Preparations (part B)

8.1K 448 2
                                    

Tania menepuk keningnya, ia tidak habis pikir kenapa cowok itu bisa menjadi chaperone kelompoknya selama mos.

Oh god..

Gita tertawa puas mendengarnya "Tuh kan benar gue bilang apa, sekarang lo beneran mampus. Cari masalah sih lo." Rasanya Tania ingin berkata sehalus mungkin kepada Gita.

"SIALAN LO!"

Sampai di rumah Tania masih saja memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya tiga hari ke depan selama mos berlangsung. Apa mungkin cowok itu akan balas dendam dan menyuruh hal-hal aneh padanya?

Tidak!

Tania menggelengkan kepalanya. Tania benar-benar tidak mau membayangkannya, itu sangat menyeramkan !

Mereka memiliki waktu sehari untuk mencari perlengkapan yang diminta oleh panitia mos sebagai persyaratan. Tania datang ke rumah Gita dan mengajak sahabatnya itu mencari peralatan mos bersama-sama, mencari benda-benda sesuai dengan catatan selembar kertas yang di berikan kepada mereka setelah mendapatkan kelompok.

Perlengkapan mereka sudah tersedia semua. Gita merentangkan kedua tangannya ke sembarang arah dan memutar-mutar kepalanya untuk melonggarkan otot-ototnya. Gita memandang wajah Tania sambil menyelidiki. Dilihatnya sahabatnya itu seperti orang bingung.

"Lo kenapa, Tan? Bukannya semua sudah ada ya? Apalagi sih yang elo pikiri?"

Tania menggelengkan kepalanya, seakan-akan tidak ada apa-apa. "Jangan bilang lo masih mikiri hal kemarin?" Tebak Gita asal. Tania menatap sahabatnya sendu, ia menganggukkan kepalanya setuju.

"Jangan dipikiri kali, selow aja jangan melow," tangan Gita menoyor manja kepala sahabatnya. Tania semakin kesal sejadinya dengan perlakuan Gita, "sialan lo, malas gue lama-lama di sini, lo bikin gue tambah kesel, sumpah!" ucap Tania lalu pamit pulang.

Tania melihat jam dinding yang bergantung di dinding rumah Gita. Sekarang, sudah jam 4 sore. Walaupun rumah mereka tidak terlalu jauh, namun berbeda arah jika dari sekolah, Tania ke arah selatan sedangkan Gita ke arah timur.

Di perjalanan pulang motor matic Tania terhenti di pinggir jalan, motornya kehabisan bensin. Jarak rumahnya sudah tidak terlalu jauh. Tapi mampu membuat suasana hati Tania menjadi panik, dia tidak melihat satu orang pun melintas di jalan itu.

Jalan itu tidak seperti biasanya, terlihat sangat sepi dan kalau pun ingin ke pom bensin jaraknya masih jauh. Tubuhnya yang mungil itu tidak punya daya untuk mendorong motornya sendiri walau hanya untuk mencari bensin saja.

"Oke, semesta punya rancana lain ternyata!" batinnya merutuki dirinya sendiri.

Sebuah motor ninja berwarna merah melintas, Tania tidak mengenal siapa yang mengendarai motor itu, namun ia memberanikan diri untuk melambaikan tangannya dari kejauhan agar pemilik motor berhenti dan membantunya.

"Mas bisa tolongi saya? Saya kehabisan bensin disini," kata Tania minta bantuan kepada si pengendara motor. Cowok itu masih duduk di atas motor, membuka helm full face miliknya. Tania sangat kaget melihat cowok itu.

"Kak Bagas?" Pekik Tania ketika ia melihat cowok yang sedang berdiri di hadapannya itu, "Kak tolong gue harus pulang sekarang, udah sore banget," suara Tania momohon, berusaha meminta bantuan kepada Bagas.

Tapi saat ini pikirannya jauh dari kata sombong untuk Bagas, terbukti ia mau berhenti menghampirinya dan pastinya ia akan membantu.

Bagas berdehem sejenak "Lo tunggu disini," kemudian ia pergi meninggalkan Tania sendirian. Hanya butuh waktu 5 menit Bagas sudah ada di depan Tania membawa sebotol bensin dan memberikannya kepada Tania.

Tania mengambil botol itu dari tangan Bagas "Thanks kak," katanya. Bagas membalas dengan senyuman tipis yang tidak kentara. Tania tidak menyangka melihat Bagas dengan wajah yang begitu datar mau membantunya di saat seperti ini.

Tania mengeluarkan uang sepuluh ribuan, untuk mengganti uang Bagas. Namun Bagas langsung pergi meninggalkannya. Bagas tidak mengambil uang itu, kedua kalinya ia menghiraukan ucapan terimakasih Tania.

"DASAR COWOK SOMBONG !!" Umpatnya setelah cowok itu pergi.

[REVISI]

MEI, 28 2017

April, 20 2018

FOLLOW IG AUTHOR @dwbrs

TANIA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang