Aku mengenal dirimu melebih bio, menyukai dirimu melebihi ava, merindukan dirimu melebihi sebuah status, menyayangi dirimu melebihi dari chat. Apa adanya yang ada didunia nyata.
●●●
Jam istirahat telah berbunyi,namun masih saja kelas belum dibubarkan oleh bu Dewi. Guru sialan memang. Belum lagi,habis istirahat ada pelajaran biologi yang mengharuskan mengambil buku bahan ajar di perpustakaan. Perutku sudah tidak bisa lagi diajak kompromi. Cacing - cacing sudah berdemonstrasi. Akhirnya kelas dibubarkan. Aku bersama kedua temanku, Via dan Mega, melangkah menuju kantin secepatnya.
Sesampainya di kantin,kami langsung duduk santai dengan mengecek ponsel masing-masing. "Vi,lo aja yang mesen,gue roti bakar coklat aja satu." Ucapku sambil memberikan uang kepada Via."Ok sip,ga,lo pesen apa?" Tanya Via.
Alis Mega tertaut, "Hmm,lo pesen apa? Nasgor kan? Samain aja lah." Via mengangguk.
"Gue mesen dulu ya." Kata Via sambil beranjak dari kursi kantin.
"Ga lo udah ngambil buku bahan ajar?" Tanyaku.
Mega menoleh, "Bahan ajar yang buat biologi kan? Udah gue tadi pagi sama Via,lo sih terlambat jadinya aja belum ngambil."
Via datang ke meja kantin dengan membawa dua piring nasi goreng beserta satu piring kecil berisi roti bakar cokelat. Tanpa pikir panjang, aku langsung melahap dengan cepat roti bakarku. Setelah habis,aku langsung beranjak keluar kanti mengarah ke perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan,aku langsung mengisi buku daftar pengunjung perpustakaan. Sorot pandang ku langsung mengedar ke segala arah untuk mencari rak yang bertuliskan biologi. Mataku menemukanya. Rak biologi terdapat di bagian ujung kanan. Raknya juga terlihat lebih besar dari rak yang lainnya. Maklum saja,buku biologi itu pasti sangat tebal. Isinya menyangkut materi tentang alam.
Dengan mantap,kakiku melangkah ke arah tersebut. Aku mencari-cari dimana buku bahan ajar tersebut. Aku melihat buku itu terletak di bagian paling atas. "Gimana gue ngambilnya,gak sampe lagi." Aku menggaruk kecil puncak kepalaku.
Sedari tadi,tanganku berusaha untuk meraih buku itu di atas sana. Yang ada,aku hanya membuang-buang waktu. Saat tinggal sedikit lagi aku meraih bukunya. Ada tangan seseorang yang mengambil buku itu.
Seorang siswa kelas sebelas menatapku, "Nih," sambil memberikan buku itu kepadaku. "Kalo gak sampe gak usah sok-soan." Lanjutnya seraya menyeringai.
Aku menatapnya balik dengan tatapan sinis, "Gak ada yang nyuruh lo buat bantuin gue."
"Saya bantuin cewek tanpa disuruh."
Aku langsung meninggalkan siswa yang tidak ku kenal itu. Aku langsung menuju kelas karena lima menit lagi bel istirahat telah habis. Hari ini,aku bertemu dua siswa kelas sebelas yang aneh.
●●●
Sore ini, klub yang populer di SHS kembali berkumpul di tempat biasa. Mereka mengenakan kaus putih polos dengan jaket kulit hitam yang menambah kesan tampan. Dengan celana jeans yang senada,membuat seluruh perhatian pengunjung caffe tersebut tertuju kepada mereka semua. Kenzie,dengan earphone ditelinganya. Arya, dengan jaket yang dipangku di pundaknya.
Mereka semua duduk di bangku yang telah dipesan. Tiba-tiba salah satu dari mereka, Arya, buka suara. "Woy."
Alis kiri Kenzie tertaut mengisyaratkan kata 'apa'.
Ethan memalingkan wajahnya kehadapan Arya, "Apaan Ar?"
"Tadi gue nemu anak kelas 10 cantik sih tapi jutek." Jawab Arya.
Dika menyeringai, "Sok jual mahal,cih. Palingan gue godain bentar gue ajak pacaran juga mau."
"Dasar playboy lo kunyuk." Bantah Edsel. Sedangkan Kenzie sedari tadi hanya mendengarkan ucapan keempat sahabatnya itu. Tangannya terus memegang ponsel miliknya. Tiba-tiba ia menaruh ponsel nya ke meja.
"Gue juga tadi ketemu cewe cantik kelas 10 tapi gitu gajelas." Ucap Kenzie santai.
"Lah lo berdua ketemu cewe kelas 10 yang cantik mulu sih. Gue kagak nemu loh." Kata Dika seraya membenarkan posisi jaketnya.
Perbincangan mereka terus berlanjut hingga sore hari. Saat mereka ingin pulang,Kenzie mengatakan bahwa ia ingin mampir terlebih dahulu ke swalayan terdekat. Dan keempat sahabatnya itu pulang bersama.
Sesampainya di swalayan terdekat,ia langsung mengambil satu botol minuman soda. Ia langsung melangkah ke kasir untuk segera membayar barang ini. Disebelahnya,berdiri gadis yang mengenakan baju tidur sambil memberikan uang untuk membayar barang yang telah diambil.
Ini cewek kaya yang gue kenal. Batin Kenzie.
Gadis tersebut langsung melangkah ke arah pintu keluar swalayan tersebut. Kenzie yang terdiam sedari tadi meninggalkan botol minuman sodanya di meja kasir. Lalu ia segera mengejar gadis yang memakai piyama tidur tadi.
Dengan memberanikan diri Kenzie berteriak memanggil gadis itu, "Hey!"
Gadis itu langsung memalingkan wajahnya ke belakang menatap Kenzie penuh tanda tanya. "Lo manggil gue?" Katanya,sambil menggaruk-garuk kecil puncak kepala.
Kenzie menggangguk. Dan memberi isyarat untuk menghampirinya.
Akhirnya gadis tersebut melangkah ke arah Kenzie dengan bingung. "Ada apa ya mas?" Tanya gadis itu sekali lagi.
"Gue masih anak SMA gak usah panggil mas. Dan lo juga anak SHS kan yang gue bantu tadi di perpus?"
Kening gadis itu berkerut,seolah melambangkan ia sedang berfikir memutar otaknya dengan keras. Bola matanya memutar ke arah kiri dan kanan. "Oh iya." Jawabnya singkat.
Mendengar jawaban yang singkat,Kenzie tersenyum samar. "Ke swalayan malem-malem pake piyama,rumah lo deket sini?"
Wajah gadis itu melengos, "Pertama,suka-suka gue mau pake piyama kek,bikini kek. Kedua,rumah gue deket sini. Lo cuman ganggu gue doang." Gadis itu menjelaskan seolah ia diberi pertanyaan yang bertubi-tubi. Setelah ia mengucapkan kata terakhir,dirinya langsung melangkah cepat menuju rumahnya. Meninggalkan Kenzie yang berdiri sendiri didepan swalayan.
______________
Hmz,don't be a silent reader :)
Kritik dan saran sangat dibutuhkan.
Love,
Jodoh Mas Manu💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenaryan
Teen FictionAreta Nathania Raharja,si gadis lugu yang sangat menyayangi orangtuanya. Ia masuk ke Samudra High School dengan beasiswa yang ia dapatkan. Tujuannya ia ingin membanggakan kedua orang tuanya dan tidak ingin membuat beban kepada kedua orang tuanya. Ma...