Rundingan

107 4 0
                                    

D istana , Sultan Muzaffar Shah sedang mundar mandir di balairung diraja . Dia asyik memikirkan maksud kedatangan wakil Portugal itu semalam . Wakil tersebut menuntut hak penempatan warga Portugis ke Melaka dan hal itu tidak sesekali dibiarkan Sultan Muzaffar Shah kerna menerima kedatangan Portugal bererti menjual segala keamanan Melaka yang telah diasaskan oleh Parameswara . Setelah agak lama mundar-mandir , dia lalu memanggil salah seorang pengawalnya untuk menanyakan adakah Tuah berhasil membawa Sunan . Kali terakhir mereka berjumpa dia amat berang dengan keengganan Sunan memaksa Puteri Gunung Ledang untuk datang ke istana . Menurutnya , tidak elok memaksa seseorang itu untuk sukakan kita walaupun kita menginginkannya . Lebih baik bersabar . Pasti ada sesuatu yang Allah telah rencanakan untuknya .

  " Riduwan , sudahkah Tuah kembali ke istana ? " , soal Sultan kepada pengawalnya , Riduwan yang sedang berkawal di pintu masuk balairung . Mukanya serius tidak menunjukkan apa-apa reaksi .

  " Belum , tuanku . Rasanya Tuah akan pulang sebelum senja menjelang pada .. "

  Belum habis Riduwan berbicara , kelihatan kelibat Tuah dan beberapa orang di belakangnya . Juga Sunan yang berjalan di sebelah Tuah . Sedangkan pelajar Sina itu masih tergamam melihat reka bentuk istana yang cantik itu . Sungguh ini satu pengalaman buat mereka .

" Wehh , Mimah . Jangan lah juga terlampau sakai kan nampak istana ni . Sadarlah kita ni tiba-tiba masuk tahun 1511. Sudahlah nda logik . Ni mesti mimpi ja . " , Jatut menegur Mimah yang matanya asyik melilau kiri kanan . 

  " Oi janganlah bising bah ih . Istana ni weh cuba dulu kamu behave . " , tegur Syukri tiba-tiba .

  " Sunan , hamba tau tentang sedikit pertelingkahan tuan hamba dengan sultan sebelum ini . Cuma hamba berharap tuan hamba sudah melupakannya . " , bisik Tuah kepada Sunan . Sunan hanya diam . Dia tidak pernah menyimpan sebarang perasaan dendam terhadap orang lain karna dia sentiasa mencoba untuk mengamalkan perbuatan memaafkan orang lain sebelum tidur .

  " Haaa , Tuah . Akhirnya tuan hamba tiba jua . " , Sultan sudah pun duduk di atas takhta .

  " Sunan , sudahkah Tuah memberitahumu maksud beta memanggilmu kemari ? ", soal Sultan .

" Dan siapakah mereka ini ? Sepertinya bukan dari negeri beta . " , tambah sultan lagi sambil menghala pandangan ke arah kelompok pelajar Sina itu . Masing - masing menundukkan pandangan . Bukan tanda hormat . Lebih kepada perasaan takut karna menurut sejarah , sultan mempunyai kuasa untuk menjatuhkan hukuman bunuh kepada sesiapa sahaja yang dikehendakinya .

  " Mereka adalah teman-teman hamba . Kata mereka , mereka berasal daripada Malaysia . " , jawab Sunan tenang . Dia bukannya hendak menyembunyikan bahawa mereka adalah dari masa depan cuma dia malas hendak bersoal jawab dengan sultan . Nanti jika sultan tidak percaya boleh dibunuhnya mereka semua .

" Jika begitu , tidak apalah . Sunan , apa pendapatmu tentang orang Portugal itu . Katakanlah . Beta ingin mendengarkannya . "

" Tanah Melayu ini orang Melayu yang punya . Bangsa asing tidak patut campur tangan . Sekiranya orang Portugis ini tidak memulakan sebarang tanda permusuhan, patik rasa ada baiknya kita berbaiklah dengan mereka . Tetapi jika mereka ingin merampas tanah ini maka kita semua patut melawannya . " , Sunan menjawab tenang soalan Sultan Muzafffar Shah . Sememangnya dia tidak suka sebarang peperangan .

"Lalu apa pendapatmu jika orang Portugis ini menawarkan perjanjian dengan syarat mereka boleh menetap di tanah ini ? " , soal Sultan dengan kerutan di dahinya .

" Patik rasa janganlah kita menerima sebarang perjanjian daripada bangsa ini karna sememangnya mereka kaum yang suka mungkir janji . " Sunan masih tenang menjawab soalan Sultan .

"Ampun tuanku . Wakil utusan Portugis telah datang . " , seorang pengawal istana terkocoh-kocoh berlari ke arah sultan . Di tangannya digenggam erat sebatang tombak yang tajam .

  "Bawa dia kemari ! " , titah Sultan . Dia sudah memikirkan jawapan kepada tawaran portugis itu . Walau apapun , bangsa mereka tidak harus dipercayai . Tanah Melayu menjadi taruhannya .

THE END ( DEAD )Where stories live. Discover now