Chapter 1 : Runaway

511 37 25
                                    

Dua Puluh Tahun Kemudian, Kerajaan Shin Jeong...

Putri Shin Hye Ri, Putri Kembar yang masih hidup tumbuh dibalik tembok Istana dengan segala kemewahan dan kasih sayang dari orang tuanya. Karena Sang Adik sudah tewas terbunuh saat masih bayi, Raja dan Permaisuri menganggap Putri Shin Hye Ri adalah satu-satunya harapan mereka dan curahan kasih sayang orang tuanya. Segala yang dia minta selalu dikabulkan, namun tak seorang pun pernah melihat wajah Sang Putri karena wajahnya selalu tertutup cadar, kecuali beberapa Dayang dan Pengasuh yang paling terpercaya di Istana. Kenapa? Karena Raja dan Permaisuri takut Sang Putri akan menjadi sasaran pembunuhan lagi.

Putri Shin Hye Ri yang malang, dia bagaikan burung yang terkurung dalam sangkar emas, dia sangat ingin merasakan kebebasan yang tak pernah dia rasakan, tapi dia tahu dia tidak bisa melakukannya karena orang yang membunuh adiknya bisa mengincar nyawanya kapan saja.

Hingga pada suatu hari, Putri Shin Hye Ri yang tidak ingin dijodohkan dengan seseorang yang tidak dikenalnya, memutuskan untuk melarikan diri dari istana dan menghilang selama beberapa saat untuk merasakan udara kebebasan.

"Maafkan aku. Ayah, ibu... Aku akan segera kembali. Tidak lama lagi aku akan menikah, kelak akan sulit bagiku untuk melakukan semua yang kuinginkan, dan aku akan terkurung selamanya dibalik dinginnya tembok Istana. Untuk beberapa hari saja, tolong ijinkan aku merasakan kebebasan." ujar Putri Shin Hye Ri sebelum mengemasi barang-barangnya seadanya dan melarikan diri dengan menyamar menjadi pelayan.

@@@@@@@

Jauh di luar tembok Istana, di Mansion Perdana Menteri Choi, seorang gadis miskin harus menahan penyiksaan yang dilakukan oleh saudara-saudara angkatnya. Dua orang gadis jahat dengan kejam mendorong seorang gadis lain ke tanah dan sengaja menumpahkan seember penuh air pel-pelan kotor ke atas tubuhnya, lalu menertawakannya saat melihat tubuhnya basah dan kedinginan.

"Hei, kerjakan yang benar! Jangan malas! Awas kalau sampai ada yang kotor, kami akan menghajarmu." seru salah seorang gadis yang berpakaian pelayan.

"Unnie, jangan keras-keras! Kalau Tuan Muda melihat kita menyiksa pembantu ini, kita bisa celaka." ujar gadis yang satu lagi.

"Pembantu kalian bilang? Tolong BERCERMINLAH! Jika dia pembantu lalu kalian apa? Bukankah kalian juga pembantu?" seru seorang pria muda berambut lurus dan berwarna coklat terang dengan kesal.

Dia mengenakan setelan yang rapi dan tampak seperti seorang bangsawan. Entah sejak kapan dia tiba-tiba sudah muncul di sana.

Kedua gadis yang tadinya sedang asyik menyiksa gadis malang itu terlihat ketakutan. "Tuan Muda, Maafkan kami! Bukan maksud kami seperti itu." jawab sang Kakak.

"Jung So Min dan kau - Jung Hyun Min, kuperingatkan sekali lagi, awas jika kulihat kalian menyiksanya lagi, aku tidak akan mengampuni kalian." bentak pria muda itu.

"Hyung, ada apa?" seru seorang pria muda yang lain, datang mendekat karena mendengar ada keributan.

"Young Jae-ah, bawa Soo Hyun masuk dan berikan pakaian kering padanya." perintah sang kakak.

"Okay!" jawab pemuda yang dipanggil Young Jae itu lalu berjalan mendekati gadis yang basah kuyup itu dan memapahnya berdiri.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Young Jae dengan lembut pada gadis itu setelah mereka tiba di kamar sang gadis.

