Chapter 6 : That Feeling

273 32 9
                                    

Kediaman Putra Mahkota Jae Bum...

Putra Mahkota Jae Bum mempercepat langkahnya, dia tidak sabar ingin segera bertemu dengan "Putri Tidur"-nya. Tapi begitu kagetnya dia saat melihat kamar tamu di Istana itu, tempat sebelumnya gadis itu terbaring, kosong. Dengan panik, Putra Mahkota Jae Bum memeriksa sekeliling kamar, bahkan juga kamar mandi. Tapi tempat itupun kosong.

"TIDAK! KAU DI MANA?" jerit hati Putra Mahkota Jae Bum, mendadak dia merasa seperti kehilangan separuh jiwanya. Dia baru saja akan memanggil pengawalnya dan memarahi mereka saat tiba-tiba dia mendengar suara tawa gadis dari arah jendela.

Dengan penasaran, Putra Mahkota Jae Bum berjalan ke arah jendela kamar gadis itu dan dia melihat dua orang gadis muda sedang asyik bermain dengan seekor anjing kecil berbulu putih lebat dan tertawa bahagia.

Mata Putra Mahkota Jae Bum terpaku. Dia seolah melihat bidadari yang turun dari kahyangan. Tawanya yang renyah, senyumnya yang bagai Malaikat, rambut hitamnya yang panjang yang tergerai indah ditiup angin saat dia berlari, matanya yang berbinar ceria dan siluet tubuhnya yang ramping dan indah, benar-benar mirip bidadari yang turun dari kahyangan. Dengan mudah gadis itu merebut hati Putra Mahkota Jae Bum.

"Apa aku sedang bermimpi? Ataukah dia benar-benar seorang bidadari?" bisik Putra Mahkota Jae Bum, tanpa menyadari bahwa suaranya terlalu keras untuk bisa dibilang sebagai bisikan.

"Jangan-jangan dia memang seorang Putri yang terbuang?" seru seorang pria di sebelahnya. Spontan Putra Mahkota Jae Bum melompat kaget.

"Pangeran Yu Gyeom! Demi Tuhan, kau mengagetkan aku!" omel sang Putra Mahkota.

"Maafkan aku, Yang Mulia. Kami sudah memanggil Anda sejak tadi, tapi Anda sedang terpaku memandang bidadari itu," ujar Pangeran Yu Gyeom cengengesan.

"You right, Prince Yu Gyeom. Caranya berjalan, melangkah, berlari bahkan tertawa, bagaikan seorang Putri. Dia memiliki aura seorang Putri dari dalam dirinya. Aku juga berpikir, jangan-jangan dia adalah seorang Putri Yang Terbuang," ujar Pangeran Jackson menatap kagum pada gadis itu.

"Aku harus tahu namanya. Aku harus tahu dia sudah menikah atau belum. Jika belum, aku mungkin memiliki kesempatan merebut hati bidadari itu," ujar Pangeran Yu Gyeom spontan lalu segera melangkah dengan cepat, tapi Putra Mahkota Jae Bum menahan tangannya.

"Hei! DIA MILIKKU! Jangan coba-coba merebutnya dariku!" ujar Putra Mahkota Jae Bum cemburu.

"Yang Mulia Putra Mahkota, jangan lupa Anda sudah memiliki tunangan, dan tunangan Anda adalah Princess Shin Hye Ri dari Kerajaan Shin Jeong," jawab Pangeran Yu Gyeom mengingatkan.

"TIDAK! Aku MENOLAK KERAS Perjodohan itu. Aku mencintai gadis lain," jawab Putra Mahkota Jae Bum tegas lalu segera berjalan keluar dengan cepat sebelum Pangeran Yu Gyeom mendahuluinya. Pangeran Jackson hanya tersenyum melihatnya.

"Benar kan kubilang?" ujarnya sambil tersenyum penuh arti.

"Lebih baik kau mengalah. Gadis itu adalah wanita milik Putra Mahkota," lanjut Pangeran Jackson sambil berjalan mengikuti sepupunya.

"Tidak adil! Kenapa semuanya milik Putra Mahkota? Kapan aku bisa jadi Putra Mahkota?" Yu Gyeom mengeluh kesal. Tapi Jackson hanya menjawab santai.

"Kau bisa menjadi Putra Mahkota setelah kau menyingkirkan aku, Pangeran Jin Young dan Putra Mahkota Jae Bum. Ingatlah, kau ada di urutan keempat pewaris tahta," jawab Pangeran Jackson sambil tersenyum simpul.

"Menyingkirkan Pangeran Jin Young tidak masalah, tapi menyingkirkanmu dan Putra Mahkota Jae Bum. TIDAK MUNGKIN!" jawab Yu Gyeom menarik napas.

"Aku tahu. Kau adik yang baik," ujar Jackson bijak.

Di taman Istana...

Dua orang gadis cantik sedang asyik berkejar-kejaran dengan seekor anjing kecil berbulu putih lebat sambil tertawa riang. Para pengawal dan pelayan berada di sekitar mereka dan melihat keduanya sambil tersenyum senang. Sudah lama sekali rasanya para pengawal itu tidak melihat Tuan Putri mereka tertawa sebahagia itu. Perlahan tapi pasti, Putra Mahkota Jae Bum mendekati sosok dua gadis itu.

"Sepertinya kau sangat bahagia, Princess," sapa Putra Mahkota Jae Bum lembut pada salah satu dari mereka. Seorang gadis berambut coklat terang berombak menoleh lalu berseru riang.

"Oppa..." serunya riang lalu berlari memeluk kakaknya. Seorang gadis lain ikut menoleh dan memandang dari jauh dengan tatapan mata sedih tapi dengan senyuman tulus.

"Kakak. Senangnya punya kakak yang menyayangi kita," batin gadis itu sedih.

"Sejak kapan kau datang kemari? Kenapa tidak beritahu aku, Princess Yoo Jin? Dan, apa kau tidak ingin mengenalkan teman barumu itu?" ujar Putra Mahkota Jae Bum sambil melirik gadis yang satu lagi.

"Aku datang saat Yang Mulia Raja memanggil Kakak," jawab gadis yang dipanggil Putri Yoo Jin itu.

"Oh ya kakak, diakah gadis yang kau selamatkan itu? Aku suka padanya. Dia baik dan ramah, aku baru mengenalnya tapi kami sudah akrab. Kau tahu, aku sangat kaget saat tiba-tiba saja dia membuka matanya dan bertanya padaku ini di mana? Seperti keajaiban melihatnya sadar dari koma. Bukankah kau bilang dia terluka parah?" tanya Sang Putri bertubi-tubi.

Putra Mahkota Jae Bum hanya mengangguk sambil matanya terus menatap gadis yang satu lagi tanpa berkedip. "Bisa kau perkenalkan dia padaku, Putri Yoo Jin?" pinta Putra Mahkota Jae Bum sambil tetap memandangi gadis itu. Sang Putri menoleh lalu tersenyum tipis melihat kakaknya.

"Soo Hyun Unnie, kemarilah. Akan kuperkenalkan kau dengan kakakku. Dia adalah Putra Mahkota Kerajaan Im Yeong - Im Jae Bum. Dia yang telah menyelamatkan nyawamu," seru Sang Putri dengan ramah, memperkenalkan kakaknya. Perlahan gadis itu mendekat ke arah mereka dan membungkuk hormat.

"Sungguh kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan Yang Mulia. Dan terima kasih sudah menyelamatkan nyawa saya. Hutang budi ini selamanya tidak bisa saya balas. Terimalah hormat saya Yang Mulia. Jung Soo Hyun, sungguh berterima kasih", ujar Soo Hyun dengan sopan dan hormat. Dia membungkuk hormat seraya mengangkat gaun tidurnya bagaikan seorang Putri yang anggun. Putra Mahkota Jae Bum semakin terpana.

"Jung Soo Hyun, nama yang indah. Tidak perlu berterima kasih. Sudah seharusnya," jawab Putra Mahkota Jae Bum tenang, padahal sebenarnya hatinya berdetak kencang.

Pangeran Yu Gyeom dan Pangeran Jackson pun tidak melepaskan kesempatan untuk memperkenalkan diri mereka pada Soo Hyun. Setelah berkenalan, ketiga Pangeran dan kedua gadis itupun makan siang bersama dengan bahagia di taman Istana Putra Mahkota Jae Bum. Jae Bum tampak melamun seraya memandangi Soo Hyun, mengamati cara dia makan, cara dia tertawa dan bicara. Mendadak hatinya dipenuhi kehangatan dan debaran jantungnya benar-benar berdetak di atas normal.

"Berlian yang tertutup lumpur? Apakah kau yang dimaksud peramal itu?" ujar Putra Mahkota Jae Bum dalam hati sambil terus mengamati gadis cantik di depannya yang sama sekali tidak sadar telah diamati sedari tadi, karena Soo Hyun sibuk bercanda dengan Putri Yoo Jin. Tapi Pangeran Yu Gyeom, Pangeran Jackson dan seseorang yang bersembunyi sambil mengamati mereka diam-diam, menyadari kelakukan aneh Sang Putra Mahkota.

"Tidak akan kubiarkan gadis yang tiba-tiba muncul di tengah jalan menghalangi langkahku! Akan kuselidiki siapa kau dan akan kubuat Putra Mahkota mengusirmu dari sini," batin seorang gadis kesal seraya meremas setangkai bunga di tangannya.

To be continued...

Twin Princess - GOT7 VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang