"ayo Zah. katanya lu mau cerita.." rengek Melody. Aku hanya memandangnya sekilas, lalu melanjutkan makan siangku. Merasa tidak dihiraukan, Melody protes tidak terima.
"ihh.. lu dengerin gue ga sihh Zah? jahat banget lu diemin gue" menunjukkan ekspresi kesalnya dengan memanyunkan bibirnya. karena tidak tahan dengan ocehan Melody, aku pun menyerah dan kemudian mulai bercerita.
"oke gue cerita, asal lu harus janji ke gue. Lu bakal diem dan dengerin gue, tanpa memotong cerita gue. Kalau lu sampai motong cerita gue, gue gak bakal lanjutin cerita."
"oke, tapi gue boleh ngomong sehabis lu cerita kan?"
"yup! hanya setelah gue selesai cerita." kataku, kemudian mulai bercerita.
"tadi pas gue jalan melewati koridor sepi-""lu ketemu hantu?" potong Melody.
aku pun menunjukkan ekspresi datar ku-Sedatar mungkin- "katanya lu bilang, lu bakal janji gak motong cerita gue. udah ah,, males gue" keluh ku kesal.
"eh.. sorry Zah, mulut gue emang gak bisa di atur, main nyerocos aja. Maafin gue ya, ayo dong lu lanjutin. gue janji kali ini gak bakal gue potong, yah Zah" Katanya menunjukkan raut wajah yang sangat memohon. yah seperti raut muka anak kucing yang ditemukan di tepi jalan dengan hanya berbungkus kerdus, menunjukkan bahwa dia ingin dipungut dan dirawat dirumah sebagai hewan peliharaan.
"oke, kali ini gue maafin. kalau lu potong lagi, gue gak mau cerita" ancamku dan hanya dibalas anggukan olehnya. kemudian aku mengambil nafas, dan mulai bercerita lagi.
"pas gue di koridor, gue jalan sambil ngelamun. yah anggap aja gue lagi berimajinasi dunia gue sendiri. Karena terlalu asyik melamun, tanpa sadar ada seorang cowok lewat depan gue. gue nabrak dia, ya gue sempat berpikir masih jam segini kok udah ada murid sih? biasanya kan gue datang paling awal. setelah gue berdiri, kemudian gue natap dia sambil minta maaf. Tapi belum sempat gue nyelesain kata-kata gue. gue sadar yang gue tabrak itu cowok, dan tanpa pikir panjang gue langsung kabur gitu aja. ya awalnya gue denger dia manggil-manggil gue, tapi gue keburu lari. yaudah gitu doang. TAMAT" cerita ku panjang lebar. sejujurnya aku gak pernah cerita sepanjang ini sebelumnya, apalagi tanpa jeda. ini aneh. aku selalu menghemat suara ku jadi aku termasuk murid pendiam, tetapi tidak terlalu pendiam karena aku juga kadang berkomunikasi dengan orang lain. pengecualian buat makhluk yang namanya 'cowok'. NOPE!.
Melody memandang ku lama, kemudian mengangguk seolah mengerti apa yang ku ceritakan. Aku pun menyelesaikan makan siang ku, kemudian mengeluarkan sebuah novel seraya menunggu respon Melody yang begitu lama.
"jadi..? yang sekarang yang gue kepoin itu. siapa lelaki itu? apakah dia tampan? atau mungkin aku mengenalnya? siapa? siapa??" katanya bersemangat. Aku hanya mengangkat bahu yang artinya 'gue gak tau'. Disaat itulah Melody mendadak cemberut dan berkata "lu gak asyik Zah."
Bel sekolah pulang terdengar, ya baguslah karena disaat itulah pak Doni, guru Fisika kelas IPA-2 meninggalkan kelas setelah memulangkan murid-murid. semua murid langsung berhambur keluar kelas dengan riang. Sungguh, pelajaran jam terakhir sangat membosankan. Aku saja sampai frustasi mengerjakan soal-soal fisika yang tidak kumengerti. Jika jenuh terkadang aku suka sekali tertidur dikelas, untung saja teman sebangku ku Melody sangat baik padaku. dia sering membantuku mengerjakan soal fisika, kadang dia juga mencatatkan materi dibuku untukku. aaa... sahabat yang sangat baik.
"Zah yok pulang!" ajak nya. Taulah siapa lagi kalau bukan Melody.
"ok, tapi bentar." aku membongkar tas ku untuk menemukan benda yang kuinginkan, yaitu: Ponsel. "tadi perasaan udah gue masukkin ke tas deh, kok gak ada?" kataku bingung.
"lu kenapa Zah? apa yang gak ada?" melihat eksperis bingung ku, Melody sangat khawatir. "anu,, Mel. Ponsel gue gak ada." jelasku pelan. "ha?? Kok bisa gak ada. lu yakin udah bawa ponsel dari rumah, kali aja lu yang lupa gak bawa." kata Melody sambil mulai membantu ku mencari ponsel.
"gue yakin, tadi udah gue bawa Mel."
"terus kok sekarang gak ada?"
"nah,, makanya itu gue gak tau!" kataku.
setelah itu tanpa berpikir lagi, Melody mengambil ponselnya "coba gue telpon. kali aja ketemu." katanya sambil menempelkan ponsel ke telinganya.
Tak lama ada jawaban dari seberang sana "Halo? apa lu yang punya ponsel ini?" katanya dengan suara beratnya. dengan cepat Melody menjauhkan ponsel dari telinganya. "yang angkat suaranya berat, berarti dia cowok. apa lu barusan ngobrol sama cowok" tanyanya.
Aku hanya memincingkan mata sebelum berkata "lu bego ya? jelas-jelas dari tadi gue kan dikelas sama lu." kataku kesal. Dia hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o'. Kemudian, melanjutkan aktivitas menelpon sosok cowok tersebut.
"ehh.. iya gue temen yang punya ponsel itu. bisa lu balikin gak?"
"okey, lu dimana?"
"diruang kelas IPA-2"
"gue kesana." katanya kemudian memutuskan sambungan telpon.
"dia kesini Zah" seraya memasukkan ponselnya kedalam tas. "ngapain lu nyuruh dia kesini? lu tau kan gue anti banget kalau deket sama-" "lu mau ponsel lu balik gak?" kata Melody memotong kalimatku. "iya" kataku pelan. "yaudah kita tunggu aja dia." aku hanya mengangguk pasrah. kemudian, diam dan hanya menunggu sosok nya datang.
Hallo!! >o< maaf telat updatenya :v karena ada masalah sama laptop :3 maafin yah.. sebagai permintaan maaf, Author nulis part ini panjang banget. udah panjang, nulis nya malem lagi :v jadi maklumin ya klo ada typo soalnya nyawa Author udah tinggal 37% :v yaudah segitu dulu ya partnya. akan di next minggu depan Pay!
Jangan lupa Vote and Comment :v
salam manis dari author :* :*:v

KAMU SEDANG MEMBACA
Arrhenphobia
Novela JuvenilZahra Almira, gadis SMA yang mengalami Arrhenpobia ( Phobia terhadap lelaki ) karena trauma masa lalunya. Setiap kali ia di dekati oleh laki-laki maka ia akan berteriak dan akhirnya pingsan. Aldino Azka Fhareza, ketua osis yang terkenal akan ketampa...