Mencinta tidak pernah semudah teori. Bila kau berani dan sanggup, rayakanlah kemenangan cinta. Bila kau pengecut dan tak berdaya, pendam perasaan itu dalam perbaikan.
Nyatanya mencinta tidak pernah sederhana. Untuk merayakan butuh ini itu. Harus ini itu. Maka terberkatilah para jiwa-jiwa yang berani dan menyanggupi konsekuensi cinta. Beradu kasih dalam janji suci di hadapan Maha Cinta. Berpadu dalam bahtera hidup yang satu.
Nyatanya mencinta tidak pernah menjadi hal yang sederhana. Kepengecutan kadang menggiring pada pengharapan yang salah alamat, langkah yang terpeleset, dan pula 'diam-diam' yang harus menyiksa.
Para pecinta sejati hanya memiliki dua pilihan di hadapan Tuhan mereka. Satu, berlaga untuk merayakannya. Dua, mundur perlahan, menjauh untuk menjaga.
Menjauh untuk menjaga (?)
Sesungguhnya sebenci apapun aku pada konsep itu, tidak pernah sanggup untuk membenci seutuhnya. Sebab menjauh untuk menjaga adalah titah Maha Cinta.
Maka terberkatilah mereka yang bermesra ria dalam bilik-bilik cinta di tepian sungai Salsabila.
Menunggu panggilan Kekasih di penghujung sore.
26-11-16
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Akhir
De TodoHati tidak akan pernah puas bersetubuh dengan aksara hingga pada detik-detik malam dan hari yang berganti melahirkan ayat-ayat semesta tanpa akhir. Tiada jeda bagi kalimat-kalimat fana berhimpun dalam satu bait, paragraf, atau cerita yang tak pernah...