🍀Villa and baby 2🍀
Osaerarenai Shoudou nanigebai hibi wa aijyo
Natsukashii kaze ni furimukeba
Itsudemo anata no koega suru yoHinata memegangi perutnya. Wanita bersurai indigo yang tadinya asyik bernyanyi bersama sang Suami dan juga kedua idolanya itu kini hanya bisa mengerang pelan.
Perutnya sakit. Sakit sekali. Bayinya yang nakal seperti tidak mau kompromi dengan sang ibu yang ingin jalan-jalan.
'Kontraksi lagi.., anak ini nakal sekali..., haah, tidak apalah.., sebentar lagi juga hilang sakitnya..'
Hinata hanya bisa mengelus pelan perutnya sambil meyakinkan dirinya bahwa sakitnya itu sebentar lagi akan lenyap, seperti kontraksi yang sudah-sudah.
Naruto menghentikan nyanyiannya. Aktor bersurai secerah sinar mentari itu menatap khawatir pada sang istri yang kini tengah mengelus-elus perutnya dengan wajah yang tampak menahan sakit.
Naruto yakin sekali ini tidak bagus.
"Sayang, Ada apa? Sakit ya? Kan tadi Tou-sama sudah bilang.., Jangan ikut, nanti bayinya kenapa-napa.., bagaimana kalau bayinya ingin lahir sekarang? Bla bla bla bla.."
Hinata menggeleng frustasi. Bukannya meredakan rasa sakitnya, Naruto malah mengoceh panjang yang kini membuat sakit di perutnya pindah ke kepalanya.
"Ada apa Dobe?"
"Ada masalah apa dibelakang? Kau baik-baik saja Hinata-chan?"
Hinata menggeleng pelan. Ia tidak ingin membuat Sasuke dan Sakura khawatir dan malah membatalkan liburan mereka ke Villa. Tangannya meremas kuat kursi mobil yang ia duduki untuk mengurangi rasa sakitnya.
Dan syukurlah itu berhasil. Perutnya sudah tidak sesakit tadi, bayi kecilnya sudah agak tenang sekarang.
"Aku baik-baik saja kok.., bayinya juga.., kami cuma lapar saja..." dustanya. Naruto, Sasuke, dan Sakura pun hanya ber-oh ria tanpa menaruh curiga sedikitpun.
"Kau lapar sayang? Mau Roti?" Hinata mengangguk senang mendengar tawaran suaminya.
Mau bagaimana lagi? Rasa sakitnya benar-benar berubah jadi rasa lapar. Ia sangat ingin Roti.
Iris lavendernya berbinar senang melihat suaminya yang tengah membongkar muatan tas yang mereka bawa untuk mengambil roti yang tadi Hinata pesan.
"Aku mau roti tawar dengan krim Nutella..." pinta Hinata dengan manjanya.
Deg!
KAMU SEDANG MEMBACA
Read Me!
FanfictionCuma butuh waktu kurang dari 1 detik untuk membaca pikiran seseorang. Aku memang bukan psikolog, atau orang jenius, tapi aku lahir dengan bakat ini. Jujur saja aku tidak terlalu nyaman dengan 'bakat' ku ini. Apalagi saat aku harus melihat pikiran 'l...