XI

7 2 0
                                    

Mataku terus tertuju pada skrin laptop, air mata berjuntaian, terus menemukan alasan untuk tak berhenti mengalir. Film bertajuk long visit menjadi alasannya. Ah, betapa rindunya ia untuk bertemu mama.

Cklek.

Pintu kamar dikuak seseorang dari luar.

Ya, siapa lagi kalau bukan lelaki phobiateraphy ku.

Dengan kesal, aku langsung menutup laptop ku tanpa berlama-lama.

Selimut ku tarik sampai batas dagu. Coba menyembunyikan diri. Menyembunyikan amarah.

Tap tap tap

Ia mendekat. Langkahnya bisa kudengar jelas. Karena sunyi nya ruangan ini, yang jelas terdengar hanya suara aircond dan suara detik jam berjalan.

Ada suatu benda hangat diatas bahuku. Hembusan hangat pun mulai terasa di dahi, kalau aku bercermin, mungkin wajahku sudah memerah.

Ada suatu jemari menyelak anak rambut disekitar dahiku. Ia mengusapnya lembut, berhati-hati.

Masih marah ya? Hmm?

Sang pemilik jemari itu mulai membuka suara. Membuatku kesal. Sekaligus ingin menangis.

Selimut ku buka tanpa ragu. Ku ambil kunci mobil di meja dekat ranjang.

Aku bangkit dan hendak berjalan. Tapi genggaman tangan besar menghalangi langkahku. Sial. Tangisku pecah.

Don't be childish, okay? You ni dah besar! Tak kan nak berperangai macam ni?

Kulihat rahang nya bergerak-gerak. Mengawal kemarahannya. Matanya pun memerah. Aku tau dia marah.

I have to go

Aku pun membela diri.

But it seems like escape, not go to somewhere!

Tangan besarnya masih mengenggamku. Gurat-gurat kehijauan di lengannya nampak jelas. Menandakan menahanku dari lepas.

I miss my mom!  Jangan kekang aku!

Intonasi suaraku sudah naik satu oktaf. Aku tau ini tidak baik. Pikiranku mulai berserabut.

Lelaki itu memejamkan matanya. Menghela nafas yang terdengar berat.

Biar saya antar ke rumah mama

Lelaki ini pasti terus mencari alasan untuk terus bersamaku. Entah mengapa, kejadian ikan siang tadi tak bisa kulupakan. Membuatku kesal dengan lelaki yang menahan lenganku ini.

I can drive on my own okay

Balasku, angkuh.

BLAM!

Suara petir mengagetkanku. Kini aku berhasil ditarik ke atas dada bidangnya. Pula dengan aroma sedap milik Rasyid. Aku gemetaran. Tak bisa pergi kemana-mana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WingsWhere stories live. Discover now