xv: i choose you

1.4K 126 5
                                    

"Kenapa, Fy?", tanya Elisha sambil menoleh ke arah kanan, ke arah Rafto tepatnya.

Rafto yang tadinya menunduk, mengangkat kepalanya, kemudian menoleh ke arah Elisha.

"Gua mau nanya, boleh?", ia tersenyum, entahlah, tapi tidak terlihat seperti senyuman biasanya, kali ini terlihat agak dipaksa.

"Nanya aja, kenapa?"

"Menurut lu gua gimana?"

Elisha tersenyum.
"Lo itu manis, Fy. Gue suka liat senyum lo, tulus. Lo baik, lucu, bisa buat gue ketawa. Liat lo senyum aja bisa bikin gue seneng", jawabnya.

Rafto tersenyum lagi.

"Tapi, bukan senyum lo yang ini. Lo lagi ada masalah?"

"Kayaknya senyum Iqbaal lebih bisa buat lo seneng, ya?", tanyanya, tidak terdengar sinis sama sekali, suara dan nadanya masih lembut seperti biasanya.

"Hah? Lu kenapa sih, Fy?", tanya Elisha bingung.

"Gua jujur boleh ya?"

Lagi-lagi Elisha mengangguk pasti.

"Gua suka sama lu, El."

Elisha membeku, tidak bisa berkata apa-apa.

Rafto malah tertawa pelan. "Tapi kayaknya Iqbaal juga sama ya?"

"Gua gak nembak lo kok, El. Gua cuma pengen lo tau aja. Gitu aja gua udah lega."

"Fy..."

"Hm?"

"Gue gak mau liat senyum lo yang kayak gini."

"Gapapa, pasti lama-lama gak kayak gini lagi, kok", ia kembali menunjukkan senyum yang tidak disukai Elisha itu.

"Tuh kan."
Rafto hanya membalas dengan tawa kecil lalu kembali menatap lurus ke depan.

Tiba-tiba Elisha teringat akan kata-kata mamanya pada malam minggu kemarin.

"Fy, denger gue ya", ujar Elisha, membuat Rafto menoleh.

"Mungkin gue emang gak bisa bales perasaan lu, gue gak bisa jadi cewek yang ngebahagiain lu. Gue pengen lu dapetin cewek yang lebih dari gue, dan lu pasti bisa, Fy. I want you to be happy."

"Iya. Gak usah jadiin gua beban lo, El. I'm okay. I really am."

"Gue bakal selalu sayang sama lo, Fy. No matter what, tanpa harus jadi pacar."

Rafto tersenyum, lalu memeluk Elisha.

"30 seconds", ujar Rafto.

Elisha yang sempat kaget pun membalas pelukan Rafto.

•••
Malam ini, seperti malam minggu kemarin, hati Elisha masih tidak tenang, malah makin parah.

Ting!
Elisha segera membuka notif line tersebut.

Iqbaal

Iqbaal:
haaii

Elisha:
baru balik?

Iqbaal:
ih cie fast respon
kangen ya?

Elisha:
ck😑

Iqbaal:
iyaiya
iya baru balik
td abis ngerjain tugas kelompok jalan dulu
jd baru balik skrg

Elisha:
jgn srg" plg malem

Iqbaal:
iyaaa"
lu kenapa sha?
lg ada masalah?

Elisha:
lg kepikiran sesuatu aja

Iqbaal:
knp? Cerita

Iqbaal is calling you...

"Halo?"

"Iya, Baal"

"Jadi? Kepikiran apa?"

"Rafto"

"Oh"

"Dengerin dulu"

"Hm"

"Jadi tadi Rafto ngajak gue ngobrol pas pulang sekolah, terus yaudah gue iyain. Terus dia..."

"Dia apa?"

"Dia bilang suka ke gue"

"Oh bagus dong."

"Gue gak enak banget sama dia, sumpah"

"Hah? Gak enak? Lu..?"

"Gue bilang gue gak bisa."

"Hah?"

"Ya gue gak bisa. Hati gue udah terlanjur diambil orang lain. Kemaren pas kita abis pergi, yang gue gak bales line lu hampir 1 setengah jam, itu gue lagi ngobrol sama nyokap soal ini."

"Soal ini? Maksudnya? Soal apa?"

"Ya soal hati gue. Kata nyokap, gue harus milih orang yang bisa bikin jantung gue berdetak lebih cepet. Dan ada orang yang bisa buat gue begitu lebih dari Rafto."

"..."

"Hati gue milih dia. Ya mau gimana."

"Makasih."

"Ahaha, emang elo?"

"Makasih udah milih gua."

"Jangan makasih ke gue, makasih ke hati gue. Dia nih yang milih cowok sok cuek bin nyebelin kayak lo."

"Iya makasiihh yaa hatinya calon pacar akuuu"

"Ssh geli ah, Baal. Udah, gue mau tidur. Udah selesai ceritanya"

"Ih cepet amat tidurnya."

"Iya lah. Lo juga tidur sana cepetan."

"Yaudah iya. Night, besok gua jemput. Jangan mimpi indah, mim–"

"Mimpi Iqbaal aja. Udah tau, Baal."

"Pinter banget cih."

"Udah ah, bye"

"Bye"

Call ended.

•••
a/n: ga pendek" amat kann hehe
ga ngefeel ya? atau ngefeel? gmn chapter ini? jawab ya di comment~~

KAKEL -idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang