PART 12

4K 265 7
                                    

Bandung, Indonesia.

Bilal, adik Zee adalah anak bungsu dari Ibrahim Hanafie dan Basyira Hilma. Dirinya berencana berlibur ke London. Mumpung ngirit ga pake nginep Hotel. Sekaligus menemui teteh tersayang.

"Aba, Bilal rencana mau ke London waktu liburan nanti. Sekalian jenguk teteh, tante Maryam sama Om Hassan." Ucap Bilal meminta izin

"Ati-ati pokona mah." Jelas Aba.

"Inshaa Allah... kan kalo udah nyampe airport dijemput om Hassan."

"Iya."
"Teteh udah tau belum?"
Tanya Aba.

"Belum. Nanti juga Bilal kasi tau." Jawab Bilal.

Abah kembali menyeruput secangkir teh hangatnya.
Ummu pulang dari swalayan diantar Hanan. Kakak pertamanya Zee.

"Ummi, liburan Bilal mau ke London."
Ujar A Hanan.

"Iya. Ummu udah tau. Itu tadi ummu beli kerupuk buat makannya Bilal. Dia kan gabisa makan kalo ga pake kerupuk." Sahut Ummu Basyira.

"Gimana Nan? Kalo kamu serius sama Zohreh, kamu kudu segera nih, Khitbah dia. Kasian atuh, muslimah solihah kaya Zohreh digantungin. Perempuan juga butuh penjelasan." Lanjut Ummu.

Hanan tersenyum samar.
Zohreh adalah gadis Palestina.
Di Gaza saat Hanan menemani Zee. Ia bertemu dengan wanita yang memikat hatinya.
Zohreh Al Azad. Muslimah cantik asli Gaza ini sebenarnya juga suka pada Hanan. Keduanya jatuh cinta pada pandangan pertama ketika Hanan menemai Zauna

"Hanan belum ketemu sama orangtuanya, ummi. Hanan sebenarnya juga udah pengen nikah. Tapi mungkin Zohreh masih pengen kuliah dulu. Dia juga kan masih muda." Sahut Hanan.

"Abis nikah juga bisa kuliah lagi kali a'... abis nikah ikut suami kan. Kuliah di sini aja napa..."

"Iya mi. maksud aa, mungkin dia mau nyelesein kuliahnya di Palestina." Gumam Hanan menjelaskan alasan dirinya masih enggan untuk menikah

"Terserah aa aja lah..." Ujar Ummu Basyira pasrah.

Putera pertamanya sudah menginjak usia yang cukup matang untuk membangun biduk rumah tangga. Dan sekarang, tunggu apa lagi? Hanan memiliki segala hal yang dibutuhkan Zohreh. Hanan lah yang menjadi penerus Ibrahim untuk menjadi pemilik perusahaan sukses di daerah Bandung.

****

London, United Kingdom
Zayna diundang untuk menjadi motivator remaja di salah satu perkumpulan remaja Islam di Masjid milik umat Muslim disana.

"Ya, fa. Aku akan pergi dulu, setelah itu kita akan bertemu" ucap Zee yang terlihat sibuk menyiapkan segala keperluan dan souvenir kecil untuk dibagikan kepada remaja disana nanti.

"...."

"Sudahlah fa, tenang saja. Aku akan menemuimu. Sebentar lagi aku akan berangkat" lanjutnya menjelaskan kepada Farouqa lewat percakapan telepon.

"...."

"Baiklah, Assalamu'alaikum"

Ujarnya segera mematikan handphone nya dan segera menenteng lebih kurang 12 paper bag berisi jilbab, outer untuk muslimah, peci, sajadah, dan beberapa mushaf Al-Qur'an.

Zayna mempercepat langkahnya menuju mobil paman Hassan yang sudah berulang kali membunyikan klakson menunggu kedatangan Zayna dan dua belas paper bagnya.
"Heh, iya om. Maaf, ya." Ujarnya meringis malu.
"Ini, soalnya si jubaedah nelpon mulu, seakan tak bisa jauh dariku" ujar Zayna mendramatisir

Dear, Hamdan bin Mohammed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang