Hari Minggu datang. It's time to refreshing. Tapi, di rumah sepi. Mungkin, cuma gitar dan novel yang nemenin gue. Mending vidcall Shine aja.
Nada sambung pun bunyi. Tapi, setelah 30 detik, Shine malah me-reject panggilan gue. Ada apa sama dia?
Akhirnya gue pun buka-buka sosmed.
BBM : Dean 🎸 : Drey, gue mau tanya sesuatu
Notifikasi itu muncul paling atas. Dean. Jarang-jarang dia nge-chat pagi-pagi gini walaupun hari Minggu.
Tanpa pikir panjang, gue pun langsung membuka pesan tersebut.
Dean : Drey, gue mau tanya
sesuatu
Me : to the point ya
Dean : gue suka sama Shine
Pesan tak berguna itu pun langsung membuat hati gue seperti tercabik-cabik. Sakit banget. Dean yang selama ini selalu senyum-senyum ke gue, ngajarin gue banyak hal tentang gitar, bercanda yang gak jelas, dalam sekejap seperti langsung menjadi monster dalam hidup gue. Bagaimana bisa dia menyukai Shine? Dari pada sakit hati, gue putusin matiin hp dan langsung memejamkan mata agar melupakan pesan itu.
Di saat yang seperti ini, mata gue malah gak bisa diajak kompromi. Gue coba memejamkan mata tapi tetap saja memikirkan Dean dan gak bisa tidur.
[Dean's POV]
Setelah sekian lama, mungkin ini waktu yang tepat. Gue pun mengambil hp dan berniat tanya-tanya tentang sahabat Audrey.
30 menit gue menunggu, gak ada balesan dari Audrey. Tapi, dia udah baca pesan gue. Apakah dia marah? Apa salah gue? Lebih baik gue ke rumahnya dan bertanya tentang Shine.
***
Sesampainya di rumah Audrey gue mengetuk pintu. Gak ada jawaban sama sekali. Gue pun meneleponnya. Nihil. Nomor yang dihubungi tidak aktif. Gue pun pulang dengan tangan hampa.
[Audrey's POV]
Tiba-tiba terdengar suara mesin motor. Gue pun mengintip ke luar jendela. Dean? Dia bela-belain datang ke rumah? Gue pun langsung pura-pura tidur dan mengabaikannya.
***
Besoknya di sekolah, gue papasan sama Dean. Seperti biasa, dia tersenyum. Sekuat tenaga gue balas senyumnya.
"Pagi, Audrey," sapanya.
"Pagi juga." Balas gue.
"Eh, tolong bilangin Shine, nanti sore gue janjian sama dia di taman deket mall," ujar Dean dengan santainya.
Dengan menahan semua kekecewaan dan kesedihan, gue pun mengangguk.
Sesampainya di kelas, gue langsung menyampaikan pesan dari Dean buat Shine. Setelah mendengar kabar itu, rona wajah Shine terlihat bahagia. Apakah Shine menyukai Dean? Gue pun berusaha ikhlas, demi kebahagiaan sahabat gue. Gue gak mau persahabatan kita hancur cuma gara-gara satu cowok.
[Shine's POV]
Akhirnya, Dean ngajak gue jalan. But, wait, gimana dengan Audrey? Gak mungkin gue jalan sama Dean. Gak mungkin gue berbahagia di atas kesedihan dan kekecewaan Audrey. Gue pun berusaha ikhlas. Gue gak mau Audrey, sahabat setia gue, ngejauh dari gue cuma gara-gara satu cowok.
Sore hari, waktu yang gue tunggu tiba. Dean ngajak gue jalan jam 3 sore. Tapi, gue sengaja nggak siap-siap karena akan melakukan sesuatu yang bikin dia sadar.
Dean udah nelepon berkali-kali dan gue abaikan. Setelah panggilan berakhir, gue langsung nge-chat Dean.
Me : lo harusnya peka
Dean : maksudnya apa?
Me : gak usah sok polos. Tanpa
lo sadari lo udah nyakitin
hati sesorang yang pernah
mencintai lo sepenuh hati
Dean : Audrey? Jujur gue gak ada
apa-apa sama dia
Me : dia sebenernya udah suka
sama lo sejak kelas 10,
ditambah lo yang selalu
nyapa dia setiap pagi,
minta ajarin ngerjain
tugas matematika, dan
sharing tentang gitar,
udah cukup buat dia jatuh
hati sama lo. Dan lo
balesnya kayak gini? Apa
alasan lo ngedeketin dia
cuma buat tanya-tanya
tentang gue?! Lebih baik
lo minta maaf sama dia
dan UNGKAPIN
PERASAAN LO KE DIA!
Sial! Apa-apaan ini? Dia cuma baca pesan gue tanpa balasan apa pun.
Gak seru? Maaf ya, kehabisan ide 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me : Tears Behind the Smile
Teen Fiction-Bukan sahabat namanya kalo belum menyukai orang yang sama- Dia Audrey Kayla. Seperti siswa kelas 12 pada umumnya, dia suka nongkrong dan hang out bareng teman. Dan sampai akhirnya, sahabat setianya menyukai orang yang sangat Audrey cintai. Ps : ada...
