ACAFELAS part 2

49 1 0
                                    

"Dyah, Dinda sini deh" Panggil Nadia, yang di panggil cepat merapat. Hari ini, jam seni kosong karena gurunya tidak datang. Ini digunakan Nadia untuk curhat dengan sahabat-sahabatnya.

"Kenapa Kak Nad-Nad ku ?" Tanya Dyah

"Gue mau curhat nih. Pusing gue mikirinnya"

"Curhat apa say ?" Kini Dinda yang bertanya.

"Gini loh belakangan ini gue ngerasa ada yang sering meratiin gue di kelas, kalo menurut perasaan gue sih ada dua orang yang sering meratiin gue dari dua sudut yang berbeda. Nah tapi pas gue liat kesekeliling anak kelas semua lagi pada sibuk sendiri" cerita Nadia panjang lebar.

"Perasaan lo aja kali Nad" Dinda menimpali

"Gak Din. Udah hampir dua bulan ini ada yang sering meratiin gue. Gak mungkin gue salah. Soalnya tiap hari di kelas gue selalu merasa di liatin gitu"

"Atau jangan-jangan secret admirer lo lagi kak" Dyah asal menimpali.

"Ah, iya Nad jangan-jangan secret admirer lo lagi" ujar Caroline tiba-tiba nimbrung saat melihat tiga sahabat dekatnya tengah serius berdiskusi.

"Kak Caroline mah ikut-ikut kata-kata Dyah nih" Dyah protes.

"Ikh aku serius nih" ujar Nadia setengah kesal karena teman-temannya malah bercanda, yang di balas kekehan dari ketiganya. "Kalian ngerasa gak sih dari tadi tuh kayak ada yang meratiin kita ?" sambung Nadia.

"Iya deh kayaknya Kak, dari tadi Dyah ngerasa ada yang meratiin kita. Dyah pikir perasaan Dyah aja"

Serempak kepala mereka mencari mata yang dari tadi memperhatikan mereka namun mereka tak menemukan seorang pun yang sedang memperhatikan mereka atau bertingkah mencurigakan. Semuanya tampak sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang baca novel, ngobrol, baca buku pelajaran dan sebagainya.

Sebenarnya mereka tidak salah karena memang dua pasang mata yang belakangan ini sering memperhatikan Nadia  tadi sedang memperhatikan Nadia seperti biasa. Tapi demi melihat mereka yang sibuk mencari tadi, kedua pasang mata itu pun langsung mengalihkan pandangannya.

Setelah puas menjulur-julurkan leher hingga terjadi perenggangan urat leher untuk mencari orang yang memperhatikan mereka, namun hasilnya tetap tak mereka temukan juga orang tersebut. Keempatnya pun kembali duduk dengan posisi wajarnya.

"Hmp. Udah lah lupain aja" kata Nadia pada akhirnya dengan lesu.

"Tapi gue penasaran loh ama yang meratiin lo itu Nad" kata Dinda.

"Iya Kak Dyah juga penasaran nih" timpal Dyah.

"Udah lah. Ada yang lebih seru nih" Ucap Nadia dengan muka bersemu merah.

"Ha? Apa tuh?" Dinda, Dyah dan Caroline bertanya serempak.

Nadia pun menceritakan bahwa ia sedang menyukai seorang cowok dikelas yang menurut dia keren, pintar dan juga rada cool. Dia suka cowok itu hanya untuk alasan yang sederhana, karena ia suka dengan semua tingkah dan laku yang di lakukan cowok itu. Ia pun mengakui jika ia diam-diam sering memperhatikan cowok itu dikelas dan mukanya sering bersemu merah jika cowok itu ada didekatnya dan merasa bahagia kalo cowok itu tersenyum ataupun sekedar menyapanya. Dan cowok itu adalah Azmi.

Berita heboh itu tentu saja membuat ketiga sahabatnya itu tersenyum geli, ternyata Nadia si anak kalem bisa juga naksir lawan jenis. Setelah menegetahui kebenaran itu tiga sahabatnya itu terus menerus meledek Nadia hingga wajahnya bersemu merah karena menahan malu yang semakin menyulut tawa ketiga sahabatnya itu. Mereka berdoa semoga Nadia dan Azmi bisa menjalin hubungan lebih dari teman karena menurut mereka Azmi yang cool itu cocok dengan Nadia yang pendiam.

ACAFELAS(Amazing Class at Four Eleventh Science)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang