thirteenth

12 3 0
                                    

----

"Ehmm, yaudah kamu cuci tangan sana habis itu langsung kekelas kita akan buat presentasinya" ucap ku dan tanpa sadar aku sudah mengganti kata loe-gue dan aku-kamu

"Oke, kamu tunggu di kelas nanti aku nyusul" ucapnya sambil tersenyum dan berlalu.
----
"Kusut banget tuh muka, mau gue bantu setrika ngak?" Tanya ku kepada Selly

Gue baru saja kembali dari toilet dan sekarang gue mendapat pemandangan yang indah.

Ya.. Selly. Dia duduk di bangku dengan wajah cemberutnya. Gue seneng kalo liat dia seperti itu.

"Jangan ganggu gue atau loe bakal menyesal nanti"

Gue mengeryit, apa yang membuat moodnya rusak. Tadi sewaktu aku bertemu moodnya baik-baik saja.

"Loe kenapa? Kok keliatan berantakan banget."

Gue menunggu jawabannya dan kami saling diam untuk beberapa saat. Dia menghela nafas panjang dan langsung menatapku.

"Gue kesel sama Bryan."

What.. dia begitu hanya karena bryan. Sekarang gue yang kesal, gue kira apaan. Bikin khawatir aja nih anak.

Aku menunggunya melanjutkan ucapannya. Dan benar saja dia kelihatan akan meledak sekarang juga.

"Gue kesel sama bryan mean, kesel pake banget. Loe tau ngak? Selama mencari bahan kelompok dia hanya diam. Itu sangat membosankan. Dia benar-benar ngak berniat bicara sama gue."

Oke fiks.. ini lucu pake banget malah. Gue berusaha untuk tidak tertawa. Dan menormalkan ekspresi ku, pasti sekarang wajah ku sangat merah karena menahan tawa.

"Eh Mean muka loe kenapa? Kok merah banget."

Sial.. Arham loe ngerusak pertahanan gue. Gue pun tertawa terbahak-bahak hingga mengeluarkan air mata.

Selly dan arham kompak menaikkan satu alisnya seolah-olah dia bertanya Apa yang lucu? Gue ngak perduli sama sekali, gue terus tertawa dan baru menghentikan tawa ketika gue merasa cukup sesak.

***

secret admirer and love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang