Angel : "Haha lucu gak sih, saos tiramnya tumpah ke tas lo."

81 10 5
                                    

Angel membangunkanku dengan menggoncang-goncang tubuh terkaparku. Ia berkata bahwa sekarang ia kelaparan dan menyuruhku mengantarkannya untuk membeli cilok kalau tidak pukis.

Yakali njing

Aku mengatakan untuk berjuta-juta kalinya pada Angel bahwa di London tak ada orang berjualan jajanan legend itu.

"Bodo ah, pokonya ayo cari makan sekarang!" Rengek Angel sejadi-jadinya.

Dengan mata mengantuk karena ini masih jam lima pagi, aku mengganti bajuku dan bersama-sama dengan Angel membangunkan Melissa dan Sasha, sebelum mereka berdua bangun dan merengek kelaparan juga padaku.

Mobil berhenti tepat pada tempat parkir McDonalds, Angel sudah bersumpah serapah daritadi karena kelaparan dan menduduki antrian paling depan yang artinya ia lah yang pertama memesan.

"Ih njel lo grusak grusuk banget sih." Bisikku pelan pada Angel di depanku.

"Diem lo laper gue."

Si kasir McDonalds pun menotal semua harga, mungkin biaya makan ketiga temanku ini cukup untuk mempercantik anjingku di dokter operasi plastik karena mereka memesan banyak sekali makanan dan menyebabkan dolar di dompetku berkurang beberapa lapis.

Kami memilih tempat duduk di pinggir kaca, karena Sasha bilang apabila ada cogan yang keluar dari drive-thru bisa langsung memandang kecantikan kami.

Sok cantik emang

Gurita balado dasar

Dengan nada sedikit rendah karena apabila aku berteriak akan terlihat seperti orang gila sebab hanya tujuh meja saja yang terisi disini aku berkata pada mereka bertiga bahwa cepat atau lambat akan kubunuh mereka apabila tidak mengganti beberapa lapis dolarku.

"Selo kali flo, belum juga abis nih makanan." Kata Lissa menenagkan.

Setelah selesai menuntaskan makanan mahal ini, aku mengatakan pada mereka bahwa kami akan segera pulang karena badai kantuk yang menyerangku tak dapat kutahan lagi.

"Ah elah Flo ko' balik sih, ga asik lo!"

"Tau nih!"

"Eh gimana kalo kita wisata kuliner aja."

"Oke juga tuh."

"DIEMMMMM!!!" Aku berteriak seakan dajjal sudah muncul.

Apa sebenarnya yang ada dipikiran mereka, baru saja menghabiskan makanan sebanyak itu dan sekarang mengajak untuk berwisata kuliner.

Semua cara sudah kugunakan untuk membatalkan wisata kuliner itu, mulai dari mengancam Sasha yang bercita-cita sebagai model dan tak akan tercapai apabila ia terus makan, sampai ancaman keji seperti memotong-motong mereka menjadi daging-daging kecil lalu mencampurkannya dengan sosis dan membakarnya di halaman belakang. Tetapi nihil, mereka tetap kukuh.

Beberapa menit kemudian kami sampai di restoran China ya maksudku makanannya bertema China bukan kami yang berada di restoran yang letaknya di China, tidak itu terlalu jauh.

"Pesen itunya dua ya mbak." Kata Angel.

Padahal sudah kujelaskan bahwa dia harus berbicara menggunakan bahasa Inggris tetapi Angel bilang kalau dia ingin mengenalkan Bahasa pada dunia dan itu dimulai dari McDonalds tadi. Ya memang Angel memesan menggunakan bahasa di McD tadi dan berakhir padanya yang harus berbahasa Inggris setelahnya.

"Sorry, can you speak at least english?" Respon si mbak-mbak sushi.

"Alright, as you hear me I speak bahasa."

"So you guys are Indonesian, wow welcome to London."

"Makasih loh mbak." Jawab Angel.

Sudahlah lebih baik aku duduk dan menunggu pesananku daripada memperhatikan Angel menyebarkan bahasa pada dunia.

BRITISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang