○○○
Tok.. Tok.. Tok..
Judy membuka pintu kamarnya dan mendapati wajah Peter disana.
"Judy, kamu masih marah sama ayah?"
"Nggak. Udah nggak."
"Oh. Ya sudah," jawab Peter pendek.
"Ya masihlah!" balas Judy ketus.
"Hahaha. Iya, ayah minta maaf ya," pinta Peter tulus.
Judy tersenyum. "Iya, iya. Udah dimaafin kok."
Setelah itu keadaan menjadi hening.
Mereka berdua tidak tahu apa yang mau dibicarakan. Peter ingin membicarakan sesuatu tapi dia takut Judy marah. Judy yang melihat gelagat ayahnya ingin membicarakan sesuatu, membuka suara terlebih dahulu."Ayah mau ngomong apa?"
Peter kaget karena Judy tahu dia ingin membicarakan sesuatu.
Bagus. Judy tahu aja kalau ayah mau ngomong sesuatu.
"Ah! Itu.. Ayah mau nawarin kamu sesuatu."
Albumnya Sistär? Tanya Judy kepada batinnya sendiri.
"Apa?" tanya Judy.
"Kamu mau nggak masuk Athena'ss University?" Peter mengajukan pertanyaan itu lagi.
Raut wajah Judy langsung berubah menjadi sedih.
"Yah, aku kan bilang kalau aku nggak mau masuk kesana." Judy tetap kokoh dengan pendapatnya.
"Kamu HARUS masuk kesana Judy. Penting," ucap Peter sambil menekankan kata 'harus'.
"Aku tetap pada pendirianku. Aku nggak mau."
Lalu Peter mempunyai ide yang brilian. Peter menggunakan ide ini agar Judy mau masuk ke Athena'ss University.
"Kamu mau bertemu dengan Mamamu 'kan?"
Judy terkejut mendengar ucapan Peter. Judy tetap tidak percaya. Apa maksudnya?
"Mama kan sudah meninggal lima tahun yang lalu."
"Mau atau tidak?" Peter memaksa.
Batin Judy berdebat hebat. Ia sedikit ragu dengan keputusannya. Apa ini akan membawa pengaruh positif atau negatif. Feelingnya memberitahunya kalau dia harus percaya dengan ayahnya, tapi dirinya sendiri tidak mau percaya dengan Peter. Akhirnya dia mengambil keputusan. Judy sudah memikirkan ini matang-matang.
Peter bertanya dengan Judy sekali lagi. "Jadi pilih yang mana? Mau atau tidak?"
Judy menatap ayahnya yang tidak sabaran. "Aku pilih mau deh," ucap Judy yang membuat Peter senang.
"Tapi, ayah jangan coba-coba buat bohongin aku ya," lanjut Judy.
"Iya, ayah nggak akan bohong," ucap Peter. Tapi nggak janji ya, lanjutnya dalam hati.
"Dan satu minggu lagi kami harus siap-siap ya."
"Ya ya ya," gumam Judy tidak berminat. "Oh ya, sekalian semua album Sistär ya." Judy langsung bersemangat saat mengungkapkan permintaanya.
"Iya, tenang."
Peter berdiri dan keluar dari kamar tak lupa menutup pintu kamar Judy. "Jangan lupa siap-siap!" teriak Peter setelah di luar kamar.
Judy menghela nafas. Dia pusing memikirkan semua perkara yang menghantuinya. Dia pun berbaring di tempat tidur guna menenangkan pikirannya.
Apakah pilihanku tepat?
○○○
Chip.. Chip.. Chip..
Suara burung yang berkicauan mampu membuat Judy terbangun dari tidur lelapnya. Judy turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi lalu membasuh mukanya dengan air. Dia berjalan ke arah nakas dan mengambil ikat rambut kemudian mencepol rambutnya.
Setelah itu, Judy keluar dari kamar. Nyawanya masih belum terkumpul, sebenarnya dia masih sangat mengantuk tapi entah kenapa ia langsung bangun tadi. Karena keseimbangan jalan dan matanya yang masih mengerjap-ngerjap, Judy menabrak tembok di depannya. Kejadian itu membuat kepalanya yang pusing dan matanya berkunang-kunang.
"AWW!!" ringis Judy kesakitan.
"Judy, sudah bangun?" tanya Peter saat menyadari kehadiran Judy di ambang tangga. Sepertinya ia masih mengantuk.
"Sudah lah."
Judy turun ke bawah dengan kepala yang masih pusing dan penglihatannya yang kurang jelas. Saat ia sudah sampai di anak tangga kedua sebelum yang terakhir, Judy terpeleset karena salah menempatkan kaki-- ia melewatkan satu anak tangga-- lalu ia terjatuh.
"Aduh," rintih Judy.
Peter yang melihat kejadian itu, dengan sigap menghampiri Judy.
"Judy, kamu tidak apa-apa?"
"Aku sangat amat baik, Yah. Aku sehat banget!" ucap Judy dengan penuh penekanan di setiap kata.
"Ooh, ya sudah," balas Peter tanpa ekspresi.
"Ya, nggak lah, yah. Kepalaku habis terbentur tembok, lalu aku jatuh dari tangga. Dua kali musibah dalam waktu kurang dari satu menit. Dua kali yah! Dua kali," omel Judy.
"Makanya hati-hati," ucap Peter lalu bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Judy yang masih terbengong.
Judy mengepalkan tangannya karena kesal. Dia mengelus-ngelus dadanya sendiri dan merapalkan doanya. Sabar Judy, sabar, batinnya menyemangati dirinya sendiri.
Lantas Judy juga bangkir berdiri dan menuju ruang makan.
"Yah, hari ini sarapan apa?"
"Pancake," ucap Peter sambil menyiapkan piring.
"Judy, nanti kamu ke toko ya, untuk membeli bahan-bahan makanan buat nanti." Peter pun menunjukkan daftar bahan makanan yang harus dibeli kepada Judy.
○○○
TO BE CONTINUED . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret
Fantasi'Kenapa harus disembunyikan?' ○●○ Ada 3 tingkat di dunia, yaitu High Class, Normal Class, dan Lower Class. Tingkat-tingkat tersebut memiliki masing- masing guardian dengan skill yang berbeda, kecuali Lower Class. Judy. Pemilik nama itu. Lebih tepatn...