Pagi kali ini datang begitu cepat, padahal pagi ini adalah pagi yang ditunggu Aswar. Aswar terbangun dari mati kecilnya di pukul 07:26. Mengetahuinya, Aswar langsung bergegas tanpa harus berlama-lama diatas tempat tidur untuk memperbaiki perasaan terlebih dahulu.
Setelah semuanya telah siap, Aswar langsung berlari menuju motornya, tanpa makan sarapan dan meminta uang jajan, bahkan ia tak meminta restu untuk menuju kesekolah, hanya berteriak salam lalu beranjak pergi. Sesampai dibelokan antara belokan kesekolah dan belokan kerumah Anya, Aswar sedikit bimbang, jemput Anya dulu nggak yah? Tapi mungkin ia udah disekolah, kemarin kan ia datang pagi banget! Langsung kesekolah aja deh! Aswar langsung menancap gas motornya menuju kesekolah.
Aswar cemas terlambat kesekolah bukan karena urusan kedisiplinan, mungkin kalian juga tahu bagaimana sikap seseorang menghargai waktu untuk bertemu dengan orang yang kita sayangi, apalagi ada janji yang harus ditepati.
Memiliki cinta memang memaksamu untuk jadi lebih berlebihan, engkau sangat takut terlambat jika punya janji bertemu dengan dia, engkau sangat menjaga sikap jika sedang berbincang dengan dia baik secara langsung maupun tidak langsung, dan paling utama, engkau sangat over protective kepadanya walau segelintir dari kalian menyembunyikannya, memaksa semuanya baik-baik saja, membiarkan hati menanggung sakit. Dan kasus paling aneh ialah, sangat protective, sangat cemburu kepada dia yang hatinya belum kau miliki, bagi orang yang seperti ini, kuharap jangan terlalu menampakkan kenorakanmu yang seperti ini (blunder) karena bukannya akan mendapatkannya, itu malah akan membuatnya akan semakin jauh dari jangkauanmu.
Terlalu buat hal yang "sangat" kepada pasangan memang tak ada salahnya, tetapi akan lebih baiknya dilakukan secukupnya saja, selain mungkin membuatnya sedikit terganggu, itu juga akan berdapmak panjang, dimana anda sudah lebih dewasa, dan sudah sadar bahwa hal itu begitu memalukan. Mungkin kata orang "cinta itu saling melengkapi." Bukan hanya itu, cinta juga tentang bagaimana kau menyesuaikan dirimu agar pantas buat dia, dan begitupun sebaliknya. Karena banyak dari kalian yang mengenal cinta, salah kaprah dengan "cinta itu saling melengkapi." Yang saya lihat hanya bersikap royal kepada pasangan, saling memberikan keegoisan, tetapi bagaimana kalian saling melengkapi, saling memantaskan satu sama lain, mengerti apa yang sebenarnya dia butuh, dan apa yang dia benci.~°•°•°~
Sesampai dikelas, Aswar dipandangi oleh teman segugusnya karena keadaannya yang berantakan, penuh keringat, dan dasi yang melonggar. Serta tak mengenakan atribut wajib yang memalukan itu bagi siswa baru, tak terkecuali senior dari kalangan OSIS yang ditugaskan digugus itu, "dari mana saja kamu? Sudah jam berapa ini?" Bentak senior.
"Maaf kak, tadi aku kesiangan"
"Keluar, lari dilapangan sebanyak sepuluh putaran, terus cari kelompok pelanggar yang lain"
"Baik kak!" Ucap Aswar yang matanya tertuju kepada bangku Anya yang penghuninya tak ada. Mungkin dia juga melanggar kali!Setelah melakukan hukuman yang diberikan oleh senior, Aswar pun menuju ke kumpulan siswa baru yang melanggar yang sedang duduk dijemur ditengah lapangan mendengarkan ceramah dari guru BK. Namun anehnya, segerombolan pelanggar itu, tak satupun perempuan yang berarti Anya tak berada disana. Dan akhirnya, Aswar menjalani hari yang hampa dan membosankan disekolah.
~°•°•°~
Sepulang sekolah, Aswar pun berinisiatif untuk menuju kerumah Anya karena khawatir dengan keadaan Anya yang tak pergi kesekolah.
"Permisii" Teriak Aswar dari luar gerbang pekarangan rumah Anya.
Dari balik jendela, Sasmitha mengintip tamu yang berteriak itu. Mengetahui bahwa seorang yang berada diluar itu adalah Aswar, ia langsung membuka pintu rumah dan bergegas keluar untuk menyambutnya, "ehh nak Aswar, ada apa?"
"Gini tante, Anya sakit yah?"
"Oh, Anya baik aja koq didalam, sehat!"
"Tapi koq kenapa nggak masuk sekolah?"
"Tau tuhh, eh masuk dulu yuk! Nggak enak ngobrol diluar!"~Didalam rumah~
"Jadi tante, Anya nya koq nggak masuk sekolah?"
"Tadi pagi, waktu tante mau bangunin dia, dia ngunci pintu kamarnya, katanya lagi males"
"Ohh kirain Anya sakit, tante!"
"Nggak koq, eh tunggu yah? Tante panggil Anya dulu!"
"Ia tante!"Sementara itu, Sasmitha berjalan menuju kamar putrinya yang belum mengetahui kedatangan Aswar. Seperti biasa, pintu kamarnya tertutup. Sasmitha pun tanpa mengetuknya, langsung membuka pintu kamar putrinya itu seperti biasa tanpa permisi. "Anya!". Dengan sedikit tersentak, Anya melepas headset yang terhubung di walkmannya--dari telinganya dan berusaha menegakkan bahunya yang sebelumnya tersandar di kursi belajarnya. "Ia bunda? Ada apa?"
"Keluar yuk!"
"Hmm buat?"
"Ayu" Sasmitha menggapai tangan Anya dan menariknya, mengajaknya keluar kamar menemui tamu.Dalam langkahnya yang dituntun oleh sang bunda, Anya bingung mengapa di arahkan menuju ruang tamu. Terlihat disana ada lelaki yang tak asing bagiku sedang duduk menunduk sambil memainkan tangannya. "Aswar?"
"Ehh Anya, kenapa gak masuk sekolah?"
Anya menatap kesamping sambil bersila tangang dengan raut wajah yang kesal "gatau"
"Tante tinggal dulu kedapur yah? Anya, duduk dulu, temani Aswan ngobrol!" Ucap Sasmitha, sebelum beranjak ke dapur.
"Mmm, kirain kamu sakit. Aku tadi disekolah cemas mikirin kamu!"
"Udah liat kan aku baik baik aja? Sehat wal afiat? Trus sekarang nunggu apa?"
"Nunggu janji kamu kalo besok kamu bakal pergi kesekolah! Lagian besok hari terakhir MOPDB kan?"
"Nggak ah males!"
"Yaudah, aku nunggu disini dulu"Melihat kelakuan Aswar yang sedikit menjengkelkan itu, Anya hanya menggeram, menatap lelaki yang duduk sambil bersiul yang berada dihadapannya itu dengan tatapan tajam sambil mengutuknya.
Mereka pun diam, sunyi tanpa satu kata pun terucap dari bibir salah satu dari mereka, Aswar yang bimbang sekaligus bingung ingin menentukan topik pembicaraan berbanding terbalik dengan Anya yang bingung bagaimana cara mengusir lelaki nyebelin ini. Hingga satu waktu, tatap mereka saling bertemu, dan tentu, Anya langsung memalingkan pandangannya dengan sekelibat yang membuat Aswar langsung tersenyum.
"Aneh yah! Pertemuan sederhana kemarin denganmu di sekolah, mampu berefek panjang sampai saat ini. entah mengapa, kau berhasil membuatku cemas seperti saat ini!"
"Hahh?" Anya menatap wajah Aswar dengan raut muka yang terkejut, lalu memalingkan wajahnya dengan mengerucutkan bibirnya "apaansih"
"Heheh, maaf, tapi saat ini aku tak berbohong!"Waktu sedikit lama berselang kala mereka kembali diam, Sasmitha kembali ke ruang tamu untuk memanggil anak dan tamunya untuk ikut makan malam, "Anya, Aswar, yuk masuk dulu, tante udah masak makanan"
Mendengar hal tersebut, Aswar langsung bersemangat. Mengingat tadi pagi ia lupa untuk meminta uang jajan dari orang tuanya, alhasil; disekolah ia hanya menahan lapar sambil berhemat energi dengan hanya berdiam dikelas. Namun, sama seperti kebanyakan orang, Aswar pun ikut basa-basi, "heheh, maaf tante, gausah, udah malam"
"Ia bunda, udah malam, Aswar udah mau pulang!"
Mendengar hal tersebut, mata Aswar pun terbelalak lebar, namun rasa lapar diselamatkan oleh Sasmitha yang menyanggah perkataan anaknya sendiri itu. "Ish. Aswar kan pasti lapar, ia kan? Lagian gak usah malu koq, ini kan rumah teman kamu sendiri!"
Setelah mereka bersantap, Aswar langsung pamit pulang, mungkin karena 2 hal; dia sudah memastikan bahwa Anya baik baik saja, dan perutnya sudah merasa kenyang. Waktu pun menunjukkan Jam 19:25, Aswar mulai menyalakan mesin motornya dan pamit kepada Sasmitha dan Anya. Namun, ada satu hal yang ingin ia sampaikan kepada Anya, "Anya, kamu besok mau kan kesekolah?"
"Nggak, bikin capek, males, bosen, ada kamu lagi. Ihhh"
"Hehehe, besok maukan? Besok penutupan sekalian pembagian kelas, gak usah berpenampilan bodoh lagi seperti kemarin!"
"Hmmm ia, bawel!"
Aswar pun tersenyum kepada Anya dan Sasmitha sebelum beranjak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu
Fiksyen RemajaNamamu. Yah ini hanya sebuah kisah lama antara Anya dan seorang pria kecil dimasa silam yang yang tak direstui oleh semesta untuk saling beranjak dewasa. Nama lelaki kecil masa lalunya itu selalu terngiang dalam fikirnya, yang ia ketahui hanyala...