"Tuan Muda, tolong jangan terlalu baik pada saya, nanti mereka akan semakin membenci saya." ujar gadis itu ketakutan.

"Tapi mereka menyiksamu, Soo Hyun! Aku tidak tahu kenapa ada saudara yang begitu jahat?" tanya Young Jae tidak percaya.

"Saya hanyalah anak pungut, Tuan Muda. Sudah diasuh dan dibesarkan oleh mereka saja, saya sudah berterima kasih." sahut Soo Hyun tulus.

"Wajahmu memang secantik hatimu. Tapi sayangnya nasibmu tidak secantik wajahmu." ujar Young Jae membuat wajah Soo Hyun memerah.

"Tunggu di sini. Akan kuambil pakaian kering untukmu." ujar Young Jae lalu berjalan keluar dari kamar Soo Hyun dan meninggalkan gadis itu sendirian di sana.

Tidak berapa lama kemudian pintu kamar Soo Hyun terbuka dan pria muda berambut coklat terang itu masuk ke dalam. "Bukankah aku sudah berkali-kali memintamu pergi bersamaku dari sini? Andai kau mau pergi bersamaku, semua ini tidak perlu terjadi, Kau tidak perlu menderita lagi." ujar pria muda yang tadi menolongnya.

"Jangan bicara seperti itu, Tuan Muda. Anda punya tanggung jawab terhadap keluarga dan juga Istana sebagai anak pertama. Saya hanyalah seorang pelayan, saya tidak pantas menerima cinta Tuan Muda. Dan tolong jangan bersikap baik pada saya. Semakin Anda baik pada saya, mereka semakin menyiksa saya." jawab Soo Hyun sedih, sepenuhnya sadar akan statusnya.

"Soo Hyun-ah, kenapa kau begitu baik? Aku bisa saja melaporkan penyiksaan mereka padamu ke Istana dan mereka bisa dihukum, tapi kenapa kau selalu melindungi mereka?" tanya pria muda itu kesal.

"Jika saya membalas kejahatan dengan kejahatan, lalu apa bedanya saya dengan mereka, Tuan Muda Mark? Saya percaya Tuhan punya mata dan hukum karma itu ada. Saya tidak ingin saya yang membalas, karena saya tidak punya kekuasaan untuk membalas." jawab Soo Hyun jujur.

"Terserah kau saja. Tapi jika mereka menyakitimu, kau panggillah aku!" seru Mark tulus.

"Saya tahu. Terima kasih banyak. Terima kasih karena sudah memperhatikan pelayan hina seperti saya." jawab Soo Hyun terharu.

"Di mataku kau bukan pelayan, tapi seorang Ratu yang Mulia." jawab Mark tulus. Lalu perlahan dia menundukkan wajahnya, ingin mencium Soo Hyun tapi gadis itu mengelak.

"Jangan, Tuan Muda. Anda berhak mendapatkan yang lebih baik daripada seorang Pelayan seperti saya." jawab Soo Hyun lalu berjalan ke arah pintu dan membuka pintunya lebar-lebar, seolah-olah ingin mengusirnya dengan sopan.

"Aku tidak peduli kau pelayan atau tidak. Kenapa hidup sangat tidak adil padamu? Andai saja kau bukan pelayan..." ujar Mark frustasi.

"Tapi sayangnya hidup itu memang kejam kan? Selamat Malam, Tuan Muda!" jawab Soo Hyun bersadar diri.

Mark Choi Yi Eun adalah putra pertama Perdana Menteri Kerajaan Shin Jeong, dia memiliki dua orang adik laki-laki bernama Choi Young Jae dan Choi BamBam. Tapi berbeda dengan kedua adiknya, Choi Yi Eun lebih suka dipanggil dengan nama baptisnya Mark. Sejak kecil, dia sudah menyimpan perasaan khusus pada Soo Hyun, namun sayangnya Soo Hyun hanya menganggapnya murni sebagai majikan.

To be continued...

Twin Princess - GOT7 VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang