2. Preparations (part A)

9K 467 5
                                    

Semesta punya cara sendiri untuk mempertemukan, tanpa perencanaan dan tuhan mengaminkan.

-

dwbrs

Setelah membaca tulisan yang tercantum di papan pengumuman itu dengan full capslock ditambah lagi bold, maka mereka segera pergi ke lapangan. Tania menunjuk arah orang-orang yang berlalu-lalang. Lalu mereka berjalan mengikuti arah tersebut.

Lapangan terletak di belakang gedung barisan kedua. Mereka berlari kecil ke arah lapangan itu. Tapi langkah mereka terhenti, tiba-tiba saja suara teriakan tertuju ke arah mereka berdua.

"Hey, kalian berdua!"

Suara itu berasal dari tempat kerumunan siswa-siswi baru yang sudah berada di lapangan. Seketika ratusan pasang mata menatap mereka berdua dengan rasa penasaran. Degub jantung mereka berdua seketika dua kali lebih cepat, dengan teriakan yang cukup membuat mereka berdua takut. Pasalnya saat ini hanya mereka berdua lah yang belum berada di dalam barisan tersebut.

"Mampus deh kita," suara mereka berdua muncul secara bersamaan. Tangan mereka masih saling menggenggam untuk saling menguatkan satu sama lain. "Kalau dihukum kita bareng-bareng kan ya?" pertanyaan konyol Gita meluncur dari mulutnya begitu saja. Tania tidak menanggapi, jelas memang begitu kenyataannya. Jika dihukum pasti bersamaan karena mereka telat bersama.

"Buruan kalian masuk barisan!!" Lanjut seseorang memerintah yang berdiri dari kejauhan menggunakan Toa. Mereka berdua berlari menuju lapangan, agar mereka tidak menjadi objek sorotan mata orang-orang di sana.

Mereka berdua masuk ke dalam barisan paling belakang, pandangan mereka berdua lurus melihat seseorang yang berbicara di tengah lapangan.

"Selamat siang calon siswa baru SMA Cahaya." Seorang cowok yang memegang toa berdiri di hadapan ratusan siswa baru, memperkenalkan dirinya, "saya Dedhy, ketua osis di sekolah ini," cowok itu pun menyebutkan statusnya di sekolah.

"Tujuan kami mengumpulkan kalian di sini agar kalian tidak salah membawa perlengkapan pada saat masa orientasi sekolah yang akan diadakan pada hari kamis, jumat, dan sabtu di sekolah ini." Jelas ketua osis itu panjang lebar.

Dedhy Adipto Mahendra, si ketua osis pun menjelaskan apa saja yang wajib mereka bawa untuk hari H. Sudah merasa puas dengan penjelasannya dan sudah menjawab beberapa pertanyaan dari mereka, lalu ia membagi beberapa kelompok dan perkelompok terdiri dari 15 orang. setiap kelompok dipimpin oleh 2 orang senior untuk melancarkan acara orientasi tahun ini.

"Gak seru banget kita gak satu kelompok," Gita sebal sebab kali ini Tania tidak bersamanya dalam kelompok.

"Gue malah senang, asyiki saja lah," sahut Tania seenaknya sambil tertawa melihat wajah kesal Gita, "Jir, sialan nih bocah!" umpat Gita sambil melempar batu kecil ke arah Tania.

Keputusan ketua osis tidak bisa di ganggu gugat. Mereka menyetujui apa saja persyaratan mos yang harus mereka ikuti selama tiga hari ke depan, dari pada mereka akan dikerjai habis-habisan seperti ondel-ondel selama tiga hari oleh panitia, lebih baik ikut alur saja.

****

Mereka semua sudah berada dalam kelompok masing-masing. Semua siswa baru berbaris rapi membuat dua barisan tiap kelompok dan dipimpin dengan satu orang untuk membariskannya dengan tertib.

Gita berada di kelompok 5 sedangkan Tania di kelompok 7. Nama para siswa baru pun disebutkan satu persatu oleh Dedhy.

"Chaperone kelompok tujuh oleh Bagas Arzan Prawitra dan Chintya Irmaya" perintah ketua osis, lalu mereka berdua melangkahkan kaki ke barisan kelompok tersebut. Chintya berjalan bersebalahan dengan Bagas sambil menggandeng mesra lengan Bagas.

Mata Tania terbelalak ketika ketua osis itu menyebutkan nama seorang cowok yang menjadi chaperone kelompoknya. Matanya membelalak melihat kenyataan itu, ternyata cowok itu adalah orang yang ia tabrak saat melihat hasil pengumuman kelulusan di mading sekolah tadi.

Hati Tania menjadi tidak tenang. Pikirannya kacau, setelah melihat cowok itu dan seketika ia memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya tiga hari selama mos berjalan.

"Hai adik-adik, kelompok kalian akan kita bimbing selama 3 hari yaa."

Cewek cantik, tinggi, sexy bergelayut manja di lengan Bagas menyapa dengan ramah. Siapa pun yang melihat akan merasa risi, termasuk Tania malas melirik seniornya sama sekali.

"Kenali gue Chintya dan ini teman gue Bagas, kita di sini chaperone kalian selama mos berlangsung." Cewek itu memperkenalkan dirinya dan temannya.

Bagas?

Tania menyebutkan nama itu dalam hatinya berulang-ulang. Bagas pula menatap Tania dengan tanpa eksresi.

****

[REVISI]

MEI, 28 2017

April, 20 2018

FOLLOW IG AUTHOR @dwbrs

TANIA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang