PART 7

78 3 2
                                    

Sepulang sekolah, aku langsung masuk kedalam kamarku. Dengan perasaan lelah, aku menjatuhkan diri di ranjang empukku.

"Hmm.. Gue capek" keluhku kelelahan, yah sungguh hari ini hari yang tidak menyenangkan buat ku.

Aku memejamkan sebentar untuk menghilangkan pusing ku sejenak. "Zahra, ayo turun sayang, kita makan malam di bawah" suara itu membuatku tersadar. Kemudian, cepat-cepat aku lari masuk ke kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandi ku sebelum makan malam.

"Bentar ma.. Zahra mau mandi dulu..!" teriakku. Aku sempat mendengarkan jawaban mama sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.

Seusai mandi aku pun berganti pakaian dengan pakaian santai. Baju putih sepanjang lutut, dan rambut sepinggang yang tergerai lurus.

"Selamat malam kakak!!" kata Zahwa, adikku. Dia tampak begitu senang malam ini, sepertinya ada kabar baik nih.

"Malam Zah" balasku seraya duduk di meja makan sebelahnya.

"Kakak..?"

"Hmm??"

"Tau gak?"

"Gak"

"Oke"

"Sipp"

Hening.

'Eh.. Anjir ini percakapan macam apa?' batinku. Aku menatap adikku yang tersenyum tanpa alasan. "Apa dia gila?" tanyaku dalam hati.

Adikku yang merasa ku awasi mendadak menoleh.

"Kenapa menatapku seperti itu? Aku cantik ya? Oh.. Iya dong siapa dulu." katanya songong

Aku menganggkat alis. "Kamu gapapa kan dek? Kamu sakit?" tanyaku khawatir.

"Yee.. Enak aja, Kakakku sayang.. Aku Zahwa Almira, Alhamdulillah sehat Wal'afaiat" katanya. Lebay?

"Terus kenapa senyum-senyum sendiri itu?"

"Yaelah kak, senyum itu kan ibadah. Jadi gak masalah juga kalau aku tersenyum. Menurut psikologi juga senyum itu membuat kita awet muda. Gak kayak kakak, cemberut mulu. Cepet tua lho ntar" jelasnya.

Pasti ada yang disembunyiin. Aku mencoba untuk mencari tau, sebenarnya apa yang terjadi dengannya.

Tidak lama, mama datang dengan membawa makanan. Uhh, mencium aroma masakan mama saja perutku sudah berdemo. Pasti enak!

"Selamat makan!" serbu ku seraya melahap makanan yang tersedia diatas meja.

"Zahra, ada kabar baik lho dari adikmu" kata mama sambil mengarahkan pandangan kepada adikku. Zahwa.

Aku mengangguk "memang ada apa sih ma?" tanyaku sambil mengunyah makanan yang ada dimulut ku.

"Tanya aja sendiri" balas mama seraya tersenyum.

"Ha.. Emang ada apaan Zah?" tanyaku menatapnya yang sedang asyik melahap makan malamnya.

Dia menelan semua makanan dimulutnya kemudian mulai bercerita.

"A..apa?!! Serius dik??!!" tanyaku girang.

Ya, adikku diwakilkan ke singapura untuk mengikuti lomba penelitian dibidang sains.. Ntah apa itu namanya.

"Iya kak! Hebat kan..?? Iya dong Zahwa gitu" ungkapnya bangga.

"Aku tidak percaya bahwa adikku jauh lebih pintar dari yang ku bayangkan." ucapku mengacak-acak rambutnya.

"Ihh.. Kakak, apasihh. Jangan acak rambut! Jika sampai rambutku rusak, tidak akan ku ampuni kau sampai 7 turunan sekalipun" cibirnya kesal lalu merapikan rambutnya-- yang ku acak-acak barusan.

"Kamu hebat. Kakak bangga" pujiku.

"Makasih" katanya sambil cemberut, ya dia masih sedikit kesalterhadapku.

"Sama-sama" balasku dengan raut wajah tanpa dosa.

Kemudian, keluarga ku terhanyut dalam canda tawa. Kebahagiaan kecil yang kurindukan dari dulu. Seandainya engkau masih ada di kehidupan kita, maka kebahagiaan ini akan terasa lengkap.

Dikamar, aku menyiapkan buku yang akan dibawa besok. Selesai aku pergi dan berbaring ke ranjang untuk tidur.

"Ini hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan bagiku." akupun menguap kemudian menutup mataku mencoba untuk tidur. Tetapi, dering ponsel membangunkanku lagi.

"Siapa sih malam-malam gini ganggu aja!" decihku kesal.

Kulihat layar utama ponselku. Ada 1 pesan dari Melody. Kubuka dan kubaca.

To: Zahra

Zah, besok lu gue jemput yak! Ada yang mau gue omongin juga sama lu!

'Nih.. Anak kenapa lagi' batinku bingung. Tanpa pikir panjang aku membalas pesannya dengan singkat.

To: Melody

Okey.

Kuletakkan ponselku dimeja dekat ranjangku, lalu kembali memejamkan mata dan tidur.

ArrhenphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang