part 8

43 6 5
                                    

Bel pulang baru saja berbunyi. Semua murid di dalam kelas lea tengah sibuk mengemasi barang - barangnya untuk segera pulang. Walaupun guru kimianya di depan masih berbicara tentang tugas yang harus mereka kumpulkan untuk minggu depan tetap saja fokus murid - murid itu sudah tidak pada guru dan pelajaran itu lagi.

Lea menjadi yang paling akhir keluar kelas. Ia masih menyalin rumus - rumus kimia yang ia rasa perlu dari papan tulis ke dalam buku catatannya.

"Gue duluan gak papa kan le?"

Lea menoleh kesamping ketika tara -teman sekelasnya- berbicara pada dirinya untuk berpamitan pulang.

"Oh iya, ga papa Ra. Ini gue masih mau bikin catatan dulu kok. Lo duluan aja, ntar anak - anak pada nungguin lo lagi."

"Ya udah, gue duluan ya le. Kalau lo mau gabung, lo dateng aja ke tempat anak - anak biasa nongkrong, oke?"

Lea tersenyum sambil mengacungkan jempolnya kepada Tara sebagai jawaban. Setelah beberapa saat kepergian Tara, lea akhirnya selesai mengerjakan tugas yang tadi di berikan oleh gurunya.

Gadis itu bergegas membereskan buku - buku dan alat tulis yang berserakan di atas meja. Entah kenapa Lea merasa sangat bersemangat hari ini. Perbincangan singkat dirinya dan Leo tadi pagi berhasil menjadi moodbooster-nya seharian ini.

Dengan langkah ringan serta seulas senyum kecil Lea melangkah berjalan meninggalkan kelas yang sudah kosong. Hari sudah menunjukkan pukul 15.30 ketika ia mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Lea beralih menatap awan mendung yang menaungi langit. Walaupun keadaan sekeliling tidak secerah hatinya, tetap saja langkah ringan itu tidak terhenti. Tidak ada yang bisa menghancurkan kebahagiaannya hari ini. Setidaknya itulah yang Lea pikirkan ketika ia sadar bahwa yang tinggal di sekolah hanya dirinya seorang, dan pintu gerbang sekolahnya terkunci dari luar.

Lea panik, tentu saja. Tapi sebisa mungkin gadis itu berusaha untuk tetap bersikap tenang. Pertama, lea mencoba untuk menelfon teman - temannya. Mungkin mereka bisa membantu. Tetapi ketika sudah berkali - kali mencoba untuk menghubungi dan tidak satupun respon yang ia dapat, akhirnya ia beralih untuk menghubungi mama.

Seakan bekerja sama, hasilnya sama saja. Sedari tadi ia menghubungi mama, tetapi hanya kotak suara yang menjawabnya. Lea mulai panik, ia sungguh tidak tahu apa yang harus dilakukan sampai suatu ide bodoh hinggap di otaknya. Lea berpikir untuk memanjat pagar yang tingginya mencapai tiga kali lipat tingga dirinya sendiri.

Dengan ragu Lea menatap pagar tinggi itu sekali lagi, lalu setelahnya ia menarik nafas dalam seakan meyakinkan diri sendiri bahwa ia bisa melakukan ini. Dengan cepat Lea mulai memanjat pagar tinggi itu, tidak mau pikirannya yang lain mengganggu dan akhirnya ia memilih diam terkurung di sekolah sampai besok pagi.

Sebenarnya Lea cemas bukan karena tidak bisa memanjat pagarnya. Pada kenyataannya Lea dapat memanjat pagar tinggi itu dengan mudah. Jadi tentu saja masalahnya bukan ada di pagarnya. Tetapi yang ia cemaskan adalah bagaimana kalau ada orang yang melihatnya dari bawah nanti. Apalagi lea menggunakan seragam putih abu - abu yang panjang roknya hanya sampai lutut. Mau ditaruh dimana wajahnya nanti kalau sampai ada orang yang melihat?

Dengan enggan Lea menggelengkan kepalanya seakan mencoba mengusir pikiran buruk tersebut. Yang terpenting sekarang adalah ia bisa keluar dari sekolah dan sampai di rumah dengan selamat.

Lea melemparkan tasnya terlebih dahulu lalu barulah gadis itu menyusul melompat kebawah, Lea tidak menyadari dimana tasnya mendarat sampai ketika ia mendengar suara tinggi khas orang yang sedang marah dari balik punggugnya tepat ketika baru saja kakinya menjejak tanah setelah melompat dari atas pagar.

"Woi hati - hati dong siap sih yang lempar tas ke kepala gue?"

Lea berbalik untuk mencari sumber suara. Lea sungguh terkejut ketika ia mendapati siapa yang baru saja berteriak. Entah ia harus merasa bersyukur atau merasa malu ketika melihat Leo dengan tatapan bingung sedang menatap dirinya dan tas yang tadi tanpa sengaja terjatuh di kepala lelaki itu secara bergantian. Lea hanya bisa menatap leo sambil tersenyum salah tingkah.

"Lho? Kamu kok masih di sini? Terus ngapain pake acara manjat manjat segala? Kamu ga mikir apa, kalau kamu jatuh terus ga ada yang nolongin?"

Senyum Lea semakin lebar ketika mendengar nada khawatir di setiap kalimat pertanyaan Leo. Dirinya serasa sedang membumbung tinggi ketika mengetahui fakta bahwa lelaki yang ia sukai mencemaskan dirinya.

"Iya, tadi aku kepaksa manjat soalnya pintu gerbang udah kekunci ya aku ga mau lah kekurung di sekolah sampai besok pagi makanya aku manjat pagar."

"Kenapa kamu ga ngehubungin aku le? Kalau tau kamu kekurung di sekolah kan aku bisa jemput. Ini aku punya kunci sekolah karena harus bolak balik ruang band buat latihan."

Tepat ketika Leo selesai berbicara suara bergemuruh dari perut Lea mengalihkan perhatian mereka. Sekali lagi Lea hanya bisa tersenyum salah tingkah sambil memegang perutnya seakan mencoba untuk membekap suara dari perut itu agar tidak terdengar keluar dan mempermalukan dirinya lebih jauh lagi. Oh, Lea sungguh merasa sangat malu saat ini.

"Kamu laper le?"

Leo mencoba menahan tawanya agar tidak menyinggung perasaan Lea. tetapi itu sia sia karena Lea tau akan hal itu.

"Iya, ketawain aja terus gapapa kok aku kelaparan dari tadi siang. Sekalian aja ketawain aku mati di tempat karena kelaparan nungguin kamu ketawa gak selesai - selesai."

"Gitu aja ngambek, yaudah kita makan dulu ayo"

Dengan ogah ogahan Lea menurut.

"Tapi kamu yang bayarin ya?"

"Okay sugar, anything for you. Jadi sekarang diem oke? Jangan bawel."

Kembali untuk kesekian kalinya pipi Lea bersemu merah. Jantungnya berdebar gembira, jika ia dapat meminta Lea hanya ingin waktu waktu manisnya bersama Leo tetap membeku seperti ini sehingga ia tidak perlu merasa cemas akan kehilangan lelaki itu sekali lagi. Tidak ada hal lain yang diinginkannya saat ini. Hanya itu dan tidak lebih.

***
jangan lupa saran dan kritik yang membangun guys supaya tulisan aku bisa jadi lebih baik lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Double LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang