap sarapan berupa makanan ringan. Mengetahui kedatangan tamu, lelaki itu memandangi Anya yang sedang menuju bangku yang jauh dari bangku sang lelaki itu. Lelaki itupun menghampiri Anya dengan membawa makanannya yang masih tersisa.
"Hy, mau roti nggak?"
"Nggak, makasih udah sarapan dirumah!"
"Sebentar kita bakalan lari loh, dan latihan jalan jongkok, butuh tenaga! Nih roti!"
"Beneran?"
"Kamu nggak baca dipapan pengumuman?"
"Nggak!"
"Yaudah ini roti, tambah stamina kamu!"Anya pun mengambil roti pemberian lelaki itu dan langsung melahapnya karena tadi ia hanya sarapan teh panas dan biskuit saat dirumahnya sebelum berangkat kesekolah.
"Aku Aswar, lulusan SMP Harapan. Aku daftar disini karena aku suka sama sekolah ini!"
"Sumpah gak nanya, gak peduli dan gak mau tau"
"Yah aku cuma mau cerita doang, setidaknya perkataanku ini akan membekas dalam ingatanmu! Oh ia, nama kamu siapa?"
"Nanti juga kamu bakal tau sendiri"
"Aku gak mau nanti, aku mau sekarang!"
"Kenapa sih? Bawel banget!" Cetus anya.
"Karena kamu orang yang pertama aku kenal disekolah ini, yang akan selalu ku ingat"
"Anya, panggil aja Anya!"
"Nah gitu dong!"Tak lama waktu berselang, kelas gugus pun sudah dipenuhi oleh siswa-siswi baru untuk menjalani MOPDB disekolah tersebut. Aswar yang tadi berkenalan dengan Anya mengambil peralatannya di bangku pertama ia tempati untuk pindah kesamping Anya duduk, Anya yang melihat kelakuan lelaki yang baru ia kenal tersebut heran tetapi hanya memutar matanya malas karena tak tahu harus berbuat apa dalam keramaian yang belum ia kenal semua.
"Aku duduk disini yah? Takut ada yang lebih kenal kamu daripada aku!"
"Terserah"Akhirnya senior utusan OSIS untuk setiap gugus pun datang termasuk digugus Anya. Seperti biasa pada sebuah pertemuan pertama, pasti diawali perkenalan. Satu-satu teman barunya mulai memperkenalkan diri, hingga sampai ke bangku terakhir dimana Aswar dan Anya duduk bersama. Aswar mulai berdiri untuk memperkenalkan dirinya.
Halo teman-teman
Nama saya Aswar Arfandi
Gue dari SMP Harapan
Hobby gue olahraga terutama basket dan futsal
Pelajaran paling gue suka itu Kimia karena gue suka mencampur, dan suka melihat reaksi kimia."Oke, tepuk tangan dulu dong buat teman kalian. Siapa?" Rayu senior kepada siswa lain
"Aswar kak!"Para peserta didik baru digugus itu pun bertepuk tangan, Aswar pun kembali kebangkunya yang menandakan siswi terakhir yaitu Anya harus memperkenalkan dirinya.
Halo. Nama saya Dianya Aulia
Dari SMP Nirwana
Hobby aku... EhhmmmAnya mulai kebingungan dengan hoby apa yang ia sukai, karena Anya hidup dalam kegelapan, kesunyian jika sedang jauh dengan sang Mama, dirumah pun ia tak terlalu banyak aktifitas karena menurutnya energi bukan untuk disia-siakan hanya untuk kesenangan saja.
"Hoby dia kuliner dan jalan jalan kak... Bareng aku!" Kata Aswar sambil berdiri membela Anya yang mulai gagap nan panik dengan hobinya.
"Tapi hobimu kan olahraga tadi?" Tanya anggota OSIS itu balik kepada Aswar.
"Itu sampingan kak eheee."
"Bener Anya?" Tanya anggota OSIS itu memutar kepala menghadap ke Anya.Anya pun hanya mengangguk terpaksa demi mempersingkat waktunya berdiri dihadapan banyak orang yang tak ia kenal dan tak ingin dia kenal.
Setelah itu, mereka diarahkan keluar ruangan untuk dikumpulkan ditengah lapangan dengan terik mentari yang sudah sedikit menusuk.
"Kenapa kamu musti bantuin aku tadi?" Ketus Anya bertanya pada lelaki yang baru dikenalnya itu.
"Aku nggak suka liat kamu kesusahan!"
"Tapi aku nggak butuh itu semua!"
"Trus aku akan biarin kamu berlama lama jadi tontonan teman-teman? Nanti mereka jatuh cinta, makin banyak kan saingan aku"Anya pun langsung bungkan dengan perkataan Aswar barusan, seketika ia buang muka dan memanyunkan bibir mungilnya yang membuatnya semakin imut dengan pipi tembem dan kacamata besarnya. Aswar yang melihatnya cemberut tanpa ia sadari, otot-otot wajahnya memaksanya untuk tersenyum sampai di tengah lapangan.
"Berdiri dibelakang aku Nya, panas"
"Gapapa, gausah. Aku gak butuh"
"Hehehe, aku cuma gak mau sang mentari melihatmu lalu cemburu kalau ada hal lain yang lebih indah"
"Basi!" Ketus Anya menjawab.
Aswar langsung terdiam sejenak mendengar perkataan menusuk tersebut, "aku cuma mau melindungi kamu, bahkan dia itu sinar mentari sekalipun! Kamu itu indah, dan tiada yang pantas merusaknya. Itulah janjiku!"Anya memandangi pria yang sedang berada didepannya itu dengan tatapan aneh. Siapa sih anak ini? Janji nya itu apa? Apakah dia anak kecil itu? Gumam Anya dalam hati.
~°•°•°~
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu
Ficção AdolescenteNamamu. Yah ini hanya sebuah kisah lama antara Anya dan seorang pria kecil dimasa silam yang yang tak direstui oleh semesta untuk saling beranjak dewasa. Nama lelaki kecil masa lalunya itu selalu terngiang dalam fikirnya, yang ia ketahui hanyala...