Prolog

28.3K 1.5K 61
                                    

"Roland, bisa kamu pulang dulu?"

"Kenapa, mak?" jawab disebrang sana.

"Ada sesuatu yang mau mamak omongin!. Pokoknya besok pulang!" ibu dari Roland memutuskan sambungan teleponnya.

Sudah 10 tahun menunggu Roland untuk membawa calon istrinya namun tidak datang-datang. Ia gelisah, bukannya tidak percaya akan jodoh dari Tuhan tapi putranya ini sedikit berbeda. Itu membuatnya was-was setiap hari. Teman-teman Roland sudah menikah semua dan mempunyai anak. Ibu mana yang tidak khawatir. Ia pun ingin segera menimang cucu. Hidup dikampung selalu saja menjadi bahan pembicaraan. Cibiran tetangga tentang kapan Roland menikah itu sudah seperti sarapan pagi tidak pernah lupa. Putranya bekerja sebagai manager model di Jakarta. Putri keduanya kuliah di London, Rere mendapatkan beasiswa.

Maemunah bukanlah orang kaya dikampung yang mempunyai tanah atau sawah berhektar-hektar. Ia hanya seorang ibu paruh baya yang sehari-harinya menjual gado-gado di kampung. Untuk menghidupi dirinya cukup. Roland setiap  bulan mengirimkan gajinya untuk sang ibu lumayan besar. Bisa membeli kambing dua ekor. Namun ia tidak pernah memakai uang itu. Ia simpan untuk pernikahan putranya. Sebuah impian yang di idam-idamkan. Pesta yang meriah untuk Roland dan istrinya nanti.

Maemunah keluar rumah sambil membawa dagangannya. Ia menaruh semua peralatan tempurnya alias cobek dan bahan-bahan gado-gadonya di atas meja. Ia berjualan diteras rumah.  Maemunah menatanya dengan rapih dan bersih. Kualitas kebersihannya di jamin no 1. Matanya berbinar ketika melihat seorang gadis berhijab berpakaian seragam itu lewat.

"Icha, baru berangkat ngajar?" sapanya ramah. Icha yang merasa namanya dipanggil menoleh.

Bibirnya tersenyum, "iya, mak. Udah mulai dagang lagi mak?"

"Iya, nih. Mamak nggak betah kalau nggak dagang. Kemarin rematik mamak cuma kambuh."

"Sekarang udah baikan, mak?" Icha berjalan menghampiri Maemunah.

"Alhamdulillah, udah cha."

Ini calon mantu idaman, perhatian banget.

"Alhamdulillah.. mak, Icha berangkat ngajar dulu ya. Nanti Icha pesen gado-gado satu seperti biasa pulang kerja ya, mak."

"Iya, cha nanti mamak buatin spesial." buat calon mantu mamak, tambahnya dalam hati. Icha tertawa mendengar penuturan Maemunah.

"Icha berangkat dulu ya, mak." Icha mencium tangan Maemunah. Wajah ibu Roland itu sumringah. Tidak salah pilihannya, cantik, sopan, baik hati kriteria mantu idaman. Ia sudah berbulan-bulan memikirkan perjodohan ini. Jika Roland menolak, ia akan terjun dari pohon duren yang tingginya 10 meter. Ya, lebih baik mati daripada Roland yang kemayu menikah dengan yang lain terlebih dengan sejenis yang namanya pria.

Apa ini ichanasin??? Hahaaaa

Siapa yang masih inget Roland di The Life???
Managernya Zeeva???
Ini cerita dia ya, aku buat mini seri aja nanti..

Sorry typo & absurd

Thankyuuuu.. Muuuahh

Mantu Idaman (ONLY IN DREAME/INNOVEL/MARIBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang