xi: diculik

1.6K 106 7
                                    

Elisha melangkahkan kaki naik ke kelasnya dengan super terburu-buru. Bagaimana tidak? Ini sudah pukul 6.38, berarti lewat 8 menit dari bel masuk. Alasannya? Apa lagi kalo bukan kesiangan?

"Begobegobegobegobego...", umpatnya terus menerus kepada dirinya sendiri.

"Huf!", ia membuang nafas kasar setelah sampai di depan pintu kelasnya.

Ia mengintip ke dalam,

Mungkin hari ini ia sedang diberikan toleransi oleh Tuhan, belum ada guru.

Ia membuka pintu ruangan itu, membuat hampir semua anak menoleh.

Lah lah lah...

"Ngapain.. Fy?", tidak, Elisha bukannya gagap, tapi ia masih sibuk mengatur nafas ngos-ngosannya.

"Bagus ya, telat?", ejeknya yang sudah berdiri tepat di depan Elisha sambil tersenyum.

"Ih"

"Iya iya. Mana formnya?", ia menadahkan tangannya ke atas.

"Ih Fy, kenapa gak pas istirahat?"

"Maunya sekarang, kenapa?", candanya sambil menoyor pipi kanan Elisha gemas.

"Jadi dari tadi lo nunggu gue gitu disini?"

"Baru aja dateng sih, paling 5 menit lalu. Udah ah mana dah cepet."

Elisha melepaskan tas ranselnya,

"Pegangin", ujarnya meminta Rafto bantu menopang bagian bawah tasnya, agar dia bisa merogoh dan mengambil kertas yang diminta Rafto.

"Dih si ribet ya, kan bisa taro meja dulu, El."

Elisha hanya menatap Rafto tajam.

"Eh... iya ampun ah galak bener lu ibu kos."

"Nih", ujar Elisha sambil menyodorkan kertas yang laki-laki di depannya minta. Ia melewati Rafto lalu menaruh tasnya pada bangkunya, kemudian kembali lagi ke hadapan Rafto.

"Ngapain balik lagi?", tanya Rafto sambil tersenyum jahil.

Elisha memasang tampang kesal lalu hendak kembali ke tempat duduknya lagi.

"Eh eh eh ngambek", ia menahan pergelangan tangan Elisha.

"Eh, Kak Iqbaal."

Elisha dan Rafto langsung menoleh.

"Ngapain, Baal?", tanya Rafto.

Iqbaal memandang tangan Rafto dan Elisha yang saling bertautan, membuat Rafto reflek melepasnya.

"Lo ngapain?"

"Ngambil form."

"Form Elisha doang?", tanyanya sarkas.

"Ya iya."

"Kenapa gak sekalian semuanya? Kenapa satu orang doang?"

"Gak ada perintah buat gue ngumpulin semuanya kan?"

"Gak ada perintah buat lo ngumpulin punya satu orang doang kan?"

"Masalah lo apa?", tanya Rafto santai sambil tersenyum menantang.

"Eee--sorry nih, kalo berantem di luar aja boleh gak? Pelajaran pertama Pak Aris soalnya...", ujar Elisha, sekedar memperingati.

"Yaelah, pak gendut doang, gue tempelin jarum juga kempes."

Mata Elisha dan Rafto membelalak.

"Eee, Baal...", ujar Elisha lalu matanya melotot menatap Pak Aris yang berada tepat di belakang Iqbaal, di depan pintu yang terbuka itu.

KAKEL -idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang