PROLOG

52 1 0
                                    

APA yang kalian ketahui tentang dunia? Seorang anak tuhan berkata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

APA yang kalian ketahui tentang dunia? Seorang anak tuhan berkata. Dunia.
Dunia yang berangkat gila. Yang lain ikut angkat bicara. Dunia itu rusak. Rusak
oleh pemikiran kaum-kaum yang menganggap dirinya benar. Lalu seorang
yang lain ditodong dengan pertanyaan yang sama. Dia terdiam. Semua
pemikiran tentang dunia sudah lebih dulu di ungkapkan oleh kakak-kakak
seperguruannya. Dunia..Dunia. Yang jelas dunia memang diambang
kehancuran. Jawabnya lantang.

Yah, Dunia ini. Tempat yang menjadi tanah kelahiran dan kematian manusia
ini memang tengah rusak. Seperti mainan kayu yang digerogoti rayap dari
waktu ke waktu. Si rayap yang bernama akal yang berkembang perlahan
menghilangkan norma-norma luhur yang tertanam di mainan kayu tersebut.
Lewat akal yang terus menerus berkembang, manusia mampu menciptakan
televisi, radio, internet, layanan sosial media dan membuat mereka saling
terikat satu sama lain lewat jaringan maya. Berawal dari akal yang
berkembang itu, mereka mampu mempersatukan dua benua yang berjauhan.
Tapi karena akal yang berkembang itu pula, manusia mulai membuat senjata,
bom nuklir, tank baja dan pada akhirnya terciptalah perang, tersebarnya teror
yang mengakibatkan kepedihan, menuai rasa kehilangan, tumbuhlah
kesepian, dan berkembanglah rasa sakit.
Dunia yang anda diami saat ini ibarat sebuah bejana rasa raksasa. Di dalamnya
bersarang keserakahan, penyakit, perselisihan, kebencian, cinta, kasih sayang,
susah, senang, sedih, bahagia, keindahan, rusak, angkara, murka, welas
ataupun asih. Semua hal itu tercampur menjadi sebuah adonan yang diberi nama kehidupan. Sebuah kehidupan fana yang hanya percaya akan sesuatu
kasat mata. Akal yang berkembang itu membuat manusia buta meskipun
mereka mempunyai sepasang mata yang sehat untuk sekedar melihat rona
dunia. Akal yang berkembang itu selalu mengatakan bahwa pengetahuan
merekalah yang tertinggi. Mereka mengklaim telah melihat segala hal yang
dimiliki oleh Sang Maha Tahu. Mereka terlalu sombong untuk menyadari
bahwa pengetahuan yang mereka punya hanyalah butiran pasir di hamparan
gurun bagi dunia yang mereka tinggali saat ini.

Tapi,…

Apa yang tidak anda lihat bukan berarti tidak ada.

Akal yang berkembang itu.
Akal yang mampu mengubah dunia menjadi neraka ataupun surga dalam satu
jentikan jari, tidaklah sehebat yang dikatakan. Tanpa mereka sadari bahkan
mereka lihat sebelumnya, jauh di luar jendela pengetahuan mereka sendiri.
Ada sebuah dunia lain di ujung hidung mereka. Sebuah dunia yang sangat
dekat nan luas yang menunggu untuk dijelajahi. Sebuah dunia yang tak
mampu ditangkap oleh mata penganut akal yang berkembang.

Dunia ini hanyalah sebuah dunia yang konstan. Sebuah dunia yang akan selalu
terikat dengan sumpah-sumpah kesetiaan mereka. Sebuah dunia yang
kebanyakan hanya tertulis di buku dongeng atau sastra lisan turun temurun
nenek moyang. Sebuah dunia yang menurut penganut akal yang berkembang
bukanlah bagian dari dunia yang mereka tinggali. Dunia ini nyata. Tapi,
sayangnya para akal berkembang tidak menyadari bahwa sesuatu yang lain
hidup berdampingan dengan mereka.
Di dunia ini hidup beberapa makhluk yang hanya ada dalam mitos. Mereka
mungkin saja kejam seperti cerita rakyat yang beredar dari mulut ke mulut
atau bahkan lebih indah dari yang tertulis dalam sastra kuno. Di dunia ini
mereka adalah anak-anak tuhan. Mereka ditakdirkan untuk hidup
berdampingan dengan para—manusia—Manungsa. Hanya saja mereka tidak
ditakdirkan untuk saling bertemu satu sama lain. Dunia ini. Sebuah dunia yang
tak kasat mata. Sebuah dunia yang bahkan lebih serakah dan lebih liar dari
hidup kebanyakan anak tuhan. Sebuah dunia yang hanya tuhan tau
keberadaannya.

Si Anak TerkutukWhere stories live. Discover now