Sama seperti seorang putri raja yang mengecup seekor katak,berharap akan berubah menjadi pangeran,aku pun mencium bantal dan berharap itu akan berubah benar-benar kamu.
•••
Hari ini,hari pertamaku masuk sekolah. Huh,pagi ini sangat menggoda diriku untuk tetap di ranjang dan menarik selimut.
Dari dapur aku mendengar ocehan bunda yang sudah dari tadi beradu dengan suara ceramah dari channel tv. "ARETA NATHANIA RAHARJA! BANGUN! ASTAGFIRULLAH,MAU SEKOLAH KOK BANGUNNYA SIANG."
"Iya bun,iya aku bangun." tapi tetap saja badanku masih tergeletak diatas ranjang nan empuk ini.
Mungkin bunda tahu bahwa aku masih bermalas-malasan di kamar. Apalagi,belum sama sekali memegang handuk untuk mandi. Pagi ini benar-benar mengajakku untuk terus bergelut dengan guling.
Mama membuka pintu kamarku,lal bunda langsung menarin selimut polkadot kesayanganku itu dan melipatnya. "Reta,ayah 20 menit lagi mau pergi. Kalo kamu gak mau telat cepetan mandi sekarang. Kamu kan lagi MOS malu dong masa siswi baru telat di hari MOS pertama,"
"Ayo mandi sana ayah lagi sarapan, 20 menit lagi kamu ga kelar-kelar mandinya,awas kamu! Bunda sama ayah bodo amat." Lanjut bunda.
Dua puluh menit bukan waktu yang sebentar bagiku. Belum lagi seperti biasa aku harus bersemedi di kamar mandi paling sebentar itu 15 menit. Berarti pagi ini aku harus menunda semedi ku dulu,aku bergegas mengambil handuk dan langsung mandi.
Setelah mandi,seragam putih hitam beralmamater sekolah baruku telah ku kenakan. Rok hitam yang panjangnya 10 senti meter di atas lutut membuat siswi Samudra High School diwajibkan memakai kaos kaki panjang berwarna putih. Setidaknya panjang kaos kaki tersebut 10 senti meter di bawah lutut. Sepatu yang harus dikenakan ternyata harus sepatu pantofel hitam. Ya sangat terlihat bahwa diriku siswi Samudra High School.
Setelah aku keluar kamar,aku menjelajahi rumah menuju meja makan untuk sarapan. Disana sudah ada ayah dan bunda yang sedang sarapan. Ayah sedang mengunyah sepiring nasi goreng yang bunda buat. Ketika diriku menyapa mereka berdua,mereka ternganga melihat penampilanku yang memakai kemeja putih dan rok hitam khas Samudra High School.
"Bun,aku mau sarapan." Aku langsung duduk di kursi makan sebelah bunda. Dan diriku terasa aneh dilihat ayah dan bunda seolah aku bukan anaknya.
"Kamu cantik banget Ret,ayah suka liat kamu kaya gitu." Kata ayah sambil mengusap kepalaku.
"Iyalah cantik gimana emaknya,anaknya dipuji bundanya enggak huh. Awas aja kalo ngasih duitnya dikit percuma gue kelonin." Celoteh bunda,dan aku hanya tertawa.
Setelah sarapan,aku dan ayah langsung berangkat menuju sekolahku terlebih dahulu. Oh ya, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Areta Nathania Raharja. Areta itu berasal dari penggabungan nama kedua orang tuaku,yaitu ARdhi dan marETA. Jadilah Areta. Sedangkan Nathania itu nama dari nenek yang berada di Palembang,katanya memiliki arti yang sangat bagus. Dan Raharja, adalah nama keluarga dari ayahku.
Aku bukanlah berasal dari keluarga yang berada. Maksudku,roda kehidupan selalu berputar bukan? Tak selamanya Tuhan memberikan nikmat kepada hambanya,sesekali Tuhan memberi teguran kepada hambanya karena telah lupa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
Beberapa tahun lalu,keluargaku benar-benar diberi teguran. Kakak perempuanku satu-satunya telah direnggut oleh sang pencipta. Jadi begini ceritanya,waktu itu kakakku pergi ke tempat studio vokal untuk berlatih karena ia akan mengikuti lomba antar provinsi membawa nama sekolah. Karena bunda saat itu tidak sempat menjemput kakak jadi bunda menyuruh kakak untuk naik angkutan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenaryan
Teen FictionAreta Nathania Raharja,si gadis lugu yang sangat menyayangi orangtuanya. Ia masuk ke Samudra High School dengan beasiswa yang ia dapatkan. Tujuannya ia ingin membanggakan kedua orang tuanya dan tidak ingin membuat beban kepada kedua orang tuanya. Ma...