~The little Naruto is here!~
"Tidak tidak, ini tidak mungkin!"
Hinata mengucek pelan matanya, kemudian kembali memeriksa alat tes kehamilan yang baru saja ia gunakan.
"Dua garis artinya..,Ma-mana mungkin? Tadinya ini kan cuma kebohongan Naruto.., kenapa aku benar-benar hamil??"
Wanita bermata indah itu mengacak surai indigonya dengan frustasi.
"Oh! Mungkin saja alat tes nya yang salah, coba lagi saja!"
Sambil komat-kamit dan berdo'a agar hasil tes nya tadi memang salah, Hinata mengambil beberapa testpack lainnya yang memang sudah ia simpan dengan rapih di kotak obat kamar mandinya ini.
Untuk keadaan 'darurat' tentunya.
"Coba yang mana ya..? Semuanya saja lah!"
Istri dari aktor tampan, Naruto Namikaze itupun memutuskan untuk mencoba semua alat tes kehamilan dengan berbagai merek miliknya.
Alhasil wanita itupun mendekam lama di kamar mandi.
~The little Naruto is here!~
Tok! Tok!tok!"Sayang, kau di dalam ya? Kenapa lama sekali? Apa kau baik-baik saja?"
Naruto terus mengetuk pintu kamar mandinya dengan perasaan khawatir. Pasalnya sudah lama sekali sejak istri tercintanya masuk kedalam sana, tapi wanita itu belum juga keluar sampai sekarang.
"Naruto! Gawat!" dengan panik Hinata berusaha membereskan semua alat tes kehamilan yang baru saja ia pakai, yang mana semuanya menunjukkan garis dua alias positif.
Yah..,bagaimanapun dokter cantik ini mau menyangkal, kenyataan tetap tidak bisa dirubah. Ia memang akan menjadi seorang ibu.
Saking paniknya semua test pack nya tadi malah jatuh berserakan di lantai.
Trak!
"Ini namanya double gawat!!" teriak Hinata dengan frustasinya.
Mendengar teriakan sang istri, Naruto jadi semakin khawatir.
"Sayang? Kau kenapa? Aku masuk ya?"
"JA-JANGAN!!"
'Gawat! Naruto tidak boleh sampai tahu!'
Dengan cepat Hinata berusaha membereskan 'kekacauan' yang ia buat, namun...
Brak!!
"Kau tidak apa-apa kan sayang? Apa kau-Hah?? Apa ini..?"
"Woy! Kenapa kau masuk? Kan aku sudah bilang jangan tadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Read Me!
FanfictionCuma butuh waktu kurang dari 1 detik untuk membaca pikiran seseorang. Aku memang bukan psikolog, atau orang jenius, tapi aku lahir dengan bakat ini. Jujur saja aku tidak terlalu nyaman dengan 'bakat' ku ini. Apalagi saat aku harus melihat pikiran 'l...