----
Gue ngak tau kenapa gue pengen selalu di dekat lo bahkan hanya dengan pertama kali menatap. Lo beda! Dan gue suka sama lo
----"Gimana dok? Apa dia baik-baik saja?" Tanya iqbal yang sedari tadi hanya bisa terdiam di kursi tunggu dan menunggu sang dokter selesai memeriksa adik tersayangnya.
"Kondisinya sedang drop, mungkin dia terlalu memaksakan diri. Dia hanya kelelahan. Tapi maag nya juga ada jadi kemungkinan dia akan di rawat intensif di sini" jawab sang dokter, sebelum dia pergi meninggalkan iqbal dia memberikan seulas senyum menenangkan.
Iqbal menghela napas, dia kesal dengan sang adik. Dia sudah sering mengingatkan adiknya tentang persoalan kesehatan tapi entah kenapa adiknya itu seolah tidak peduli.
"Bal, boleh gue masuk?" Tanya rama yang sedari tadi duduk di samping iqbal dan mendengarkan semuanya.
"Masuk aja, gue pengen ngurus ruang rawatnya dia" ucap iqbal dan berlalu ke ruang administrasi.
Rama bangkit dan masuk ke ruang dimana mean di periksa. Dia mengambil kursi dan duduk di sebelah tempat mean berbaring.
"Bego" satu kata yang menyakitkan tapi kata hanyalah kata. Kenyataannya dia benar-benar khawatir. "Lo itu gimana sih? Bukannya jaga kesehatan eh lo malah teledor. Lo gila mean!" Lanjut rama.
Terjadi sedikit pergerakan yang di lakukan mean dan dengan perlahan dia membuka kelopak matanya. Hal pertama yang dia lihat, mata indah milik rama. Matanya belum terbuka sempurna dan dia sudah kembali memejamkan matanya dengan erat.
"Lo kenapa? Lo baik-baik aja kan? Duh gue harus apa? Dokter! Iya dokter. Tunggu sebentar." Rama panik dan hendak keluar ruangan tapi sebelum dia beranjak tangan mean telah menahannya lebih dulu.
"Tenang eh, gue ngak apa-apa. Cuman pusing aja. Lo ngak usah manggil dokter. Di sini aja temenin gue. Gue takut" mean berbicara tanpa melihat lawan bicaranya. Dia tidak berbohong kalau dia takut tapi dia benar-benar takut sendirian. Dan kepalanya? Jangan di tanya rasanya seperti akan pecah.
Mean tidak mengizinkan rama duduk di tempatnya semula tapi dia menyuruh rama untuk duduk di tempat yang iya tiduri. Dia tidak tau apapun tapi yang jelas dia ingin tempat yang nyaman. Dia melingkarkan tangannya di pinggang rama. Awalnya rama menegang tapi dia sadar kalo dia harus menenangkannya.
"Sebentar saja, tunggu sampe bang iqbal kembali. Shit! Ini sangat sakit." Ucap mean masih dalam posisinya. Tidak bertahan lama karena setelah itu mean tertidur dengan pulas
***
KAMU SEDANG MEMBACA
secret admirer and love in silence
Romancehaloo!!! kenalin nama saya weni, saya mau buat cerita baru yang menceritakan kisah pengagum rahasia you know secret admirer? yaa orang yang kagum sama kita secara diam diam atau tanpa kita ketahui. dan juga ini cerita saya gabungin dengan kisah dua...