PART 14

3K 224 3
                                    

[Bilal Ashraf Hanafie]

Sepulang kuliah, seperti apa yang dikatakannya tadi.
Fazza akan kerumah tante Maryam.
Dari depan pagar rumah, ia melihat Zee sedang bermain air bersama lelaki tampan dan muda.

"Ayo Bilal. Setelah ini jangan mengeluh karena badanmu demam ya. Ini atas kemauanmu" teriak Zee kepada Bilal dengan Bahasa Arab yang terdengar jelas ditelinga Fazza.

"Semprotkan saja airnya. Aku tidak akan mengeluh besok!" Balas Bilal dengan teriakan pula.

Srooot-srooooot
Kakak beradik itu saling menyemprotkan air dari slang masing-masing.

"Aaaaaaa.... udah." Seru Zee.

"Cuman berani gitu doang? Ngapain tadi nantang?!" Ujar Bilal.

"Nih, ga liat apa basah semua?" Balas Zee menatap malas bajunya yang basah kuyup.

"Ah, payah! sarang tawon mah teu seru" Sahut Bilal.

Mereka melanjutkan candaan-candaan konyol mereka. Melepas tawa sepuas hati. Karena sudah lama tak bersua.
Fazza termenung cemburu melihat kedekatan dua insan itu.

"Siapa lelaki itu? dekat sekali dengan Zayna" pekik Fazza sebal sambil mengkerutkan keningnya.

"Baiklah, aku yang maju lebih dulu." Lanjutnya, "Assalamu'alaikum"

Zee menoleh ke arah pagar mencari sumber suara yang menyerukan salam dan terdengar olehnya.
Fazza. Orang itu ngapain kesini lagi?!

Zee menghampiri pintu pagar dan membukanya.
"Wa'alaikum salam. Fazza, ada apa?" Tanya Zee. Bilal menatap Zee meminta penjelasan.

"Siapa teh?" Tanya Bilal sembari berkedip lucu pada tetehnya

Brewoknya euyy... batin Bilal

"Aku tidak boleh kesini? Aku pikir kau absen karena sakit. Jadi mungkin aku bisa menjengukmu." Ucap Fazza.

"Tidak. Aku sehat Alhamdulillah..." Jawab Zee singkat sembari memegang pagar rumah

"Alhamdulillah, kau tidak mempersilahkanku masuk?"

"Masuk lah..." Zee memutar bola mata malas.

Fazza masuk dengan tangan kekarnya yang sengaja melingkar di pundak Zee dengan maksud memanas-manasi lelaki yang sedari tadi bercanda dengan Zee di taman.
Ia akan menunjukkan pada lelaki itu bahwa ia juga suka pada Zee.

"Tuan... bisa kau turunkan tanganmu?" Tegur Zee dan Bilal serempak.

Uvvvvh, Fazza tidak suka ini. Siapa lelaki disamping Zayna sebenarnya?
Fazza terpaksa melepas pelukannya karena mendapat teguran dari lelaki yang selalu menemani Zayna.

"Silakan tuan... dan duduklah"

Fazza duduk di sofa dan menunggu Zayna kembali dari dapur untuk membuat suguhan.
Bilal berjalan mengikuti langkah Zee menuju dapur.

"Teh, siapa tadiii" tegur Bilal

"Kepo!"

"Ish, si teteh mah..."
"Ayo dong... siapa yang brewokan tadiii!?"

"Apaan sih... males banget deh."

"Bilal bilangin ummi nih!!!"

"Bilangin aja, emang teteh salah apa!?"

"Teteh lagi deket ama itu cowo tadi yah..." ucap Bilal dengan tatapan penuh selidik

"Gak..."

"Jujur teh! Sejak kapan ummu ngajarin anak-anaknya untuk berdusta?" Sendu Bilal

"Apa sih Lal? Dia temen teteh kok. Aneh kamu mah..."

"Temen? Kok ampe ngerangkul teteh gitu?!"

"Bodo."

"Teh, ish... Bilal nanya!!!"

"Bodo."

"Tetehku tersayang..."

"Bodo."

"Eh eh... apa sih, daritadi berantem mulu" tegur tante Maryam

"Abisnya si tetehㅡ"

"Tan, Fazza lagi." Sahut Zee malas sambil memainkan kuku didepan tante Maryam

"Tuh, kan. Tante bilang juga apa sayang! Dia itu usaha deketin kamu."

"Apa?!!!" Teriak Bilal membuat pundak Zee tersentak.

"Bilaaaal!!! Ngapain tereak-tereak? Pas dibelakang teteh lagi. Kamu kan tau teteh kagetan."
Ujar Zee berteriak sebal.

"Haha. Engga, tadi apa maksudnya? Siapa yang lagi deketin teteh?" Jawab Bilal cengar-cengir.

"Idih, ogah banget ama elu reng."

"Bilal tuh nanya... please pekaaa!!!"

"Kamu cowo tapi rumpi deh..."



Assalamu alaikum...
Saya kembaleeee!
Part ini dikit banget, kenapa???
Karena biasanya kalo part sekarang dikit, part besoknya se abreg. So, tunggu part selanjutnya yang InshaaAllah gabakal lama update nya :-)
Teşekkur juga buat temen Turkish gue, neng Dilek Dühter. Yang buaik banget!  *IniGaPentingNapaDibawa?*

Oke, see you on the next chapter!

#SalamKembaranZayna

Dear, Hamdan bin Mohammed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang