CHAPTER 3

14 1 0
                                    

       Viktorya POV

Ada apa dengan Sonya? Kenapa dia melihatku seperti itu?

"Sekarang kau duduk, dan sepertinya aku harus pergi, dahh"ucap bang Max sebelum berlalu kemudian aku duduk berhadapan Sonya yang menatapku penuh selidik

"Ada apa son?"tanyaku bingung

"Seharusnya aku yang bilang begitu, kamu ada hubungan apa sama Ka Max? Apa jangan jangan kalian berdua pacaran ya?"goda Sonya

"Apaansih, gak kok, tadi cuman ketemu aja trus dia nanyain kamu, yaudah kami berdua bareng kekantin nya, dan juga kamu tau sendiri, aku juga gak mungkin pacaran sama dia karna aku itu gak pantas bersanding dengannya"ucapku santai dan memang benar, masa iya aku pacaran dengan kakak ku sendiri

"Kamu gak boleh rendah diri kaya begitu, lagian cinta itu gak Mandang fisik atau apapun, kalau kaya begitu mah namanya suka, lagian menurut aku sich kamu itu cantik jika kamu sedikit berdandan, kamu juga baik, pokoknya kamu sempurna"puji Sonya yang membuatku tersenyum kecut

"Lebih baik sadar diri aja dulu"ucapku

"Ihh beneran, nanti tunggu deh suatu hari nanti kamu pasti akan menemukan pangeran kamu"ucapnya

"Kamu udah mesen?"tanyaku

"Belum, tunggu dulu ya aku pesenin untuk kita berdua"ucap Sonya sebelum meninggalkanku sendiri

Skip----

Malam hari aku berada di balkon kamarku sambil memeluk gitarku, perlahan sebutir air mata keluar dari mataku yang langsung kuhapus

"Bintang bersinar terang, menerangi gelapnya malam, lalu kapan gelapku akan bersinar? Bintang, apakah suatu hari nanti aku akan bahagia? Atau aku akan seperti ini selamanya? Aku tidak mengharapkan yang lebih, hanya satu saja yang kuharapkan yaitu semoga orang tuaku dapat menerimaku"gumamku tanpa sadar air mataku mulai keluar dari kelopak mataku semakin deras, aku tidak ingin menangis namun entah kenapa air mata ini tak kunjung berhenti, biarkanlah untuk hari ini saja....

Esok pagi aku sudah siap, lalu aku menuruni anak tangga dan menemukan ibu, ayah berada diruang tamu dan membuatku bingung, karna biasanya pagi pagi begini mereka berada diruang makan, segera kulangkahkan kakiku mendekati mereka, mereka yang menyadari langkah kaki seseorang langsung memandangiku

"Kamu nanti pulang sekolah jangan pulang kemari, pulanglah ke ibu angkatmu"ucap Mama tegas sebelum aku menghampiri mereka berdua

"Maksud ibu apa?"tanyaku tak mengerti

"Clarissa tidak ingin kamu tinggal disini, dan kurasa itu sudah cukup sebagai penjelasan untukmu"jelas ibu dengan tegas yang membuat hatiku terasa ditusuk ribuan jarum

Lagi, lagi, dan lagi. Aku dibuang lagi oleh keluarga kandungku sendiri, apakah akan seperti ini terus takdirku? Jika ibu tidak menginginkanku kenapa aku dilahirkan? Aku ingin sekali mengatakan itu tapi sayangnya kata kata itu hanya bisa dipendam dalam hati

"Baiklah Bu, aku akan berangkat, permisi"ucapku sebelum meninggalkan mereka karna takut air mataku tak dapat dibendung lagi

Aku berlari sekuat mungkin yang kubisa, pertahanan ku sudah hancur, air mataku sudah mengalir deras, tak dipedulikan tatapan orang yang sedang lari pagi, aku terus berlari tanpa tujuan yang terpenting saat ini aku tak ingin masuk, karna aku membutuhkan ketenangan sesaat.

Tinn...tinn...

Suara klakson mobil menyadarkanku yang membuat langkah kakiku berhenti, sehingga aku berada ditengah jalan, mobil itu semakin mendekat, mendekat, sebelum aku menghindar mobil itu sudah menghantamkan

Brraakkk

Tubuhku terpental jauh, rasanya semua tubuhku remuk tak ada tulang, penghlihatanku pun mulai mengalir, namun sebelum aku tak sadarkan diri aku melihat semua orang mengeliliku tapi fokusku pada satu orang yang kini menggendong ku, namun wajahnya kurang jelas dan...

      Albert POV

"Aku ingin kau hancurkan orang yang menabraknya Jack, sekarang juga"ucapku setengah berteriak didepan wajah Jack

"Baiklah, aku akan mencarinya"ucap Jack sebelum meninggalkanku yang langsung lemas dan jatuh terduduk di kursi

Aku tak tau harus bagaimana? Rasanya aku sulit bernapas saat melihat gadisku tertabrak mobil didepan mataku sendiri dan aku tak bisa menyelamatkannya, ini bodoh

"Tuan Albert"panggil seseorang yang menyadarkanku dari lamunan ku, aku menatap seorang pria yang seumuran denganku dengan jas putihnya berdiri didepan pintu UGD

"Apa dia baik baik saja dre?"tanyaku khawatir sambil menghampirinya, dan dia hanya tersenyum yang membuatku bingung

"Kau tenanglah, dia baik baik saja, kepalanya hanya terbentur ringan dan tak ada luka yang cukup serius tapi..."ucap Andrew dokter rumah sakit ini+sahabatku waktu kuliah

"Tapi apa andrew?"tanyaku panik saat melihat wajahnya yang mulai serius

"Tidak, lebih baik kau jenguk dia"ucapnya sebelum meninggalkanku tanpa mengucapkan salam, tidak menghormati ku sebagai pemilik rumah sakit ini, untung kau sahabatku drew.

Aku segera masuk kedalam dan menemukannya masih memejamkan matanya, aku melangkah mendekatinya yang sedang tertidur dengan damai.

Dia gadis yang cantik, bulu matanya yang tebal dan juga lentik, rambut panjang ombaknya tergerai dan sedikit berantakan, kulitnya yang putih pucat, serta bibirnya yang berwarna merah alami membuatku ingin Skali mencicipinya

"Kau aman bersamaku queen"bisikku tepat pada telinganya

"Nngghh"aku terkejut setelah aku membisikkan kata itu padanya dia tersadar, perlahan matanya terbuka dan menyesuaikan cahaya diruanganku ini

"Di...dimana aku"ucapnya saat memperhatikan ruangan ini, aku tersenyum saat dia memandangiku dengan dahi yang berkerut seolah bertanya siapa diriku

"Kamu ada dirumah sakit, tenanglah aku orang baik"ucapku dengan lembut dan membuatnya tenang

"Terimakasih karna tlah menolongku"ucapnya dengan tulus sambil tersenyum manis yang membuat jantungku berdetak lebih kencang dari sebelumnya

Ohh Tuhan tolong jangan biarkan gadisku ini terus tersenyum, jika tidak maka aku akan mati sebelum mendapatkannya

"Ya, sama sama"ucapku sambil terus menatapnya, dapatku lihat dia merasa risih ditatap olehku, yang membuatnya mengalihkan pandangan kearah lain

"Kapan aku bisa pulang?"tanyanya yang membuat senyumku hilang.

"Kenapa kau bertanya soal pulang?"tanyaku geram, sungguh aku masih ingin melihat wajahnya, menikmati waktu bersamanya tapi dia justru menanyakan pulang

"Aku takut mereka mengkhawatirkanku"ucapnya gugup

"Apa ada yang peduli denganmu? Keluarga kandungku membencimu dan knapa kau masih memikirkannya sayang, pikirkanlah dirimu sendiri saat ini"ucapku lembut,

I Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang