22. Demi Upin & Ipin.

39.8K 3.5K 419
                                    

Di pagi harinya aku dan Nina masuk ke dalam lift kantor JPCirrillo dengan berhimpit-himpitan.

Gila!

Ternyata banyak juga pegawai lain yang telat karena terkena kemacetan jalan.

Hari ini, semua pegawai kantor datang lebih pagi untuk menyambut kedatangan Direktur Pelaksana sekaligus Senior Country Officer (SCO) yang baru di JPCirrillo.

Pintu lift terbuka di lantai 10, kami pun segera keluar dan berjalan ke sebuah ruangan yang bisa dikatakan seperti aula. Ini adalah tempat yang biasa digunakan untuk pertemuan besar atau acara di kantor.

Seperti pagi ini, kami berkumpul di sini untuk melihat dan menyapa Direktur baru dari JPCirrillo.

Aku dan Nina memilih bangku kosong yang ada dibagian tengah. Soalnya bangku depan sudah diduduki oleh karyawan yang berparas cantik. Siapa lagi kalau bukan Citra Anindya, alias si boneka barbie beserta dengan para dayang-dayang nya yang juga tidak kalah cantiknya.

Mereka duduk cantik dengan wajah yang sudah di make-up tebal. Sepertinya mereka tadi pergi ke salon dulu, sebelum ke kantor. Dandanan mereka cantik banget, beda dari biasanya.

Gila!

Segitu antusiasnya mereka menyambut si Direktur! Iih, pasti mereka mau cari muka deh. Soalnya kata Dimas, cucu dari pemilik JPCirrillo itu masih lajang alias belum menikah! Aku bisa pastikan, kalau si Citra beserta dayang-dayangnya itu sedang mengincar si Direktur baru.

Tapi menurut aku, nggak apa-apa deh. Aku lega. Yang penting Dimas tidak diincar sama Citra lagi.

Ngomong-ngomong soal Dimas, dia duduk di mana ya? Kok nggak kelihatan sih. Mustahil Dimas duduk di belakang! Jadi mataku terus mencarinya disekitar bangku depan saja.

Oh, ternyata dia duduk dibangku barisan depan yang ada di atas panggung aula. Duduk bersama para atasan yang jabatan nya sudah tinggi dan juga para dewan direksi.

Aku tersenyum saat mata kami saling memandang. Dia pun ikut tersenyum tapi senyum sepatah. Untung aku tahu kalau dia itu si Manajer kaku. Kalau tidak, mungkin aku akan merajuk saat ini karena sakit hati.

Ah... nasib punya calon suami yang kaku. Semoga saja waktu malam pertama nanti dia nggak kaku juga. Kan aku yang bingung sendiri kalau dia nggak agresif. Masa iya, aku yang bukain bajuku sendiri? Kan aneh!

Tapi, yang jadi pertanyaanku adalah, apa aku dan Dimas bisa buat adek bayi? Secara kami berdua nihil pengalaman berpacaran! Kan nggak lucu,  kalau pas malam pertama nanti si Dimas salah masuk lubang! Atau mungkin nanti aku yang kesakitan, karena dia tidak tahu foreplay yang baik saat untuk dimasuki.

Akhh....

Aku kok mikir sejauh itu sih!

Dimas pasti tahu lah gimana cara buat adek bayi. Dia kan cowok dewasa. Masa iya dia gak pernah nonton film semi atau porno gitu?

Setahu aku semua cowok itu wajib mimpi basah. Dan mereka juga setiap bulan wajib mengeluarkan cairan mereka, sama kayak kaum wanita.

Hanya saja, cewek itu mengeluarkan darah menstruasi dengan sendirinya. Sedangkan cowok mengeluarkan cairan sperma nya harus dirangsang dulu baru bisa keluar. Jadi mereka mengeluarkan nya dengan cara onani/masturbasi sambil mengkhayalkan cewek yang menjadi imajinasinya atau menonton video dewasa.

Seketika lamunanku buyar saat bahuku ditepuk oleh Nina.

"Apaan sih Nin?!" Protesku padanya.

"Ya ampun Mel... tuh lihat cowok yang jalan di sebelah ibu Rosa Cirrillo. Cakep banget! Buset deh!"

Menunggu JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang