Lea sedang mengerjakan tugas dari sekolah ketika mama tiba - tiba mengetuk pintu kamarnya. Ia menoleh ke belakang, ke arah pintu masuk kamarnya. Dan mendapati mamanya berdiri di sana dengan tangan penuh tas belanjaan.
"Mama abis belanja ya? Kok sendiri aja sih, lea kan juga mau ikut." lea berkata manja sambil berjalan mendekat pada mamanya.
"Udah, ga usah bawel deh. Coba buka dulu tas belanjaannya."
"Mama beli apaan sih? Kok banyak banget?" lea berbicara sambil mengeluarkan barang - barang di dalam tas belanjaan. Gerakan tangannya berhenti ketika ia menemukan sebuah dress berwana Salem di dalam tas belanjaan itu.
"Ini buat lea ya ma?" lea berjalan ke depan cermin dan mematut dirinya mencoba mengira - ngira dress itu akan terlihat cantik ketika ia pakai atau tidak.
"Iya, mama beli buat kamu. Nanti malam temenin mama ke pesta ulang tahun pernikahannya temen mama ya dek." mama berbicara sambil berjalan menuju pintu untuk keluar kamar.
"Oke siip mama cantik, mama emang terbaik"
lea berbicara dengan semangat masih berdiri di depan cermin sambil berkacak pinggang. Memperhatikan penampilan dirinya sendiri. Hmmm, rambutnya sudah terlalu panjang. Sepertinya ia harus memotong dan merapikan rambutnya. Setelah bersiap - siap Lea turun ke bawah dan menemui mamanya di dapur yang sedang menyiapkan makan malam untuk abangnya. Abang lea kalau sudah balik ke Jakarta memang jarang makan makanan luar. Lebih enak masakan mama katanya."Ma, kita berangkat ke acara tempat temen mama itu jam berapa ma?" lea bertanya sambil mencomot ayam goreng yang baru saja di goreng oleh mamanya.
"Kamu ya dek, kalau mau ambil makanan itu cuci tangan dulu!" mama mencubit lengan lea yang sedang memegang ayam.
"Aduh, sakit ma. Lea udah cuci tangan kok. Tapi tadi pagi sih, abis mandi." lea tertawa dan berusaha menjauh dari jangkauan mamanya untuk menghindari cubitan yang akan di berikan oleh mama.
Mama melotot ke arah lea sedangkan yang di pelototi malah tidak acuh. Sibuk menghabiskan ayam goreng yang ada di tangannya.
Setelah beberapa saat setelah ayamnya habis lea mulai berbicara.
"Ma, lea keluar dulu ya." kata lea berpamitan pada mama.
"Kamu mau kemana le? Acaranya temen mama itu jam delapan jadi kita berangkatnya satu jam lebih cepat." ucap mama sambil menyalin masakannya ke dalam piring. Bau harum tercium dari masakan itu.
"Lea mau ke salon bentar ma, mau potong rambut. Sekalian juga mau ngerapihin. Rambut lea udah panjang banget soalnya. Jadi risih." lea berucap misuh - misuh sendiri sambil mengacak -ngacak rambutnya.
"Ya udah, jangan lama - lama. Ntar kalau telat mama jadi gak enak sama temen mama." mama berucap sambil melepaskan celemek yang dipakainya.
"Ya udah, lea pergi dulu ya mah. Mikum." lea berpamitan pada mamanya lalu segera berlari keluar rumah seperti anak kecil. Saat tiba di garasi lea menggerutu ketika mendapati ternyata mobilnya tidak ada. Pasti di pakai bang Rian. Dengan terpaksa lea pergi menggunakan taksi.
Setelah satu setengah jam perjalanan akhirnya lea sampai di tempat tujuannya. Tadi lea sempat bertanya salon yang bagus untuk ia kunjungi pada mama. Salon yang di rekomendasikan oleh mama terletak di sebuah pusat perbelanjaan besar di Jakarta. Rencana awal lea tadi dari rumah adalah langsung ke salon lalu pulang. Tetapi berhubung lea suka tidak tahan saat mencium bau makanan enak akhirnya lea mengikuti naluri perutnya. Ia mampir ke sebuah foodcourt dan memesan makanan. Seorang pelayan menghampirinya dan memberikan buku menu makanan pada lea. Selang beberapa waktu setelah memesan makanan yang lea pesan akhirnya datang. Lea memesan makanan seperti tidak makan selama tiga hari. Tapi yang dapat di habiskannya tidak sampai dari setengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double L
Teen Fictionlea sungguh tidak memiliki niat untuk bertemu dengan lelaki itu lagi. tapi seakan mempermainkannya, takdir menuntunnya untuk bertemu dengan lelaki itu sekali lagi. di waktu dan keadaan yang berbeda. memberinya pilihan sulit yang akan mengubah jalan...