Bagian 2

36 12 8
                                    

Jika mataku ini adalah kamera,maka aku akan mengambil gambarmu setiap detik.

•••

Suara teriakan para siswi Samudra High School terdengar jelas saat aku mulai menyusuri wilayah bangunan megah ini. Pandanganku menyebar ke seluruh penjuru bangunan. Betapa mewahnya sekolah ini. Ternyata banyak sekali siswa yang membawa kendaraan mewah seperti mobil lamborghini dan ferarri. Jika masih motor ninja aku masih sangat wajar melihatnya di kawasan sekolah,tapi ini mobil yang biasa digunakan untuk balap. Sungguh,betapa menakjubkan aku dapat bersekolah disini.

Sekarang aku berdiri di ambang pintu ruang Tata Usaha untuk meminta kunci lokerku. Ruangannya sangat rapi,berkas-berkas siswa/i juga tersusun amat rapi di lemari kaca. Ada seorang guru perempuan berkacamata yang sedang membuka map yang berisi biodata siswa/i tahun ajaran baru.

Ia melihatku tajam,lalu ia bertanya dengan ramah. "Ada apa nak datang kemari?"

Untungnya ia menanyakan hal ini dengan ramah,nafasku lega. "Saya mau minta kunci loker bu."

Ia menautkan satu alisnya,"Kamu siswi kelas berapa nak?"

"Siswi kelas 10 bu,10 F."

Ibu itu tersenyum, "Rupanya siswi tahun ajaran baru. Ini kunci lokermu,jangan sampai hilang. Loker siswi kelas 10 ada di lantai 2 sehabis tangga kamu belok kanan nanti disitu ada loker siswi kelas 10."

●●●

Sudah 3 bulan lamanya aku menuntut ilmu di sekolah bertaraf tinggi ini. Kata Mega,ada sebuah geng cowok yang tampan di sekolah ini. Oh ya, Mega Nastusha nama panjangnya. Ia gadis berdarah Malaysia dan Palembang. Dengan rambut yang tergerai menambah aura kecantikan dirinya.

Ada 5 orang yang menurut temanku itu tingkat kegantengannya sangat tinggi. Sebenarnya anggota geng tersebut lebih dari 5 orang itu,namun katanya yang lebih populer ya yang 5 orang itu. Banyak juga yang membicarakannya saat diluar jam pelajaran. Aku bingung,di sekolah itu untuk belajar kan bukan untuk membicarakan cowok-cowok yang populer.

Jam istirahat pertama sudah dibunyikan. Siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk ke kantin. Ataupun hanya mencari hiburan sementara ke kantin. Ada juga yang ke kantin untuk curi pandang ke kakak kelas yang disukainya. Banyak juga yang berdiam diri di kelas sambil bermain ponsel,mendengarkan lagu,membaca novel,mengerjakan pr yang belum selesai,tidur,mengecharge ponsel,dan masih banyak aktivitas lainnya.

"Ar,lo harus dengerin gue tentang cogan-cogan yang tersebar di sekolah ini," kata Mega tampak serius.

Aku hanya menggumam pelan. Dan mengangguk sebagai jawaban.

"Nih ya gue sebutin :
1. Aryana Andrea Haidar. Sering dipanggil Arya. Anak 11 IPA 3. Ganteng,cool,pinter,tajir. Pokonya calon suami idaman banget! Oh iya,katanya dia cucu yang punya yayasan sekolah ini.

2. Kenzie Alexis Reagan. Dipanggilnya Kenzie. Anak 11 IPA 2. Manis,cakep,pinter main gitar,suka musik gitu. Dia gak mau lagi pacaran katanya. Gara-gara mantannya meninggal.

3. Fabrizio Ethan. Nah yang ini sering dipanggil Zio tapi sama temen-temenya sering dipanggil sethan,than,ethanduk macem deh. Humoris gitu orangnya. Kelas 12 IPS 1. Kak Zio juga sepupu primadona SHS kak Gweny Elfaretta,yang katanya naksir berat sama kak Arya.

4. Nararya Mahardika Hanzel. Dipanggilnya Dika. Sama kaya Kak Zio kelas 12 IPS 1. Tapi nih satu cowok mantannya bertebaran di seluruh pelosok tanah air. Cakep sih gak heran juga playboy.

5. Edsel Leif Ericson. Nah yang ini blasteran Belanda Manado. Ericson itu nama bokapnya. Dipanggilnya Edsel. Meskipun cowok blasteran yang kesannya cool abis,tapi yang ini jago banget ngelelehin hati cewek. Dia kelas 11 IPA 3 sekelas sama si Arya." Celoteh Mega panjang lebar. Dan aku hanya mengangguk pelan.

Mega tampak kesal karena aku tak memberi tanggapan, "Ck,lo dengerin gue nggak sih? Capek-capek gue nyerocos tapi nggak didengerin!"

"Iya dari tadi juga udah gue dengerin."

"Bagus-bagus. Huu anak mama pintar." Ucapnya sambil menepuk-nepuk pundakku.

Setelah bel masuk kembali berdering,suasana kembali menjadi hening ketika guru fisika memasuki ruang kelasku. Kacamata yang dikenakan bu Renny menambah efek yang sangat tajam di matanya. Semua siswa di kelas 10 F tampak terhanyut dengan rumus-rumus yang dituliskan di papan tulis. Untuk menghindari ada yang tidur ditutupi oleh jaket ataupun buku yang terbuka. Banyak sekali cara-cara khusus siswa SHS untuk memanipulasi keadaan.

●●●

Mungkin,aku adalah tipe manusia yang kaku atau tidak mengenal perasaan. Aku hanya memiliki perasaan yang sungguh dalam kepada kedua orang tuaku dan mendiang kakak. Mungkin,kata orang masa SMA adalah masa-masa dimana kita mengenal sahabat dan cinta yang sesungguhnya. Tapi menurutku,lebih baik aku menyampingkan semua pola fikir yang seperti itu. Karena aku ingin fokus dengan semua persiapan untuk masa depanku.

Selain Mega,ada juga Via yang menjadi temanku. Ia gadis yang baik,ramah,dan juga cukup pintar. Mungkin ia bisa menjadi sainganku untuk beradu otak nanti.

"Ar,masa lo gak tertarik sama salah satu koleksi cogan SHS?" Kata Via sambil memasang earphone di telinganya.

"Vi,udah berapa kali gue bilang. Gue mau fokus belajar. Udah lah gaada kata pacaran di kamus gue." Jawabku mantap.

Mega tersenyum hambar, "Percuma lo nanyain begitu ke si Areta,nggak bakal tertarik dianya juga."

"Woy freeclass guru-guru rapat!" Teriak Reyhan--ketua kelas-- dan semua murid seketika bersorak bahagia.

Mega asyik dengan membaca novel remaja koleksinya. Murid yang lain bebas mengeksplor bakatnya bila di waktu seperti ini. Aku hanya membuka binder kesayanganku yang berisi kumpulan rumus matematika dan fisika. Tak lama ada sekelompok siswa kelas 11 dan 12 yang masuk ke kelasku.

Via yang melihat sekelompok siswa kelas 11 dan 12 itu terkesiap, "Ga,mega demi pemandangan luar biasa. Ka Arya sama Ka Kenzie!"

"Yaampun Vi,mata gue langsung seger." Mega tersenyum puas. "Ret,liat dulu kek. Kumpulan makhluk indah dateng,itu ka Zio bawa-bawa gitar nyanyi dangdut gitu ih lucu."

Aku mendongak, "biasa aja. Cakepan bapak gue."

"Ah tai ucing lo." Balas Via.

"Halo penonton. Bapak-bapak ibu-ibu semua yang ada disini..."

Seketika tawa di kelasku pecah dengan nyanyian dangdut ka Zio. Sedangkan aku hanya fokus bergulat dengan rumus-rumus fisika yang membuat otakku berfikir keras. Aku merasa ada yang memperhatikanku dari ujung kelas sana. Tiba-tiba dari sekelompok kakak kelas itu ada yang berjalan ke mejaku. Tangannya menaruh gumpalan tissue.

Aku membukanya dan melihat ada beberapa kalimat disana.

Hai :)
Kenalan yuk!
Arya kelas 11 ipa 3.
Namanya Areta ya?

-----

1011 words for this part.
Dont be a silent reader :)
Pencet bintangnya yuk!

Love,
Jodoh Mas Manu💘

KenaryanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang