Untuk memudahkan memahami cerita ini, masuklah ke kamar kontrakanmu jika kau adalah buruh pabrik dengan upah secukupnya; atau masuk ke kamar apartemenmu jika kau pekerja bank atau pialang saham; atau jika kau hanya seorang gelandangan masuklah ke toilet terdekat bikinan pemerintah kota.
Bukan kelas kamar hidupmu yang kunilai. Tokh, ini hanya soal ukuran. Tak lebih.
Jila kau sudah masuk, tutuplah perlahan-lahan pintu dari dalam. Jangan berisik. Karena ini bukan perayaan pesta yang menawarkan ingar dengan segala kebingarannya. Duduklah di tengah ruangan itu. Atau, di pojok juga boleh. Sambil bersandar tak apa.
Keluarkan netbook-mu yang berukuran tanggung itu. Juga hardisk eksternalmu. Letakkan di lantai. Semuanya. Jika hardisk-mu berjumlah lebih dari satu, tumpuklah.
Dan, lihat!
Netbook dan hardisk dengan kapasitas penyimpanan berukuran tera-bita penemuan abad 21 itu hanya membutuhkan dua ubin kamarmu, bukan?
Mari berhitung.
Katakanlah ukuran setiap ubin kamar 40x40; atau jika kau gelandangan hitung saja ubin trotoar yang umumnya berukuran 20x20.
Dua ubin untuk perpustakaan yang menyimpan buku, terserah berapa jumlah buku yang mampu kau simpan di dalamnya karena kelak ini soal daya tahan. Dua ubin lagi untuk kursi. Satu ubin untuk cangkir minuman bersama sahabat kudapannya.
Jadi, kau paling tidak butuh 9 ubin atau 1.2 x 1.2 m. Dengan ukuran seperti itu kau sudah bisa bekerja bersama perpustakaan raksasa dengan jutaan koleksi buku.
Lalu kau mulai riwil bin crigis. Bagaimana dengan tempat tidurku. Bagaimana dengan lemari pakaianku. Bagaimana dengan rak sepatuku. Bagaimana dengan peralatan dapur dan kamar mandi. Bagaimana dengan kulkasku.
Tokh, semua-mua barang itu tak bisa diringkus dalam kotak simpan digital, bukan?
Tenang saja. Kau hanya perlu menarik napas dalam-dalam. Dan kembalilah ke meja kerjamu. Buka laptopmu. Dan, susuri di rimba internet tawaran visuil bagaimana menata kamar yang sangkil, yang mangkus. Penataan kamar yang efektif, yang efisien.
Jadi manusia, janganlah mudah panikan. Gawai saja terlihat mewah, tapi otak dan gerak terbelakang. Sungguh pemandangan yang buruk dan jangan terlalu sering diperlihatkan, bahkan dipertontonkan di hadapan diri sendiri.
Jika sudah nyaman dengan frase "perpustakaan" dan "ubin", kau kuajak memasuki dunia yang keras ini bersama kehidupan seorang lelaki muda yang menghadapi dunia kelam berukuran 2 x 3 m.
Untuk menghadapinya, pertama-tama pahamilah bahwa membangun benteng dengan kokoh adalah syarat utama menjadi petarung kehidupan.
Benteng pertahanan yang kokoh bagi setiap orang untuk berlaga dalam ekosistem hidup itu dibangun dengan pikiran dengan segala inovasinya!
YOU ARE READING
Perpustakaan Dua Ubin (Fragmen Cerita)
Ficción GeneralTentang seorang lelaki yang melatih diri sekuat-kuatnya menjadi manusia kota yang paripurna dengan ruang kota yang makin mahal tiap jengkalnya disertai serangkaian tuntutan gaya hidup sehat yang ditawarkan video-video internet. Tentang seorang...